Jumat, 06 Juni 2025

PERILAKU EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN

 

1. Inti Masalah Ekonomi

Inti masalah ekonomi pada hakekatnya terletak pada keterbatasan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sarana yang berupa barang dan jasa yang sering disebut dengan alat pemuas kebutuhan adanya sangat terbatas sedang kebutuhan manusia sangat tidak terbatas. Keberadaan sumber daya alam bisa berupa biotik dan abiotik, khususnya kekayaan alam abiotik jika terus menerus diambil maka akhirnya bisa habis, sehingga tidak tertutup kemungkinan suatu saat dunia akan mengalami krisis karena kelangkaan, bahkan kehabisan hasil tambang seperti minyak, batu bara, dan timah karena kuantitas pengambilannya jauh lebih besar dari pada kuantitas produksinya.

Secara ekonomi, hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kekayaan alam adalah:

1. Kekayaan alam yang tersebar di atas dunia ini jumlahnya sangat terbatas

2.  Kekayaan alam keberadaannya tidak merata, masing-masing wilayah memiliki potensi alam berbeda

3. Suatu saat bisa saja terjadi bencana alam yang dapat merusak perekonomian

Berhubungan dengan hal tersebut di atas sudah seharusnya manusia beserta kebijakannya untuk mengantisipasi sehingga dapat mengupayakan terjadinya efisiensi ekonomi dan memimalisir dampak negatifnya.

Bagi manusia kebutuhan adalah tidak terbatas. Hal yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas adalah:

1. Manusia yang pada umumnya memilki sifat kurang

2.  Tuntutan kemajuan zaman yang berakibat kebutuhan manusia menjadi sangat dinamis

3.  Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada pola hidup manusia

4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Untuk menanggulangi dan mengantisipasi inti masalah ekonomi tersebut di atas, sangat perlu diupayakan adanya kebijakan dalam rangka memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam sehingga dapat benar benar bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia dengan tetap menggunakan pertimbangan prinsip ekonomi atau efisiensi, yaitu suatu prinsip memberdayakan sumber daya yang ada agar berdaya guna tinggi. Sungguh sangat tidak bijak dan tidak berprinsip ekonomi, bila suatu umat manusia menguras kekayaan alamnya tanpa memperhatikan kelestarian dan dampak negatipnya secara assosial maupun ekonomi.

2. Belajar Ilmu Ekonomi

Pengertian ilmu ekonomi dapat dirumuskan dengan berbagai kalimat. Batasan ilmu ekonomi:

1.  Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari daya upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.

2.  Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari persoalan memilih kemungkinan penggunaan sumber daya yang terbatas agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas.

3. Ilmu Ekonomi merupakan studi tentang bagaimana seseorang atau masyarakat memilih cara pemanfaatan langkanya sumber daya yang disediakan oleh alam dan oleh warisan generasi sebelumnya.

Dari berbagai batasan tentang Ilmu Ekonomi di atas walaupun bunyi kalimatnya berbeda, tetapi inti pengertiannya sama. Ilmu ekonomi dapat terdiri dari:

1. Ekonomi Diskriptif adalah ilmu yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu daerah/Negara, misalnya kajian ekonomi tentang kehidupan nelayan di pantai, ekonomi Jepang pasca Perang Dunia II, tulisan tentang ekonomi Indonesia pasca PELITA.

2. Ekonomi Terapan yakni ilmu yang membahas penerapan teori ekonomi suatu rumah tangga ekonomi, misalnya ekonomi perusahaan, ekonomi moneter, manajemen, ekonomi internasional, ekonomi pembangunan, akuntansi, ekonomi koperasi, dan ekonomi pertanian.

3. Ekonomi Teori yakni ilmu yang membahas gejala yang timbul sebagai akibat perbuatan manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi Teori terdiri dari:

-     Makro Ekonomi

Mempelajari persoalan ekonomi secara keseluruhan, misalnya pembentukan produksi nasional, distribusi Pendapatan nasional, terjadinya pengangguran dan inflasi serta dampaknya.

-     Mikro Ekonomi

Mempelajari bagian dari teori ekonomi secara lebih mendalam, dimulai dari kehidupan rumah tangga perseorangan, rumah tangga produksi, pemilik modal dan faktor produksi, serta pembentukan harga pasar.

 

b. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN FAKTOR KELANGKAAN

Pernahkah Anda mengamati kenaikan harga kebutuhan bahan pokok menjelang hari raya lebaran? Atau kenaikan harga gas elpiji 3 kg saat terjadi kelangkaan? Mengapa harga-harga barang tersebut cenderung mengalami kenaikan? Dalam ilmu ekonomi, kenaikan harga dan kelangkaan barang seperti di atas disebabkan oleh permintaan dan penawaran yang tidak seimbang.

Dalam teorinya permintaan dan penawaran adalah suatu hal yang menggambarkan hubungan antara calon pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa yang diperjualbelikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tingginya permintaan atas suatu barang akan menimbulkan kelangkaan sehingga membuat harga barang tersebut menjadi lebih mahal.

Langkah yang diambil penjual untuk mengantisipasi kelangkaan barang adalah dengan menaikkan harga. Hal ini bertujuan untuk menekan ketertarikan atau minat konsumen. Dalam hal ini, pengusaha memang diuntungkan karena memperoleh laba yang lebih besar padahal, sebenarnya mereka juga mengalami kerugian karena tidak mampu menyediakan stok dalam jumlah besar.

Harga suatu komoditas ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan di pasar. Harga yang dihasilkan disebut sebagai harga keseimbangan yang mewakili kesepakatan antara produsen dan konsumen barang.

Dalam perekonomian negara, permintaan dan penawaran digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas (jumlah) barang yang terjual di pasar. Baik permintaan maupun penawaran sama-sama memiliki peran yang sangat penting dalam dunia ekonomi, karena dapat digunakan untuk melakukan analisis ekonomi mikro, dan juga sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ilmu ekonomi lainnya.

1. Permintaan (Demand)

Konsumsi artinya kegiatan untuk mengurangi nilai dan guna barang. Pelaku dari kegiatan konsumsi disebut konsumen. Tinggi rendahnya konsumsi tergantung pada:

1. Tingkat peradaban

2. Besarnya pendapatan

3. Selera konsumen

4. Tinggi rendahnya kerja

5. Lingkungan hidup konsumen

Permintaan adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen pada tingkat harga dan waktu tertentu. Intinya, semakin tingginya jumlah permintaan akan membuat harga produk menjadi semakin mahal. Sebaliknya, semakin rendahnya jumlah permintaan akan membuat harga produk semakin rendah. Inilah yang dinamakan dengan hukum permintaan.

a. Jenis Permintaan

Jenis-jenis permintaan dapat dibagi berdasarkan dua faktor, yaitu berdasarkan daya beli konsumen dan jumlah permintaan. Berikut ini adalah detail pembagiannya:

·     Berdasarkan Daya Beli Konsumen

Jenis-jenis permintaan berdasarkan daya beli konsumen dibedakan menjadi tiga yaitu:

1.  Permintaan Efektif, yaitu sejumlah permintaan yang disertai dengan adanya daya beli dan sudah dilaksanakan

2. Permintaan Potensial, yaitu sejumlah permintaan yang disertai dengan adanya daya beli, tetapi belum dilaksanakan

3.  Permintaan Absolut, yaitu sejumlah permintaan yang tidak disertai dengan adanya daya beli, dan lebih cenderung berupa angan-angan belaka (khayalan)

·     Berdasarkan Jumlah Permintaan

Adapun jenis-jenis permintaan berdasarkan jumlah permintaan dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.  Permintaan Individu, merupakan sejumlah permintaan dari individu (perorangan) terhadap barang atau jasa tertentu

2. Permintaan Pasar, merupakan hasil penjumlahan dari permintaan-permintaan individu terhadap barang atau jasa tertentu

b. Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah yang diminta. Dengan kata lain, jumlah permintaan terhadap suatu barang berbanding terbalik dengan harga. Jika harga tinggi permintaan sedikit dan jika harga rendah permintaan meningkat. Hukum permintaan menyatakan makin turun tingkat harga, makin banyak jumlah barang yang diminta, dan sebaliknya makin naik tingkat harga makin sedikit jumlah barang yang diminta.

Namun, perlu diwaspadai bahwa hukum permintaan adalah hukum

ekonomi. Hukum ekonomi hanya berlaku dengan syarat jika keadaan di sekitarnya tidak berubah (ceteris paribus). Oleh karena itu, hukum ekonomi juga disebut tendens ekonomi, yaitu suatu kemungkinan yang berlaku, tetapi tidak dijamin kebenarannya karena:

1. Kesenangan manusia terhadap barang tidak tetap

2. Kebudayaan manusia makin meningkat

3. Pendapatan masyarakat berubah-ubah

4. Jumlah penduduk cenderung bertambah

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan, yaitu:

1. Harga barang itu sendiri

Jika harga suatu barang semakin rendah maka permintaan terhadap barang tersebut akan semakin bertambah, begitu juga sebaliknya

2.  Ketersediaan dan perubahan harga barang sejenis sebagai pengganti dan pelengkap

Apabila harga barang pengganti dan barang pelengkapnya turun, maka permintaan atas barang tersebut akan semakin berkurang. Akan tetapi apabila harga barang pengganti dan barang pelengkapnya naik, maka permintaan atas barang tersebut akan meningkat.

3. Tingkat pendapatan atau daya beli konsumen

Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli konsumen tersebut.

Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka akan semakin tinggi jumlah permintaan terhadap suatu barang.

4. Kebiasaan atau selera konsumen

Konsumen cenderung membeli barang-barang yang menjadi seleranya.

Kebiasaan atau selera konsumen juga berpengaruh terhadap permintaan atas suatu barang. Semakin tingginya selera konsumen terhadap suatu barang, maka permintaan terhadap barang tersebut pun akan meningkat pula.

5. Jumlah penduduk

Semakin besar jumlah penduduk yang ada dalam suatu daerah atau negara, maka semakin tinggi pula jumlah permintaan atas suatu barang untuk harga tertentu.

6. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada masa mendatang

Jika konsumen memprediksikan bahwa harga suatu barang tertentu akan naik, sebaiknya membeli barang tersebut sekarang. Sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat uang belanja di masa mendatang.

 

2. Penawaran (Supply)

Produksi artinya kegiatan menambah nilai dan guna barang. Pelaku kegiatan produksi disebut produsen. Tinggi rendahnya produksi tergantung pada:

1. Besarnya konsumen atau jumlah penduduk

2. Biaya produksi

3. Selera konsumen

4. Kemampuan teknologi

5. Jumlah bahan baku

Penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan kepada konsumen pada suatu tingkat harga dan waktu tertentu. Berbeda dengan hukum permintaan, di dalam hukum penawaran semakin tinggi harga, maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin banyak, sementara semakin rendahnya harga barang, maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit.

a.  Jenis Penawaran

1. Penawaran Perorangan

Penawaran perorangan adalah jenis penawaran barang atau jasa yang dilakukan oleh seorang produsen atau penjual pada tingkat harga tertentu.

2. Penawaran Pasar

Penawaran Pasar adalah jumlah keseluruhan dari penawaran barang atau jasa yang dilakukan oleh seorang produsen atau penjual pada tingkat harga tertentu.

b. Hukum Penawaran

Hukum penawaran menunjukkan sifat keterkaitan antara jumlah penawaran berbanding sejajar dengan tingkat harga. Mengapa hal itu bisa terjadi? Bisa jadi karena kenaikan harga menyebabkan para produsen dan penjual mendapat keuntungan lebih dibandingkan sebelum kenaikan harga. Keuntungan mendorong produsen atau penjual memproduksi atau menjual barang lebih banyak.

Hukum penawaran hanya berlaku apabila keadaan lain yang mempengaruhi keadaan lain tidak berubah (ceteris paribus), di antaranya sebagai berikut.

1. Penjual membutuhkan uang tunai dalam waktu dekat

2.  Jika penjual memerlukan uang tunai, jumlah penawaran tidak akan berkurang walaupun harga turun

3.  Penjual tidak pesimis artinya penjual tidak berpikiran bahwa harga barang akan selalu turun. Jika penjual pesimis, walaupun harga turun, penawaran akan tetap banyak karena penjual khawatir harga akan terus turun

4.  Perkembangan teknologi produksi sangat membantu proses produksi karena dapat meningkatkan produksi berlipat ganda. Barang yang banyak tentu menuntut agar semua barang terjual habis. Penjual tidak punya tempat yang cukup untuk menyiapkan barang

5. Jika penjual tidak memilikinya, ia harus tetap menjual barang-barangnya walaupun harga sedang turun

Hukum penawaran menjelaskan tentang adanya korelasi positif antara perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut: “Makin rendah tingkat harga makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan dan sebaliknya makin tinggi tingkat harga makin banyak jumlah barang yang ditawarkan.” Hukum penawaran tersebut juga berlaku dengan asumsi bahwa beberapa faktor dianggap tidak mengalami perubahan. Faktor- faktor tersebut ialah:

1. Tingkat teknologi

2. Harga dari barang-barang lain

3. Biaya dari faktor produksi

4. Tujuan dari perusahaan

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Sama halnya pada permintaan, pada penawaran pun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya adalah:

1. Harga barang itu sendiri

Semakin tingginya harga dari suatu barang atau jasa, maka penawaran produsen atau perusahaan akan menawarkan lebih banyak barang, begitupun sebaliknya.

2.  Ketersediaan dan perubahan harga barang sejenis sebagai pengganti dan pelengkap

Ketika harga barang “A” jauh lebih tinggi dibanding dengan harga barang “B”, maka penawaran produsen akan jatuh pada barang “A” karena lebih menguntungkan.

3. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

Produsen membutuhkan biaya produksi dan penggunaan mesin-mesin berteknologi tinggi untuk menghasilkan barang atau jasa dengan cepat dan berkualitas. Semakin tingginya biaya produksi yang dikeluarkan, maka harga barang akan cenderung naik. Jika produsen mengurangi jumlah produksinya, maka jumlah penawarannya pun akan berkurang, begitu pula sebaliknya.

Dengan penggunaan mesin berteknologi tinggi juga akan membuat biaya produksi menjadi semakin murah. Sehingga mengakibatkan peningkatan hasil produksi dan biaya produksi yang semakin murah. Hal ini akan menyebabkan jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak pada tingkat harga tertentu.

4. Jumlah produsen

Semakin banyak produsen, maka semakin banyak pula jumlah barang yang ditawarkan. Sebaliknya, semakin sedikitnya jumlah produsen, maka semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan.

5. Kebijakan pemerintah (pajak dan subsidi)

Semakin besar jumlah pajak yang dibebankan, maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya.

Subsidi yang diberikan pemerintah diyakini mampu mengurangi biaya produksi, sehingga menjadi pengurang harga barang yang ditawarkan dan dapat menambah laba. Maka dari itu, semakin besar subsidi dari pemerintah, jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah.

6. Faktor alam

Alam akan memberikan pengaruh yang signifikan, yaitu dapat mempengaruhi penawaran khususnya untuk produk pertanian dan perikanan. Sebagai contoh para petani padi, ketika iklim tidak menentu dan dapat menyebabkan gagal panen. Ketika terjadi kondisi seperti ini, jumlah beras yang ditawarkan akan berkurang.

7. Prediksi produsen tentang perkiraan harga pada masa mendatang

Apabila penjual atau produsen sudah memprediksikan kenaikan harga atas suatu barang tertentu bulan depan, maka saat ini penjual atau produsen tersebut akan mengurangi stok penjualannya dan menunggu hingga bulan depan untuk mengeksploitasi keuntungan yang lebih besar.

 

c. 12 FAKTOR PENYEBAB KELANGKAAN DALAM EKONOMI

Kelangkaan adalah sebuah permasalahan yang kompleks di mana akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan kita. Kelangkaan adalah kondisi di mana manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya karena sumber daya alam atau hasil bumi telah habis dan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi apa yang kita butuhkan. Dalam dunia ekonomi bisa dikatakan bahwa kelangkaan merupakan kondisi dimana kebutuhan manusia lebih banyak dari pada produk yang tersedia. Pada dasarnya kelangkaan itu mengandung dua makna penting, diantaranya:

1.  Alat pemenuhan kebutuhan hidup tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan yang ada

2.  Diperlukan pengorbanan lebih untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan hidup manusia

Masalah kelangkaan selalu dihadapkan dengan bagaimana cara- cara atau kiat-kiat seseorang untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan seadanya. Suatu kelangkaan yang akan terjadi memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

1. Jumlah alat pemuas kebutuhan berupa suatu produk baik barang ataupun jasa terbatas atau kurang mencukupi kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya sehingga sulit untuk ditemukan dan diperoleh

2.  Harga kebutuhan hidup meningkat drastis dari harga biasanya harga normal di pasaran dikarenakan beberapa faktor di antaranya jumlah produk yang terbatas, permintaan akan produk tersebut tinggi, dan biaya produksi mahal

3.  Pengorbanan harus dilakukan oleh seorang konsumen dalam upaya mendapatkan kebutuhannya tersebut baik dalam bentuk barang maupun jasa. Mengorbankan pemikiran dalam menentukan kebutuhan mana yang harus didahulukan bahkan harus mengorbankan kebutuhan yang lebih utama untuk mendapatkannya. Tidak hanya itu konsumen harus mengorbankan tenaganya untuk bekerja mencari uang dengan tujuan untuk dibelikan produk yang mereka butuhkan.

Dalam hal ini ilmu ekonomi memiliki peran besar karena yang menjadi permasalahan utama dalam duni perekonomian adalah bagaimana cara menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang hanya memiliki jumlah terbatas. Kelangkaan terjadi bukan tanpa sebab, kelangkaan terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya:

1.    Letak geografis yang berbeda

Sumber daya alam yang ada tersebar di beberapa daerah, antara daerah yang satu dan yang lainnya tidak akan pernah sama. Ada daerah yang subur dan ada juga daerah yang gersang. Penyebaran sumber daya alam sangat tidak merata hal inilah yang menyebabkan kelangkaan. Salah satu contohnya masyarakat yang menempati daerah dataran tinggi yang berkapur atau bebatuan sulit menemukan sumber air ketika kemarau jadi mau tidak mau mereka harus berkorban untuk membeli air tersebut. Berbeda dengan masyarakat yang berada di dataran rendah dimana air yang mereka pakai sulit habis meskipun di musim kemarau karena mereka memiliki sumber air berupa sumur.

2.    Pertumbuhan penduduk yang cepat

Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat membuat kepadatan penduduk di suatu daerah. Tentunya hal ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup. Pertambahan penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada umumnya bertambahnya penduduk tidak disertai dengan bertambahnya produk atau alat pemuas kebutuhan. Jadi ketika jumlah penduduk semakin banyak akan berdampak pada kelangkaan. Contohnya di negara kita sendiri, pertumbuhan penduduk sangat cepat sehingga banyak terjadi kelangkaan terhadap sumber-sumber daya alam yang ada. Sehingga negara ini harus melakukan impor dan juga menerapkan program KB untuk menekan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

3.    Kemampuan produksi

Produksi juga menjadi salah satu hal yang menyebabkan suatu kelangkaan. Ketepatan waktu produksi sangat menentukan terjadi atau tidaknya suatu kelangkaan. Semakin cepat proses produksi maka alat pemuas kebutuhan juga akan tersedia, sebaliknya jika proses produksi melambat, maka kelangkaan akan terjadi karena alat pemuas kebutuhan tidak tersedia atau kurang mencukupi.

4.    Kemajuan IPTEK

Mengapa sebuah kemajuan bisa menimbulkan dampak negatif bahkan kelangkaanpun bisa terjadi. Karena kemjuan teknologi tidak merata atau tidak secara menyeluruh. Semua insan atau masyarakat cenderung meniru gaya hidup orang-orang atau bangsa maju yang teknologinya luar biasa. Sedangkan pihak yang meniru ini tidak memiliki cukup kemampuan untuk menirunya sehingga penerapan teknologi maju tidak bisa menyokong produksi yang berjalan sehingga kebutuhan manusianya akan menumpuk dan proses produksinya kurang efektif, inilah yang menyebabkan sebuah kelangkaan.

5.    Terjadinya bencana alam

Bencana alam pada dasarnya ada dua yang memang benar- benar terjadi secara alamiah ataupun yang disebabkan oleh tangan-tangan jail manusia. Sering terjadi bencana yang diakibatkan oleh tangan jail manusia seperti membuang sampah di sungai mengakibatkan banjir, penumpukan sampah yang bisa menyebabkan longsor dan lain sebagainya, hal ini tentunya akan mempengaruhi keseimbangan yang dimiliki oleh alam. Bencana alam yang terjadi akan merusak segala sumber daya alam yang ada, mengakibatkan kerugian baik dari sisi moral atau fisik, bangunan dan mesin produksi rusak karenanya dan masih banyak lainnya. Tentunya jika hal ini sampai terjadi maka kelangkaan akan terjadi. Untuk mengembalikan atau membangu ulang membutuhkan waktu yang cukup lama dan pastinya akan menghadapi kesulitan- kesulitan tertentu.

6.    Perang dan penyakit

Perang dan wabah penyakit memiliki persamaan dari beberapa aspek, di mana kedua hal ini bisa menyebabkan terjadinya sebuah kelangkaan. Adanya perang akan menghancurkan semua yang ada di suatu negara perampasan sumber daya alam, penumpasan sumber daya manusia. Begitu juga dengan wabah penyakit yang menyebabkan sumber daya manusia akan mengalami gangguan untuk produktif dalam kerjanya. Hal ini menyebabkan proses produksi akan lambat dalam menciptakan sebuah alat pemuas kebutuhan dan akhirnya akan terjadi sebuah kelangkaan.

7.    Kebijakan pemerintah

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah merupakan rancangan serta sebuah solusi dari segala rintangan yang menghadang. Namun jika pemerintah salah mengambil langkah maka akan terjadi suatu masalah yang besar, bisa juga menimbulkan sebuah kelangkaan. Contohnya kebijakan pemerintah dalam pengolahan sumber daya alam, jika hal ini salah perhitungan maka bahan dasar produksi akan hilang dan tidak bisa melakukan produksi. Tentunya hal ini akan menyebabkan sebuah kelangkaan di dalam masyarakat, alat pemuas kebutuhan akan berkurang dan tidak bisa mencukupi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

8.    Sumber daya alam yang terbatas

Sumber daya alam yang ada di bumi ini ada dua macam yaitu sumber daya alam yang bisa diperbarui seperti air, tanah dan lain sebagainya serta sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara, emas dan lain sebagainya. Jumlah sumber daya alam memanag snagat banyak namun lama kelamaan sumber daya alam itu akan hilang. Untuk itulah sumber daya alam yang terbatas ini juga kan menimbulkan suatu krisis atau kelangkaan.

Sumber daya alam utama yang dibahas di sini adalah air dan hutan. Fungsi air sangatlah banyak mulai dari untuk mencuci piring dan baju, untuk mandi, untuk pengairan dan lainnya. Namun sekrang air sudah mulai sulit ditemukan yang biasanya air tinggal mengambil di alam atau membuat sumur, sekarang untuk mendapatkan air saja harus membayar lewat PDAM, hal ini menunjukkan bahwa kelangkaan air mulai terjadi. Tidak hanya air, hutan juga menjadi salah satu bagian penting dalam hidup manusia.

Hutan menjadi paru-paru dunia yang mampu menyediakan oksigen bagi semua makhluk hidup, sebagai resapan, dan lain sebagainya. Namun fungsi hutan sekarang mulai menurun karena banyak manusia yang melakukan penebangan secara liar dan hal ini akan menjadi faktor penyebab kelangkaan.

9.    Sumber daya manusia (tenaga ahli) yang kurang

Sumber daya manusia yang berkualitas atau yang sering disebut dengan tenaga ahli menjadi penentu kelangsungan hidup perekonomian suatu negara. Dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak akan terhindar dari namanya kelangkaan. Namun saat ini jumlah tenaga ahli terbatas, di beberapa negara tenaga ahli kekurangan sehingga terjadi sebuah kelangkaan. Karena dengan adanya tenaga ahli akan ada yang namanya rumusan atau cara-cara mengalokasikan sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidup, bagaimana cara meningkatkan produktifitas untuk menciptakan lebih banyak alat pemuasan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kurangnya tenaga ahli, pertama bisa disebabkan oleh rendahnya pendidikan. Tanpa ilmu pengetahuan maka tidak ada pemikiran bagus untuk mengolah sumber daya alam yang ada. Tidak hanya itu mungkin motivasi juga bisa menjadi sebuah kendala sulitnya ditemukan tenaga ahli, mungkin dari sisi penghargaan kurang diberikan sehingga para ahli merasa kurang mendapat pengakuan sehingga mereka menjadi malas untuk berkontribusi dalam menciptakan sebuah alat pemuas kebutuhan atau mencari sebuah solusi dalam menghadapi sebuah kesulitan.

10. Sifat serakah manusia

Pada dasarnya manusia memiliki sifat asli yaitu tidak pernah merasa puas atau cukup. Banyak manusia yang sekarang membeli apapun yang mereka inginkan tanpa memanajemennya, mereka tidak mau membuat skala prioritas mana yang lebih penting sehingga sifat boros menggerogoti dirinya. Dengan terus menerus menuruti keinginannya untuk membeli sesuatu lama-kelamaan sumber daya alam, bahan baku akan berkurang dan habis. Inilah yang menyebabkan terjadinya sebuah kelangkaan.

11. Terbatasnya dana

Dana atau modal merupakan hal penting yang sering menjadi kendala dalam setiap kegiatan perekonomian. Ternyata dengan terbatasnya dana yang dimiliki maka kelangkaan bisa terjadi. Tanpa adanyanya dana pembangunan ekonomi tidak akan berjalan, proses produksipun juga akan terhambat dengan kurangnya persediaan dana. Berbeda jika ada dana yang mencukupi maka kelangkaan tidak akan terjadi karena akan banyak inovasi-inovasi yang tumbuh.

Selain itu juga akan terbentuk suatu sikap baik dari semua pihak melalui produksi dan lain sebagainya. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang dana menjadi aspek penting yang harus ada dalam kegiatan ekonomi terutama dalam upaya mengurangi kelangkaan.

12. Ketidakseimbangan struktur ekonomi

Semua sektor yang ada dalam suatu negara harus sama dan rata. Jika tidak maka akan terjadi sebuah kegalauan dan bisa mencapai sebuah kelangkaan. Di mana banyak negara yang memilih memfokuskan pada beberapa sektor saja, sehingga sektor lain tidak mendapatkan sebuah perhatian. Jadi akan terjadi sebuah kelangkaan pada beberapa kebutuhan.

Bagaimanapun kita harus selalu menyeimbangkan dan memberikan sebuah keadilan yang komprehensif agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kelangkaan merupakan salah satu maslaah serius yang harus diperhatikan. Karena jika tidak segera diselesaikan maka kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat akan hilang. Kelangkaan bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab kelangkaan yang telah disebutkan di atas dan kelangkaan bisa diatasi apabila menghindari dan mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan kelangkaan tersebut.

 

d. PROSES TERBENTUKNYA HARGA PASAR

Harga adalah suatu nilai yang harus dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang memiliki nilai guna beserta pelayanannya. Harga bersifat fleksibel, di mana bisa disesuaikan. sebelum penenetapan harga perushaan harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila tujuannya sudah jelas maka penetapan harga dapat dilakukan dengan mudah.

Harga pasar merupakan tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan. Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.

Jika antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka terjadilah suuatu kegiatan jual beli. Pada saat terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan pembeli akan melakukan sebuah tawar-menawar untuk mencapai suatu kesepakatan harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, supaya dengan uang yang dipunyai nya bisa mendapatkan barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi, dengan harapan ia bisa mendapatkan keuntungan yang banyak.

Perbedaan itulah yang bisa menimbulkan tawar-menawar harga. Harga yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak disebut dengan harga pasar. Pada harga tersebut jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang dipinta. Dengan demikian harga pasar disebut juga dengan harga keseimbangan (ekuilibrium). Terdapat tiga cara yang bisa dipakai untuk menunjukkan keadaan keseimbangan pasar, yakni dengan contoh yang memakai angka, dengan memakai kurva permintaan dan penawaran serta menentukan secara matematis.

a. Proses Terbentuknya Harga Pasar

Faktor terpenting dalam pembentukan sebuah harga yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran akan berada dalam keseimbangan pada harga pasar bila jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Bisa disimpulkan bahwa suatu proses terbentuknya harga pasar bila terdapat hal-hal yang ada di bawah berkut ini:

1. Antara penjual dan pembeli terjadi suatu proses tawar-menawar

2.  Adanya suatu kesepakatan harga ketika jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan Kebijaksanaan harga maksimum mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan. Hal ini bisa menciptakan pasar gelap, yakni suatu kegiatan jual beli yang dilakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang dilaksanakan.

b. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)

Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga ketika jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Produsen selalu mengharapkan keuntungan yang maksimal dengan menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Sebaliknya konsumen selalu mengharapkan kepuasan maksimal dengan harga yang serendah-rendahnya. Produsen dan konsumen akan melakukan tawar-menawar. Proses tawar-menawar tersebut akan menyebabkan harga kesepakatan yang disebut sebagai harga keseimbangan atau harga pasar (market price).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga

Perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga antara lain:

1. Keadaan Perkonomian

Keadaan perekonomian berpengaruh terhadap tingkat harga

2. Kurva Permintaan

Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar pada berbagai tingkatan harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam.

3. Biaya

Biaya merupakan faktor dasar dalam penentukan harga, sebab bila harga yang di tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan mengalami kerugian. Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu untuk mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level produksinya berubah.

Biaya perusahaan ada dua jenis yaitu:

a.  Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan

b.  Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi

4. Persaingan

a.  Pelanggan, permintaan pelanggan didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait dan bahkan seringkali sulit memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat

b.  Peraturan Pemerintah, peraturan pemerintah juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Misalnya pemerintah menetapkan harga maximum dan harga minimum

d. Metode Penetapan Harga

Metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.

1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan

Metode yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan.

2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Pada metode ini harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Metode ini bertujuan menyeimbangkan antara pendapatan dan biaya dalam penetapan harga. Hal ini dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

4. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

 

e. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI

1998, Indonesia berada di dalam zona yang amat kritis. Bagaimana tidak, kala itu, mata uang rupiah menyentuh angka terendah, yakni sekitar Rp. 14.150. Padahal, Juni 1997, nilai tukar rupiah masih sangat bagus, yakni Rp. 2.380. Karena hal tersebut, inflasi pun terjadi besar-besaran dan mempengaruhi seluruh sendi perekonomian. Akibat dari inflasi, seluruh harga semakin meningkat drastis. Misalnya, seekor ayam dijual dengan harga 14,6 juta rupiah sedangkan tisu bisa mencapai 2,6 juta rupiah. Lebih lanjut, krisis yang dialami ini membuat warga menjadi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, ada orang yang rela bekerja dan dibayar dengan makanan dibandingkan uang.

Inflasi adalah kenaikan harga seluruh kebutuhan sehari-hari yang terjadi akibat beberapa hal. Inflasi bisa mendera semua negara tergantung dengan bagaimana cara mereka mengantisipasinya. Pada sekitar tahun 2018 hingga saat ini, Venezuela juga mengalami inflasi. Bahkan, mereka sudah memasuki tahap yang lebih darurat atau disebut sebagai hiperinflasi mencapai 83 ribu persen.

Faktor yang mempengaruhi Inflasi di Venezuela adalah minyak bumi. Mereka mempunyai cadangan yang amat besar sehingga itu menjadi pemasukkan utama dari negara mereka. Namun ketika harga minyak dunia turun drastis, Venezuela pun menjadi kesulitan keuangan. Mau tidak mau, inflasi besar-besaran pun terus terjadi.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi

1. Perputaran Uang

Penyebab inflasi yang pertama adalah jumlah perputaran uang yang ada di sebuah negara akan mempengaruhi harga. Hal tersebut juga selaras dengan teori yang dibuat oleh David Ricardo. Maksudnya, semakin banyak uang yang diproduksi dalam sebuah negara, semakin mahal juga produk yang akan dijual kepada masyarakat.

Selain itu, perputaran uang yang terlalu banyak di sebuah negara juga membuat ketidakseimbangan terjadi di masyarakat. Nantinya, tingkat konsumsi akan meningkat sehingga produk yang dijual akan semakin berkurang. Hal itu bisa membuat harga-harga cenderung naik (inflasi).

2. Hutang Negara

Selain perputaran uang yang terlalu banyak, inflasi sebuah negara bisa terjadi karena meningkatnya hutang terhadap negara lain. Sebab, hutang tersebut akan semakin banyak atau meningkat lantaran pajak yang harus diberikan belum lagi dengan bunga tambahan yang perlu dilunasi.

3. Tingginya Permintaan

Selanjutnya, inflasi juga bisa akan terjadi apabila meningkatnya sebuah permintaan namun tidak dibarengi dengan kuantitas dari produk. Misalnya, Indonesia membeli minyak mentah dari negara “A”. Namun, beberapa negara lainnya juga mengandalkan negara “A” sebagai penyalur utama minyak mentah. Peningkatan permintaan bisa membuat “A” menambahkan harga jual minyak mentahnya.

4. Biaya Produksi

Biaya Produksi juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi inflasi terjadi di sebuah negara. Misalnya, bahan baku sebuah produk        mengalami kenaikan, pemilik usaha harus ikut menaikkan harga jual dari produknya. Jika tidak, mereka akan merugi atau yang paling buruk adalah bangkrut.

5. Nilai Tukar

Faktor yang menyebabkan inflasi yang terakhir adalah nilai tukar. Hal ini yang terjadi pada Indonesia pada tahun 1998. Kala itu, harga seluruh bahan pokok naik setelah rupiah anjlok dan terjun bebas ke angka Rp14.000. setelah sebelumnya berada di bawah angka Rp2000. per dollar.

Inflasi memang memberikan dampak yang kurang bagus bagi seluruh masyarakat, tak terkecuali para pemilik usaha. Sebab, mereka harus menaikkan harga jual agar tidak merasakan kerugian. Di sisi lain, mereka juga menghadapi dilema di mana bakal banyak konsumen yang enggan untuk membeli produknya lagi.

 

f. PERAN LEMBAGA KEUANGAN

Masalah pokok yang kemungkinan ada dan dialami oleh pemilik usaha baik individu maupun badan ialah kebutuhan serta ketersediaan dana untuk modal usahanya. Peran Lembaga keuangan sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang keuangan ternyata sangat membantu para pelaku usaha, karena menawarkan solusi kebutuhan dana pemilik usaha tersebut.

Lembaga keuangan baik bank maupunn non bank bertindak sebagai lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dan pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah di suatu negara. Bentuk-bentuk umum dari lembaga keuangan ini seperti dibawah ini:

1. Perbankan

2. Credit Union

3. Pialang Saham

4. Aset manajemen

5. Modal Ventura

6. Koperasi

7. Asuransi

8. Dana pensiun

9. Building society

Lembaga keuangan mempunyai fungsi sebagai jasa perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab atas penyaluran dana dari investor (pemilik dana) kepada individu ataupun badan yang membutuhkan dana tersebut. Lembaga Keuangan tersebutlah yang memfasilitasi peredaran uang pada perekonomian, dimana uang dari investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan dan akan disalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan, risiko para investor dapat beralih pada lembaga keuangan. Dari transaksi inilah lembaga penyimpanan dana menghasilkan keuntungan yang disebut pendapatan lembaga.

a. Peran Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan mempunyai peranan-peranan penting dalam keuangan di suatu Negara dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan.

1. Pengalihan aset (Assets transmutation)

Lembaga keuangan mempunyai asset yang berperan dalam bentuk pinjaman pada pihak lain dalam jangka waktu yang telah diatur sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan pemimpin.

Dana pembiayaan yang di gunakan untuk meminjamkan asset tersebut di dapat dari simpanan/ tabungan masyarakat. Jadi lembaga keuangan sebenarnya hanya mengalihkan/ memindahkan kewajiban peminjam menjadi suatu asset dan dalam jangka waktu jatuh tempo sesuai kebutuhan penabung. Proses ini lah yang dinamakan transmutasi kekayaan atau asset transmutation (pengalihan kewajiban menjadi suatu asset).

2. Likuiditas (Liquidity)

Peran likuiditas ini sangat berkaitan dengan kemampuan suatu lembaga keuangan untuk mendapatkan uang tunai pada saat yang dibutuhkan. Lembaga keuangan membeli beberapa sekuritas sekunder (sektor usaha dan rumah tangga yang mempunyai tujuan untuk likuiditas).

Contohnya: tabungan, deposito, sertifikat deposit yang diterbitkan oleh bank umum akan memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, dan juga merupakan tambahan pendapatan.

3.  Alokasi pendapatan (Income allocation)

Pada kenyataan yang terjadi di masyarakat ialah banyak individu yang mempunyai penghasilan dan menyadari bahwa di masa mendatang mereka akan mengalami pensin dan berenti dari pekerjaannya dan secara tidak langsung pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk menghadapi masa mendatang tersebut, pada umumnya seseorang akan menyisihkan atau merelokasikan pendapatannya sebagai persiapan untuk masa mendatang.

Banyak cara yang bisa dilakukan, mereka bisa juga membeli dan menyimpan barang seperti: rumah, tanah, dan juga sebagainya. Namun kepemilikian sekuritas sekunder yang terlah dikeluarkan oleh lembaga keuangan akan jauh lebih baik dan lebih besar penghasilannya dibandingkan alternatif pertama. Contohnya seperti yang di bawah ini:

a. Deposito

b. Giro

c. Program tabungan

d. Polis asuransi

e. Program pensiun

f. Saham-saham

4. Transaksi (Transaction)

Sekuritas sekunder (produk) yang telah dikeluarkan oleh lembaga keuangan seperti rekening giro, tabungan deposito dan      lain sebagainya merupakan bagian dari sistem pembayaran. Giro atau pun rekening tabungan yang ditawarkan oleh bank prinsipnya mempunyai fungsi sebagai uang atau alat pembayaran (link uang).

Produk tabungan itu dapat dibeli oleh rumah tangga dan juga unit usaha untuk memudahkan mereka melakukan tukar menukar barang dan jasa. Dalam hal lainnya, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk memudahkan penyelesaian transaksi keuangan sehari–hari.

5. Peran lembaga keuangan dalam ekonomi

Bank serta lembaga keuangan termasuk salah satu pelaku terpenting dalam perekonomian pada suatu negara. Masyarakat ataupun kalangan industri/usaha juga sangat membutuhkan jasa dari Bank dan Lembaga Keuangan lain untuk mendukung dan memperlancar aktivitasnya.

 

g. PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA

Mengelola keuangan keluarga dengan baik merupakan salah satu kunci kesuksesan keluarga. Pengelolaan keuangan keluarga atau rumah tangga ini lebih rumit dibandingkan mengelola keuangan pribadi karena melibatkan banyak orang yaitu suami, istri dan anak-anak. Jika pengelolaan keuangan rumah tangga ini berjalan benar, maka beruntunglah anggota keluarga. Namun kalau salah kelola, maka siap- siaplah mengalami masalah keuangan bahkan sebelum habis bulan. Siapapun yang bertanggungjawab mengelola keuangan keluarga, apakah istri atau suami, dia bertugas mengatur pengeluaran, mulai dari dana operasional hingga cicilan kartu kredit, uang sekolah anak, liburan, bantuan sosial atau agama, hingga jajan di luar rumah.

“Bendahara” keluarga ini didorong untuk lebih kreatif dan hati-hati dalam soal ini, karena keberlangsungan rumah tangga tergantung dari pintarnya mereka mengatur uang. Berikut tujuh jurus jitu hemat mengelola keuangan rumah tangga yang bisa ditiru:

a. Tahu detil pemasukan dan pengeluaran

·     Berapa pendapatan Anda dan pasangan tiap bulannya? Jumlahkan dengan benar. Setelah itu, hitung juga berapa pengeluaran rutin rumah tangga, seperti tagihan listrik, telepon, air, belanja bulanan dan tagihan lainnnya yang harus Anda keluarkan tiap bulannya.

·     Jika Anda punya cicilan rumah, kendaraan atau kartu kredit, jangan lupa dihitung juga sebagai pengeluaran rutin. Dengan begitu, Anda akan mengetahui berapa kisaran pengeluaran rumah tangga tiap bulannya.

·     Pastikan pengeluaran Anda tidak lebih besar dari pemasukan. Kalau iya, keuangan rumah tangga Anda dalam bahaya dan harus segera diatasi.

b. Pangkas kebutuhan tidak penting

·     Buatlah catatan rutin berapa kebutuhan rumah tangga tiap bulannya, berapa dana yang akan disimpan atau diinvestasi dan rencana-rencana keuangan lainnya. Anda juga harus mengecek anggaran mana yang dibutuhkan, dan anggaran mana yang harusnya dipotong.

·     Anda disarankan membuat rencana keuangan yang realistis dan masuk akal. Jangan sampai terlalu pelit atau terlalu hemat. Misalnya, anggaran jalan-jalan setiap dua kali selama sebulan, dipotong menjadi sekali dalam sebulan.

·     Pemotongan anggaran ini bisa mengurangi waktu Anda bersenang-senang bersama anak dan pasangan Anda. Mungkin Anda bisa memilih tempat jalan-jalan yang lebih murah dari sebelumnya.

c. Jangan tunda membayar semua kewajiban

·     Segeralah membayar kewajiban sebelum uangmu habis. Misalnya membayar uang sekolah anak, tagihan kartu kredit, cicilan mobil dan lain-lain. Bila semua kewajiban sudah diselesaikan, maka pengelolaan uang untuk operasional dan kebutuhan sehari-hari akan lebih mudah.

·     Sebab kewajiban atau utang itu akan menimbulkan konsekuensi jika ditunda. Misalnya Anda akan menerima denda atau bunga sehingga kewajiban Anda bertambah besar.

d. Menabung dan investasi

·     Pastikan selalu menyisihkan sejumlah uang untuk tabungan dan     investasi. Tabungan bisa dijadikan dana darurat, sementara investasi bisa dijadikan tabungan masa depan.

·     Lebih baik lagi kalau jumlah uang yang ditabung selalu konsisten setiap bulan, sehingga Anda punya ancer-ancer tersendiri.

·     Untuk melakukan investasi, Anda punya banyak pilihan. Misalnya saja investasi emas, reksadana, saham, tanah, properti, hingga menabung di deposito.

e. Miliki Asuransi

·     Anda juga harus menyisihkan uang untuk membeli premi asuransi. Apalagi kalau kamu sudah memiliki tanggungan anak.

·     Dengan asuransi maka setiap risiko akan diminimalisir dan dialihkan ke pihak asuransi. Jadi, apa pun yang terjadi, keuangan keluarga tidak akan gonjang ganjing.

f. Buat Daftar Belanja Bulanan

·     Pengeluaran terbanyak dalam rumah tangga adalah untuk berbelanja bahan pokok dan kebutuhan rumah. Sebelum berbelanja, pastikan Anda sudah memiliki daftar apa saja yang harus dibelanjakan sehingga menghindari Anda dari lapar mata. Anda juga bisa mengecek diskon yang diberikan swalayan sehingga belanja akan lebih hemat.

g. Kurangi Kebiasaan Jajan

·     Jajan termasuk pengeluaran rumah tangga yang tidak terelakkan. Terutama bila keluarga doyan ngemil dan wisata kuliner.

·     Tak heran pengeluaran yang satu ini berpengaruh pada kondisi tata kelola keuangan rumah tangga. Nah, tidak ada salahnya Anda dan keluarga mulai mengurangi kebiasaan jajan di luar rumah.

·     Namun bukan berarti menghapus sama sekali anggaran tersebut. Cobalah melakukan penghematan, bukan menghapus anggaran.

 

h. LITERASI FINANSIAL

Memiliki literasi finansial adalah seperti memiliki SIM. Setiap orang membutuhkan SIM untuk mengemudi di jalan demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Tentu, kamu dapat berkendara secara fisik tanpanya. Tetapi jika kamu masuk ke dalam situasi yang sulit, kemungkinan besar ada konsekuensinya. Demikian pula, setiap orang harus memiliki pengetahuan keuangan dasar sebelum menjadi dewasa dan bertanggung jawab atas keuangan mereka sendiri. Jika tidak, kemungkinan besar mereka akan menghadapi konsekuensi mahal.

a. Pengertian Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan penekanan mengenai pentingnya inklusi finansial sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari literasi finansial.

Pengertian inklusi finansial sendiri adalah sebuah proses yang menjamin kemudahan akses, ketersediaan, dan penggunaan sistem keuangan formal untuk semua individu. Literasi finansial sebagai salah satu literasi dasar menawarkan seperangkat pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan secara efektif untuk kesejahteraan hidup sekaligus kebutuhan dasar bagi setiap orang untuk meminimalisasi, mencari solusi, dan membuat keputusan yang tepat dalam masalah keuangan. Literasi finansial juga memberikan pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya sebagai amunisi untuk pembentukan dan penguatan sumber daya manusia Indonesia yang kompeten, kompetitif, dan berintegritas dalam menghadapi persaingan di era globalisasi dan pasar bebas dan juga sebagai warga negara dan warga dunia yang bertanggung jawab dalam pelestarian alam dan lingkungan dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan kesejahteraan.

b. Prinsip Dasar Literasi Finansial

1.  Keutuhan (holistik) unsur-unsur literasi finansial bersinergi dengan lima literasi dasar yang lain, dengan kecakapan abad ke-21.

2. Keterpaduan (terintegrasi) dengan kompetensi, kualitas karakter dengan lima literasi dasar lainnya. Keterpaduan dengan berbagai ranah, baik sekolah, keluarga, dan masyarakat.

3.  Responsif terhadap kearifan lokal dan ajaran religi yang ada di Indonesia. Berisi muatan yang mempertimbangkan kearifan lokal dan ajaran religi yang sangat beragam di Indonesia.

4.  Responsif kesejagatan, yaitu mempertimbangkan, tanggap, dan memanfaatkan hal-hal yang berkenaan dengan literasi finansial yang berasal dari mana saja (bersifat universal).

5. Inklusif, yaitu merangkul semua pihak dengan terbuka dan setara, membuka kesempatan atau peluang serta kemungkinan- kemungkinan yang berasal dari pihak lain.

6. Partisipatif, yaitu melibatkan, mendayagunakan, memanfaatkan berbagai pemangku kepentingan literasi finansial, dan berbagai sumber daya yang dimiliki berbagai pemangku kepentingan.

7.  Kesesuaian perkembangan psikologis, sosial, dan budaya: bahan- bahan, program, dan kegiatan literasi finansial selaras dengan perkembangan individu, perkembangan sosial, dan budaya yang melingkupi atau menaungi individu.

8.  Keberlanjutan seluruh program, kegiatan, dan hasilnya harus berlanjut dan saling menopang.

9.  Keakuntabelan semua program, kegiatan, dan hasil literasi finansial harus dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pemangku kepentingan literasi serta bisa diakses dan dikaji kembali oleh pihak lain.

c. Ruang Lingkup Literasi Finansial

No

Materi

Uraian

1

Pengertian transaksi ekonomi dan beragam jenis praktiknya

Pengertian alat tukar, barang, dan jasa

2

Pengenalan sumber daya ekonomi (earning)

      Sumber daya alam (SDA). Potensi mengenali dan menggunakan SDA untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama

      Sumber daya manusia (SDM). SDM untuk mata pencaharian/profesi untuk pemenuhan kebutuhan dasar

3

Pengenalan konsep belanja (spending) sebagai pemenuhan kebutuhan dasar

      Skala prioritas, yakni kebutuhan primer, sekunder, dan tertier

      Sosialisasi dan kampanye gaya hidup ugahari (moderasi)

      Ilmu konsumen

4

Pengenalan konsep menyimpan (saving) dalam terminologi tradisional dan modern

      Menabung

      Asuransi

      Investasi

5

Pengenalan konsep berbagi (sharing) dengan berbasis pada kearifan lokal, ajaran agama, dan negara

      Amal

      Pajak

6

Pengenalan konsep mengenai praktik tidak baik dan kejahatan finansial

      Korupsi

      Rasuah

      Investasi bodong

      Jenis kejahatan finansial lainnya

d. Indikator Literasi Finansial

1.  Adanya peningkatan indeks literasi finansial. Peningkatan indeks literasi finansial dapat dilihat dari survei yang dilakukan oleh lembaga keuangan nasional dan internasional, seperti lembaga Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Dunia (World Bank)

2.  Ketersediaan berbagai modul literasi finansial dan sarana penunjang yang mendukungnya. Modul literasi finansial dalam beragam media yang variatif, seperti buku cetak, buku elektronik, audio, audio visual, aplikasi, alat peraga, dan sumber literasi finansial lainnya yang dapat diakses dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat

3. Implementasi gaya hidup ugahari. Sosialisasi ugahari (moderasi) sebagai gaya hidup yang berdampak pada pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, dan berimbang

4.  Peningkatan penggunaan berbagai produk jasa keuangan, seperti bank, asuransi, investasi, dan berbagai produk jasa keuangan lainnya. Masyarakat dapat mengakses layanan produk jasa keuangan yang legal dan aman untuk melakukan transaksi finansial

5. Konsumen yang kritis, cerdas, dan bertanggung jawab. Masyarakat dapat memilih dan memilah produk dan jasa yang akan digunakan serta melahirkan produk dan layanan ekonomi yang berkualitas

6. Masyarakat yang lebih memprioritaskan produk lokal (nasional). Meningkatnya produksi dan konsumsi produk lokal yang menguatkan perekonomian nasional untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia

7. Kompilasi kegiatan literasi finansial berbasis kearifan lokal di seluruh Indonesia. Keberagaman konsep dan praktik literasi finansial berbasis kearifan lokal yang memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan ekonomi

8. Sosialisasi dan pemanfaatan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang efektif dan efisien. Pemanfaatan KIP yang optimal oleh rakyat Indonesia mendorong kualitas pendidikan dan SDM.

e. Indikator Literasi Finansial di Sekolah

1. Basis Kelas

·     Jumlah pelatihan literasi finansial untuk kepala sekolah, guru, dan manajemen sekolah

·     Intensitas pemanfaatan dan penerapan literasi finansial dalam kegiatan pembelajaran

·     Nilai literasi finansial berdasarkan OJK dan lembaga lainnya

2. Basis Budaya Sekolah

·     Jumlah dan variasi buku dan alat peraga berbasis literasi finansial

·     Frekuensi peminjaman bahan bacaan literasi finansial

·     Jumlah kegiatan literasi finansial

·     Terdapat kebijakan sekolah terkait literasi finansial

·     Jumlah penyajian informasi literasi finansial

·     Akses situs daring dan luring yang berhubungan dengan literasi finansial

·     Terdapat lembaga keuangan sekolah yang aktif (bank sekolah atau koperasi)

3. Basis Masyarakat

·     Jumlah sarana dan prasarana yang mendukung literasi finansial di sekolah

·     Tingkat keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mengembangkan literasi finansial di sekolah

f. Indikator Literasi Finansial di Keluarga

1.  Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi finansial yang dimiliki keluarga

2.  Frekuensi membaca bahan bacaan literasi finansial dalam keluarga setiap harinya

3. Jumlah bacaan literasi finansial yang dibaca oleh anggota keluarga

4.  Jumlah pelatihan literasi finansial yang aplikatif dan berdampak pada keluarga

5.  Jumlah produk keuangan yang digunakan dalam keluarga, seperti tabungan, asuransi dan investasi

6.  Tingkat pemahaman konsep tentang fungsi dasar keuangan, seperti cara menghasilkan uang atau mata pencaharian dan alat tukar barang dan jasa

7. Tingkat keterlibatan seluruh anggota keluarga dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan finansial dalam kehidupan sehari- hari

g. Indikator Literasi Finansial di Masyarakat

1.    Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi finansial yang dimiliki fasilitas publik

2.    Frekuensi membaca bahan bacaan literasi finansial setiap hari

3.    Jumlah bahan bacaan literasi finansial yang dibaca oleh masyarakat setiap hari

4.    Jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga, atau instansi dalam penyediaan bahan bacaan literasi finansial

5.    Jumlah fasilitas publik yang mendukung literasi finansial

6.    Jumlah kegiatan literasi finansial yang ada di masyarakat

7.    Tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan literasi finansial

8.    Jumlah pelatihan literasi finansial yang aplikatif dan berdampak pada masyarakat

9.    Tingkat ketersediaan akses informasi dan layanan finansial di seluruh Indonesia

10. Jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan yang dibuktikan dengan hasil survei oleh lembaga keuangan yang kredibel

11. Angka pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan kesenjangan sosial yang dibuktikan oleh hasil survei (contoh: Badan Pusat Statistik, World Bank)

12. Tingkat pendapatan per kapita masyarakat kelas menengah dan bawah yang dibuktikan dengan hasil sensus nasional oleh lembaga negara yang berwenang

13. Terbukanya lapangan pekerjaan yang diiringi dengan meningkatnya wirausaha dan UMKM yang dibuktikan oleh lembaga negara yang berwenang

14. Angka kejahatan finansial (contoh: laporan atau survei dari POLRI, KPK, OJK, BPK dan lembaga lainnya)

h. Kesejahteraan dan Permasalahannya

Telah diuraikan di atas bahwa Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang dipelajari dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Indikator dari kesejahteraan terpenuhinya semua kebutuhan secara layak. Namun, untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena penuh dengan permasalahan-permasalahan yang harus ditanggulangi.

i.   Permasalahan Ekonomi Dewasa Ini

Dewasa ini semua Negara dan manusia di dunia harus menghadapi inti permasalahan ekonomi yakni keterbatasan barang dan jasa sebagai alat pemuas seiring dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Pada umumnya negara-negara di dunia khususnya negara berkembang dan miskin menghadapi masalah-masalah ekonomi berikut ini:

1. Problema Kependudukan

Sebagian besar negara di dunia menghadapi problema kependudukan atau demografi yakni problema tentang cepatnya pertumbuhan penduduk, bahkan terjadi ledakan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi dan lapangan kerja sehingga berdampak makro di bidang sosial dan ekonomi. Indonesia dalam bidang kependudukan juga menghadapi problema pokok yakni pertumbuhanm penduduk yang termasuk tinggi, dan kepadatan penduduk yang tidak merata. Problema ini tentu saja sangat berdampak pada banyak bidang, khususnya bidang sosial dan ekonomi.

2. Pengangguran dan Inflasi

Masalah pengangguran terjadi di banyak negara, khususnya negara miskin dan berkembang, tentu saja termasuk Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja merupakan faktor dominan terjadinya pengangguran disamping karena faktor yang lain diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya investasi, kemalasan manusia, melemahnya kepercayaan pihak luar negeri dll. Tingginya pengangguran sebagai tolok ukur rendahnya produksi dan berakibat pada minimnya jumlah barang, bahkan terjadi kelangkaan produk yang dibutuhkan masyarakat, tentu saja hal ini akan berdampak pada naiknya harga barang pada umumnya yang kita kenal dengan inflasi. Negara manapun di dunia ini akan berusaha menstabilkan perekonomiannya dengan upaya utamanya melalui pengendalian laju inflasi.

3. Pertumbuhan dan Pencemaran

Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan selalu diiringi dan disebabkan oleh pertumbuhan produksi. Pertumbuhan produksi ditandai dengan pertumbuhan beberapa sektor produksi ekstraaktip, agraris, industri, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor produksi tersebut khususnya sektor industri, agraris dan ekstraktip sangat mempengaruhi kualitas lingkungan, sehingga sering kita jumpai dampak negatip dari pertumbuhan sektor ini menimbulkan pencemaran di darat, laut maupun udara yang sangat mengganggu pada kualitas pertumbuhan makhluk hidup.

4. Masalah Kemiskinan dan Kesehatan

Rendahnya produksi, rendahnya kesempatan kerja, tingginya angkatan kerja, tingginya jumlah pengangguran akan berakibat pada rendahnya pendapatan induvidu dan masyarakat yang tentu saja akan berakibat tingginya angka kemiskinan.

Kemiskinan akan sangat berdampak pada rendahnya kemampuan untuk menjaga kesehatannya. Kondisi ini banyak terjadi di negara negara berkembang, lebih lebih pada negara-negara miskin.

5. Krisis energi

Energi merupakan bagian yang sangat penting bagi perekonomian, khususnya sektor industri. Keberadaan dan produktivitas industri suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menyediakan energi khususnya sebagai sumber tenaga. Kemampuan menyediakan energi ini sangat ditentukan oleh faktor alam yang dimiliki suatu negara dan sumber daya alam yang dimiliki khususnya minyak, batu bara dan gas. Banyak negara maju yang mengalokasikan dananya cukup besar memenuhi kebutuhan energi.

j. Politik Ekonomi

Politik ekonomi dapat diartikan kebijakan negara di bidang ekonomi. Kebijakan di bidang ekonomi suatu negara pada umumnya diarahkan pada antisipasi dan penanggulangan masalah-masalah perekonomian yang dihadapinya, tentu saja dengan memperhatikan skala prioritas. Pada akhirnya kebijakan ekonomi suatu negara bertujuan untuk menciptakan kestabilan ekonomi dalam rangka menciptakan kemahmuran suatu negara. Empat kreteria yang biasanya digunakan untuk menentukan kebijakan ekonomi antara lain:

1. Efisiensi

Dalam Ilmu ekonomi efisiensi diartikan perekonomian yang menghasilkan apa yang diinginkan masyarakat dan negara dengan menekan biaya serendah mungkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas

2. Keadilan

Keadilan dapat diartikan pembagian dan pendistribusian yang merata sesuai dengan hak dan kewajibannya. Negara akan berusaha untuk mendistribusikan kemakmuran secara merata sesuai dengan hak dan kewajibannya.

3. Pertumbuhan

Kebijakan ekonomi suatu negara akan selalu ditujukan pada pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi sangat diharapkan terjadinya pertumbuhan pendapatan percapita dan terciptanya kemakmuran secara merata.

4. Stabilitas

Semua negara mengharapkan adanya stabilitas, khususnya di bidang ekonomi. Stabilitas memiliki tolok ukur kemampuan suatu negara untuk menanggulangi rintangam dan kegoncangan khususnya bidang ekonomi. Stabilitas ekonomi suatu negara sangat tergantung pada kemampuan negara untuk menanggulangi laju inflasi atau mengupayakan laju inflasi tetap rendah. Kebijakan ekonomi suatu negara dapat meliputi kebijakan moneter, kebijakan fiscal, kebijakan ekonomi Internasional, dan kebijakan harga kebutuhan pokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar