1. Inti Masalah Ekonomi
Inti masalah ekonomi pada hakekatnya terletak
pada keterbatasan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sarana yang berupa
barang dan jasa yang sering disebut dengan alat pemuas kebutuhan adanya sangat
terbatas sedang kebutuhan manusia sangat tidak terbatas. Keberadaan sumber daya
alam bisa berupa biotik dan abiotik, khususnya kekayaan alam abiotik jika terus
menerus diambil maka akhirnya bisa habis, sehingga tidak tertutup kemungkinan
suatu saat dunia akan mengalami krisis karena kelangkaan, bahkan kehabisan
hasil tambang seperti minyak, batu bara, dan timah karena kuantitas
pengambilannya jauh lebih besar dari pada kuantitas produksinya.
Secara ekonomi, hal penting yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan kekayaan alam adalah:
1. Kekayaan alam yang tersebar di atas dunia ini
jumlahnya sangat terbatas
2. Kekayaan alam keberadaannya tidak merata,
masing-masing wilayah memiliki potensi alam berbeda
3. Suatu saat bisa saja terjadi bencana alam yang
dapat merusak perekonomian
Berhubungan dengan hal tersebut di atas sudah
seharusnya manusia beserta kebijakannya untuk mengantisipasi sehingga dapat
mengupayakan terjadinya efisiensi ekonomi dan memimalisir dampak negatifnya.
Bagi manusia kebutuhan adalah tidak terbatas.
Hal yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas adalah:
1. Manusia yang pada umumnya memilki sifat kurang
2. Tuntutan kemajuan zaman yang berakibat
kebutuhan manusia menjadi sangat dinamis
3. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada
pola hidup manusia
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Untuk menanggulangi dan mengantisipasi inti
masalah ekonomi tersebut di atas, sangat perlu diupayakan adanya kebijakan
dalam rangka memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam sehingga dapat benar
benar bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia dengan tetap menggunakan
pertimbangan prinsip ekonomi atau efisiensi, yaitu suatu prinsip memberdayakan
sumber daya yang ada agar berdaya guna tinggi. Sungguh sangat tidak bijak dan
tidak berprinsip ekonomi, bila suatu umat manusia menguras kekayaan alamnya tanpa
memperhatikan kelestarian dan dampak negatipnya secara assosial maupun ekonomi.
2. Belajar Ilmu Ekonomi
Pengertian ilmu ekonomi dapat dirumuskan dengan
berbagai kalimat. Batasan ilmu ekonomi:
1. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari daya
upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.
2. Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
persoalan memilih kemungkinan penggunaan sumber daya yang terbatas agar dapat
memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas.
3. Ilmu Ekonomi merupakan studi tentang bagaimana
seseorang atau masyarakat memilih cara pemanfaatan langkanya sumber daya yang
disediakan oleh alam dan oleh warisan generasi sebelumnya.
Dari berbagai batasan tentang Ilmu Ekonomi di
atas walaupun bunyi kalimatnya berbeda, tetapi inti pengertiannya sama. Ilmu
ekonomi dapat terdiri dari:
1. Ekonomi Diskriptif adalah ilmu yang memaparkan
secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu daerah/Negara, misalnya kajian
ekonomi tentang kehidupan nelayan di pantai, ekonomi Jepang pasca Perang Dunia
II, tulisan tentang ekonomi Indonesia pasca PELITA.
2. Ekonomi Terapan yakni ilmu yang membahas
penerapan teori ekonomi suatu rumah tangga ekonomi, misalnya ekonomi
perusahaan, ekonomi moneter, manajemen, ekonomi internasional, ekonomi
pembangunan, akuntansi, ekonomi koperasi, dan ekonomi pertanian.
3. Ekonomi Teori yakni ilmu yang membahas gejala
yang timbul sebagai akibat perbuatan manusia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Ekonomi Teori terdiri dari:
- Makro Ekonomi
Mempelajari persoalan ekonomi secara
keseluruhan, misalnya pembentukan produksi nasional, distribusi Pendapatan
nasional, terjadinya pengangguran dan inflasi serta dampaknya.
- Mikro Ekonomi
Mempelajari bagian dari teori ekonomi secara
lebih mendalam, dimulai dari kehidupan rumah tangga perseorangan, rumah tangga
produksi, pemilik modal dan faktor produksi, serta pembentukan harga pasar.
b. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN FAKTOR KELANGKAAN
Pernahkah Anda mengamati kenaikan harga
kebutuhan bahan pokok menjelang hari raya lebaran? Atau kenaikan harga gas
elpiji 3 kg saat terjadi kelangkaan? Mengapa harga-harga barang tersebut
cenderung mengalami kenaikan? Dalam ilmu ekonomi, kenaikan harga dan kelangkaan
barang seperti di atas disebabkan oleh permintaan dan penawaran yang tidak
seimbang.
Dalam teorinya permintaan dan penawaran adalah
suatu hal yang menggambarkan hubungan antara calon pembeli dan penjual dari
suatu barang atau jasa yang diperjualbelikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin
tingginya permintaan atas suatu barang akan menimbulkan kelangkaan sehingga
membuat harga barang tersebut menjadi lebih mahal.
Langkah yang diambil penjual untuk
mengantisipasi kelangkaan barang adalah dengan menaikkan harga. Hal ini
bertujuan untuk menekan ketertarikan atau minat konsumen. Dalam hal ini,
pengusaha memang diuntungkan karena memperoleh laba yang lebih besar padahal,
sebenarnya mereka juga mengalami kerugian karena tidak mampu menyediakan stok
dalam jumlah besar.
Harga suatu komoditas ditentukan oleh interaksi
penawaran dan permintaan di pasar. Harga yang dihasilkan disebut sebagai harga
keseimbangan yang mewakili kesepakatan antara produsen dan konsumen barang.
Dalam perekonomian negara, permintaan dan
penawaran digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas (jumlah) barang yang
terjual di pasar. Baik permintaan maupun penawaran sama-sama memiliki peran
yang sangat penting dalam dunia ekonomi, karena dapat digunakan untuk melakukan
analisis ekonomi mikro, dan juga sebagai titik tolak bagi berbagai model dan
teori ilmu ekonomi lainnya.
1. Permintaan (Demand)
Konsumsi artinya kegiatan untuk mengurangi
nilai dan guna barang. Pelaku dari kegiatan konsumsi disebut konsumen. Tinggi
rendahnya konsumsi tergantung pada:
1. Tingkat peradaban
2. Besarnya pendapatan
3. Selera konsumen
4. Tinggi rendahnya kerja
5. Lingkungan hidup konsumen
Permintaan adalah jumlah keseluruhan barang
atau jasa yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen pada tingkat harga dan
waktu tertentu. Intinya, semakin tingginya jumlah permintaan akan membuat harga
produk menjadi semakin mahal. Sebaliknya, semakin rendahnya jumlah permintaan
akan membuat harga produk semakin rendah. Inilah yang dinamakan dengan hukum
permintaan.
a. Jenis Permintaan
Jenis-jenis permintaan dapat dibagi berdasarkan
dua faktor, yaitu berdasarkan daya beli konsumen dan jumlah permintaan. Berikut
ini adalah detail pembagiannya:
·
Berdasarkan Daya Beli Konsumen
Jenis-jenis permintaan berdasarkan daya beli
konsumen dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Permintaan Efektif, yaitu sejumlah permintaan
yang disertai dengan adanya daya beli dan sudah dilaksanakan
2. Permintaan Potensial, yaitu sejumlah permintaan
yang disertai dengan adanya daya beli, tetapi belum dilaksanakan
3. Permintaan Absolut, yaitu sejumlah permintaan
yang tidak disertai dengan adanya daya beli, dan lebih cenderung berupa
angan-angan belaka (khayalan)
·
Berdasarkan Jumlah Permintaan
Adapun jenis-jenis permintaan berdasarkan
jumlah permintaan dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Permintaan Individu, merupakan sejumlah
permintaan dari individu (perorangan) terhadap barang atau jasa tertentu
2. Permintaan Pasar, merupakan hasil penjumlahan
dari permintaan-permintaan individu terhadap barang atau jasa tertentu
b. Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan
tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan
jumlah yang diminta. Dengan kata lain, jumlah permintaan terhadap suatu barang
berbanding terbalik dengan harga. Jika harga tinggi permintaan sedikit dan jika
harga rendah permintaan meningkat. Hukum permintaan menyatakan makin turun
tingkat harga, makin banyak jumlah barang yang diminta, dan sebaliknya makin
naik tingkat harga makin sedikit jumlah barang yang diminta.
Namun, perlu diwaspadai bahwa hukum permintaan
adalah hukum
ekonomi. Hukum ekonomi hanya berlaku dengan
syarat jika keadaan di sekitarnya tidak berubah (ceteris paribus). Oleh karena
itu, hukum ekonomi juga disebut tendens ekonomi, yaitu suatu kemungkinan yang
berlaku, tetapi tidak dijamin kebenarannya karena:
1. Kesenangan manusia terhadap barang tidak tetap
2. Kebudayaan manusia makin meningkat
3. Pendapatan masyarakat berubah-ubah
4. Jumlah penduduk cenderung bertambah
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah permintaan, yaitu:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin rendah maka
permintaan terhadap barang tersebut akan semakin bertambah, begitu juga
sebaliknya
2. Ketersediaan dan perubahan harga barang
sejenis sebagai pengganti dan pelengkap
Apabila harga barang pengganti dan barang
pelengkapnya turun, maka permintaan atas barang tersebut akan semakin
berkurang. Akan tetapi apabila harga barang pengganti dan barang pelengkapnya
naik, maka permintaan atas barang tersebut akan meningkat.
3. Tingkat pendapatan atau daya beli konsumen
Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan
daya beli konsumen tersebut.
Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang,
maka akan semakin tinggi jumlah permintaan terhadap suatu barang.
4. Kebiasaan atau selera konsumen
Konsumen cenderung membeli barang-barang yang
menjadi seleranya.
Kebiasaan atau selera konsumen juga berpengaruh
terhadap permintaan atas suatu barang. Semakin tingginya selera konsumen
terhadap suatu barang, maka permintaan terhadap barang tersebut pun akan
meningkat pula.
5. Jumlah penduduk
Semakin besar jumlah penduduk yang ada dalam
suatu daerah atau negara, maka semakin tinggi pula jumlah permintaan atas suatu
barang untuk harga tertentu.
6. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada
masa mendatang
Jika konsumen memprediksikan bahwa harga suatu
barang tertentu akan naik, sebaiknya membeli barang tersebut sekarang. Sehingga
mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat uang belanja
di masa mendatang.
2. Penawaran (Supply)
Produksi artinya kegiatan menambah nilai dan
guna barang. Pelaku kegiatan produksi disebut produsen. Tinggi rendahnya
produksi tergantung pada:
1. Besarnya konsumen atau jumlah penduduk
2. Biaya produksi
3. Selera konsumen
4. Kemampuan teknologi
5. Jumlah bahan baku
Penawaran adalah sejumlah barang yang dijual
atau ditawarkan kepada konsumen pada suatu tingkat harga dan waktu tertentu.
Berbeda dengan hukum permintaan, di dalam hukum penawaran semakin tinggi harga,
maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin banyak, sementara semakin
rendahnya harga barang, maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin
sedikit.
a. Jenis Penawaran
1. Penawaran Perorangan
Penawaran perorangan adalah jenis penawaran
barang atau jasa yang dilakukan oleh seorang produsen atau penjual pada tingkat
harga tertentu.
2. Penawaran Pasar
Penawaran Pasar adalah jumlah keseluruhan dari
penawaran barang atau jasa yang dilakukan oleh seorang produsen atau penjual
pada tingkat harga tertentu.
b. Hukum Penawaran
Hukum penawaran menunjukkan sifat keterkaitan
antara jumlah penawaran berbanding sejajar dengan tingkat harga. Mengapa hal
itu bisa terjadi? Bisa jadi karena kenaikan harga menyebabkan para produsen dan
penjual mendapat keuntungan lebih dibandingkan sebelum kenaikan harga.
Keuntungan mendorong produsen atau penjual memproduksi atau menjual barang
lebih banyak.
Hukum penawaran hanya berlaku apabila keadaan
lain yang mempengaruhi keadaan lain tidak berubah (ceteris paribus), di
antaranya sebagai berikut.
1. Penjual membutuhkan uang tunai dalam waktu
dekat
2. Jika penjual memerlukan uang tunai, jumlah
penawaran tidak akan berkurang walaupun harga turun
3. Penjual tidak pesimis artinya penjual tidak
berpikiran bahwa harga barang akan selalu turun. Jika penjual pesimis, walaupun
harga turun, penawaran akan tetap banyak karena penjual khawatir harga akan
terus turun
4. Perkembangan teknologi produksi sangat
membantu proses produksi karena dapat meningkatkan produksi berlipat ganda.
Barang yang banyak tentu menuntut agar semua barang terjual habis. Penjual
tidak punya tempat yang cukup untuk menyiapkan barang
5. Jika penjual tidak memilikinya, ia harus tetap
menjual barang-barangnya walaupun harga sedang turun
Hukum penawaran menjelaskan tentang adanya
korelasi positif antara perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang
ditawarkan. Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut: “Makin rendah tingkat
harga makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan dan sebaliknya makin tinggi
tingkat harga makin banyak jumlah barang yang ditawarkan.” Hukum penawaran
tersebut juga berlaku dengan asumsi bahwa beberapa faktor dianggap tidak
mengalami perubahan. Faktor- faktor tersebut ialah:
1. Tingkat teknologi
2. Harga dari barang-barang lain
3. Biaya dari faktor produksi
4. Tujuan dari perusahaan
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Sama halnya pada permintaan, pada penawaran pun
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya adalah:
1. Harga barang itu sendiri
Semakin tingginya harga dari suatu barang atau
jasa, maka penawaran produsen atau perusahaan akan menawarkan lebih banyak
barang, begitupun sebaliknya.
2. Ketersediaan dan perubahan harga barang
sejenis sebagai pengganti dan pelengkap
Ketika harga barang “A” jauh lebih tinggi
dibanding dengan harga barang “B”, maka penawaran produsen akan jatuh pada
barang “A” karena lebih menguntungkan.
3. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Produsen membutuhkan biaya produksi dan
penggunaan mesin-mesin berteknologi tinggi untuk menghasilkan barang atau jasa
dengan cepat dan berkualitas. Semakin tingginya biaya produksi yang
dikeluarkan, maka harga barang akan cenderung naik. Jika produsen mengurangi
jumlah produksinya, maka jumlah penawarannya pun akan berkurang, begitu pula
sebaliknya.
Dengan penggunaan mesin berteknologi tinggi
juga akan membuat biaya produksi menjadi semakin murah. Sehingga mengakibatkan
peningkatan hasil produksi dan biaya produksi yang semakin murah. Hal ini akan
menyebabkan jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak pada tingkat harga
tertentu.
4. Jumlah produsen
Semakin banyak produsen, maka semakin banyak
pula jumlah barang yang ditawarkan. Sebaliknya, semakin sedikitnya jumlah
produsen, maka semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan.
5. Kebijakan pemerintah (pajak dan subsidi)
Semakin besar jumlah pajak yang dibebankan, maka
jumlah barang yang ditawarkan akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya.
Subsidi yang diberikan pemerintah diyakini
mampu mengurangi biaya produksi, sehingga menjadi pengurang harga barang yang
ditawarkan dan dapat menambah laba. Maka dari itu, semakin besar subsidi dari
pemerintah, jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah.
6. Faktor alam
Alam akan memberikan pengaruh yang signifikan,
yaitu dapat mempengaruhi penawaran khususnya untuk produk pertanian dan
perikanan. Sebagai contoh para petani padi, ketika iklim tidak menentu dan
dapat menyebabkan gagal panen. Ketika terjadi kondisi seperti ini, jumlah beras
yang ditawarkan akan berkurang.
7. Prediksi produsen tentang perkiraan harga pada
masa mendatang
Apabila penjual atau produsen sudah
memprediksikan kenaikan harga atas suatu barang tertentu bulan depan, maka saat
ini penjual atau produsen tersebut akan mengurangi stok penjualannya dan
menunggu hingga bulan depan untuk mengeksploitasi keuntungan yang lebih besar.
c. 12 FAKTOR PENYEBAB KELANGKAAN DALAM EKONOMI
Kelangkaan adalah sebuah permasalahan yang
kompleks di mana akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan kita.
Kelangkaan adalah kondisi di mana manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup
sehari-harinya karena sumber daya alam atau hasil bumi telah habis dan tidak
memiliki kemampuan untuk memenuhi apa yang kita butuhkan. Dalam dunia ekonomi
bisa dikatakan bahwa kelangkaan merupakan kondisi dimana kebutuhan manusia
lebih banyak dari pada produk yang tersedia. Pada dasarnya kelangkaan itu
mengandung dua makna penting, diantaranya:
1. Alat pemenuhan kebutuhan hidup tidak sanggup
untuk memenuhi kebutuhan yang ada
2. Diperlukan pengorbanan lebih untuk mendapatkan
alat pemuas kebutuhan hidup manusia
Masalah kelangkaan selalu dihadapkan dengan
bagaimana cara- cara atau kiat-kiat seseorang untuk memenuhi kebutuhannya yang
tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan seadanya. Suatu kelangkaan yang
akan terjadi memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:
1. Jumlah alat pemuas kebutuhan berupa suatu
produk baik barang ataupun jasa terbatas atau kurang mencukupi kebutuhan
manusia yang tidak ada batasnya sehingga sulit untuk ditemukan dan diperoleh
2. Harga kebutuhan hidup meningkat drastis dari
harga biasanya harga normal di pasaran dikarenakan beberapa faktor di antaranya
jumlah produk yang terbatas, permintaan akan produk tersebut tinggi, dan biaya
produksi mahal
3. Pengorbanan harus dilakukan oleh seorang
konsumen dalam upaya mendapatkan kebutuhannya tersebut baik dalam bentuk barang
maupun jasa. Mengorbankan pemikiran dalam menentukan kebutuhan mana yang harus
didahulukan bahkan harus mengorbankan kebutuhan yang lebih utama untuk
mendapatkannya. Tidak hanya itu konsumen harus mengorbankan tenaganya untuk
bekerja mencari uang dengan tujuan untuk dibelikan produk yang mereka butuhkan.
Dalam hal ini ilmu ekonomi memiliki peran besar
karena yang menjadi permasalahan utama dalam duni perekonomian adalah bagaimana
cara menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas dengan
alat pemuas kebutuhan yang hanya memiliki jumlah terbatas. Kelangkaan terjadi
bukan tanpa sebab, kelangkaan terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor di
antaranya:
1. Letak geografis yang berbeda
Sumber daya alam yang ada tersebar di beberapa
daerah, antara daerah yang satu dan yang lainnya tidak akan pernah sama. Ada
daerah yang subur dan ada juga daerah yang gersang. Penyebaran sumber daya alam
sangat tidak merata hal inilah yang menyebabkan kelangkaan. Salah satu
contohnya masyarakat yang menempati daerah dataran tinggi yang berkapur atau
bebatuan sulit menemukan sumber air ketika kemarau jadi mau tidak mau mereka harus
berkorban untuk membeli air tersebut. Berbeda dengan masyarakat yang berada di
dataran rendah dimana air yang mereka pakai sulit habis meskipun di musim
kemarau karena mereka memiliki sumber air berupa sumur.
2. Pertumbuhan penduduk yang cepat
Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat membuat
kepadatan penduduk di suatu daerah. Tentunya hal ini akan berdampak buruk bagi
kelangsungan hidup. Pertambahan penduduk juga mengakibatkan bertambahnya
kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada umumnya bertambahnya penduduk tidak
disertai dengan bertambahnya produk atau alat pemuas kebutuhan. Jadi ketika
jumlah penduduk semakin banyak akan berdampak pada kelangkaan. Contohnya di
negara kita sendiri, pertumbuhan penduduk sangat cepat sehingga banyak terjadi
kelangkaan terhadap sumber-sumber daya alam yang ada. Sehingga negara ini harus
melakukan impor dan juga menerapkan program KB untuk menekan pertumbuhan
penduduk yang tinggi.
3. Kemampuan produksi
Produksi juga menjadi salah satu hal yang
menyebabkan suatu kelangkaan. Ketepatan waktu produksi sangat menentukan
terjadi atau tidaknya suatu kelangkaan. Semakin cepat proses produksi maka alat
pemuas kebutuhan juga akan tersedia, sebaliknya jika proses produksi melambat,
maka kelangkaan akan terjadi karena alat pemuas kebutuhan tidak tersedia atau
kurang mencukupi.
4. Kemajuan IPTEK
Mengapa sebuah kemajuan bisa menimbulkan dampak
negatif bahkan kelangkaanpun bisa terjadi. Karena kemjuan teknologi tidak
merata atau tidak secara menyeluruh. Semua insan atau masyarakat cenderung
meniru gaya hidup orang-orang atau bangsa maju yang teknologinya luar biasa.
Sedangkan pihak yang meniru ini tidak memiliki cukup kemampuan untuk menirunya
sehingga penerapan teknologi maju tidak bisa menyokong produksi yang berjalan
sehingga kebutuhan manusianya akan menumpuk dan proses produksinya kurang efektif,
inilah yang menyebabkan sebuah kelangkaan.
5. Terjadinya bencana alam
Bencana alam pada dasarnya ada dua yang memang
benar- benar terjadi secara alamiah ataupun yang disebabkan oleh tangan-tangan
jail manusia. Sering terjadi bencana yang diakibatkan oleh tangan jail manusia
seperti membuang sampah di sungai mengakibatkan banjir, penumpukan sampah yang
bisa menyebabkan longsor dan lain sebagainya, hal ini tentunya akan
mempengaruhi keseimbangan yang dimiliki oleh alam. Bencana alam yang terjadi
akan merusak segala sumber daya alam yang ada, mengakibatkan kerugian baik dari
sisi moral atau fisik, bangunan dan mesin produksi rusak karenanya dan masih
banyak lainnya. Tentunya jika hal ini sampai terjadi maka kelangkaan akan
terjadi. Untuk mengembalikan atau membangu ulang membutuhkan waktu yang cukup
lama dan pastinya akan menghadapi kesulitan- kesulitan tertentu.
6. Perang dan penyakit
Perang dan wabah penyakit memiliki persamaan
dari beberapa aspek, di mana kedua hal ini bisa menyebabkan terjadinya sebuah
kelangkaan. Adanya perang akan menghancurkan semua yang ada di suatu negara
perampasan sumber daya alam, penumpasan sumber daya manusia. Begitu juga dengan
wabah penyakit yang menyebabkan sumber daya manusia akan mengalami gangguan
untuk produktif dalam kerjanya. Hal ini menyebabkan proses produksi akan lambat
dalam menciptakan sebuah alat pemuas kebutuhan dan akhirnya akan terjadi sebuah
kelangkaan.
7. Kebijakan pemerintah
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
merupakan rancangan serta sebuah solusi dari segala rintangan yang menghadang.
Namun jika pemerintah salah mengambil langkah maka akan terjadi suatu masalah
yang besar, bisa juga menimbulkan sebuah kelangkaan. Contohnya kebijakan
pemerintah dalam pengolahan sumber daya alam, jika hal ini salah perhitungan
maka bahan dasar produksi akan hilang dan tidak bisa melakukan produksi.
Tentunya hal ini akan menyebabkan sebuah kelangkaan di dalam masyarakat, alat
pemuas kebutuhan akan berkurang dan tidak bisa mencukupi kebutuhan manusia yang
tidak terbatas.
8. Sumber daya alam yang terbatas
Sumber daya alam yang ada di bumi ini ada dua
macam yaitu sumber daya alam yang bisa diperbarui seperti air, tanah dan lain
sebagainya serta sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batu
bara, emas dan lain sebagainya. Jumlah sumber daya alam memanag snagat banyak
namun lama kelamaan sumber daya alam itu akan hilang. Untuk itulah sumber daya
alam yang terbatas ini juga kan menimbulkan suatu krisis atau kelangkaan.
Sumber daya alam utama yang dibahas di sini
adalah air dan hutan. Fungsi air sangatlah banyak mulai dari untuk mencuci
piring dan baju, untuk mandi, untuk pengairan dan lainnya. Namun sekrang air
sudah mulai sulit ditemukan yang biasanya air tinggal mengambil di alam atau
membuat sumur, sekarang untuk mendapatkan air saja harus membayar lewat PDAM,
hal ini menunjukkan bahwa kelangkaan air mulai terjadi. Tidak hanya air, hutan
juga menjadi salah satu bagian penting dalam hidup manusia.
Hutan menjadi paru-paru dunia yang mampu
menyediakan oksigen bagi semua makhluk hidup, sebagai resapan, dan lain
sebagainya. Namun fungsi hutan sekarang mulai menurun karena banyak manusia
yang melakukan penebangan secara liar dan hal ini akan menjadi faktor penyebab
kelangkaan.
9. Sumber daya manusia (tenaga ahli) yang kurang
Sumber daya manusia yang berkualitas atau yang
sering disebut dengan tenaga ahli menjadi penentu kelangsungan hidup
perekonomian suatu negara. Dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas
maka tidak akan terhindar dari namanya kelangkaan. Namun saat ini jumlah tenaga
ahli terbatas, di beberapa negara tenaga ahli kekurangan sehingga terjadi
sebuah kelangkaan. Karena dengan adanya tenaga ahli akan ada yang namanya
rumusan atau cara-cara mengalokasikan sumber daya alam yang ada untuk memenuhi
kebutuhan hidup, bagaimana cara meningkatkan produktifitas untuk menciptakan
lebih banyak alat pemuasan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kurangnya
tenaga ahli, pertama bisa disebabkan oleh rendahnya pendidikan. Tanpa ilmu
pengetahuan maka tidak ada pemikiran bagus untuk mengolah sumber daya alam yang
ada. Tidak hanya itu mungkin motivasi juga bisa menjadi sebuah kendala sulitnya
ditemukan tenaga ahli, mungkin dari sisi penghargaan kurang diberikan sehingga
para ahli merasa kurang mendapat pengakuan sehingga mereka menjadi malas untuk
berkontribusi dalam menciptakan sebuah alat pemuas kebutuhan atau mencari sebuah
solusi dalam menghadapi sebuah kesulitan.
10. Sifat serakah manusia
Pada dasarnya manusia memiliki sifat asli yaitu
tidak pernah merasa puas atau cukup. Banyak manusia yang sekarang membeli
apapun yang mereka inginkan tanpa memanajemennya, mereka tidak mau membuat
skala prioritas mana yang lebih penting sehingga sifat boros menggerogoti
dirinya. Dengan terus menerus menuruti keinginannya untuk membeli sesuatu
lama-kelamaan sumber daya alam, bahan baku akan berkurang dan habis. Inilah
yang menyebabkan terjadinya sebuah kelangkaan.
11. Terbatasnya dana
Dana atau modal merupakan hal penting yang
sering menjadi kendala dalam setiap kegiatan perekonomian. Ternyata dengan
terbatasnya dana yang dimiliki maka kelangkaan bisa terjadi. Tanpa adanyanya
dana pembangunan ekonomi tidak akan berjalan, proses produksipun juga akan
terhambat dengan kurangnya persediaan dana. Berbeda jika ada dana yang
mencukupi maka kelangkaan tidak akan terjadi karena akan banyak inovasi-inovasi
yang tumbuh.
Selain itu juga akan terbentuk suatu sikap baik
dari semua pihak melalui produksi dan lain sebagainya. Tidak bisa dipungkiri
bahwa memang dana menjadi aspek penting yang harus ada dalam kegiatan ekonomi
terutama dalam upaya mengurangi kelangkaan.
12. Ketidakseimbangan struktur ekonomi
Semua sektor yang ada dalam suatu negara harus
sama dan rata. Jika tidak maka akan terjadi sebuah kegalauan dan bisa mencapai
sebuah kelangkaan. Di mana banyak negara yang memilih memfokuskan pada beberapa
sektor saja, sehingga sektor lain tidak mendapatkan sebuah perhatian. Jadi akan
terjadi sebuah kelangkaan pada beberapa kebutuhan.
Bagaimanapun kita harus selalu menyeimbangkan
dan memberikan sebuah keadilan yang komprehensif agar mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kelangkaan
merupakan salah satu maslaah serius yang harus diperhatikan. Karena jika tidak
segera diselesaikan maka kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat akan hilang.
Kelangkaan bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab kelangkaan yang telah
disebutkan di atas dan kelangkaan bisa diatasi apabila menghindari dan
mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan kelangkaan tersebut.
d. PROSES TERBENTUKNYA HARGA PASAR
Harga adalah suatu nilai yang harus dikeluarkan
oleh pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang memiliki nilai guna
beserta pelayanannya. Harga bersifat fleksibel, di mana bisa disesuaikan. sebelum
penenetapan harga perushaan harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu
sendiri apabila tujuannya sudah jelas maka penetapan harga dapat dilakukan
dengan mudah.
Harga pasar merupakan tinggi rendahnya tingkat
harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen
atau permintaan. Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor- faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran.
Jika antara penjual dan pembeli berinteraksi,
maka terjadilah suuatu kegiatan jual beli. Pada saat terjadi kegiatan jual beli
di pasar, antara penjual dan pembeli akan melakukan sebuah tawar-menawar untuk
mencapai suatu kesepakatan harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah,
supaya dengan uang yang dipunyai nya bisa mendapatkan barang yang banyak.
Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi, dengan harapan ia bisa
mendapatkan keuntungan yang banyak.
Perbedaan itulah yang bisa menimbulkan
tawar-menawar harga. Harga yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak disebut
dengan harga pasar. Pada harga tersebut jumlah barang yang ditawarkan sama
dengan jumlah barang yang dipinta. Dengan demikian harga pasar disebut juga
dengan harga keseimbangan (ekuilibrium). Terdapat tiga cara yang bisa dipakai
untuk menunjukkan keadaan keseimbangan pasar, yakni dengan contoh yang memakai
angka, dengan memakai kurva permintaan dan penawaran serta menentukan secara
matematis.
a. Proses
Terbentuknya Harga Pasar
Faktor terpenting dalam pembentukan sebuah
harga yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran akan
berada dalam keseimbangan pada harga pasar bila jumlah yang diminta sama dengan
jumlah yang ditawarkan. Bisa disimpulkan bahwa suatu proses terbentuknya harga
pasar bila terdapat hal-hal yang ada di bawah berkut ini:
1. Antara penjual dan pembeli terjadi suatu proses
tawar-menawar
2. Adanya suatu kesepakatan harga ketika jumlah
barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan Kebijaksanaan
harga maksimum mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan. Hal ini bisa
menciptakan pasar gelap, yakni suatu kegiatan jual beli yang dilakukan tidak
secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang
dilaksanakan.
b. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga
ketika jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan. Produsen selalu mengharapkan keuntungan yang maksimal dengan
menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Sebaliknya konsumen selalu
mengharapkan kepuasan maksimal dengan harga yang serendah-rendahnya. Produsen
dan konsumen akan melakukan tawar-menawar. Proses tawar-menawar tersebut akan
menyebabkan harga kesepakatan yang disebut sebagai harga keseimbangan atau
harga pasar (market price).
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
Perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor
dalam menetapkan kebijakan harga. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat harga antara lain:
1. Keadaan Perkonomian
Keadaan perekonomian berpengaruh terhadap tingkat
harga
2. Kurva Permintaan
Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian
pasar pada berbagai tingkatan harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi
berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam.
3. Biaya
Biaya merupakan faktor dasar dalam penentukan
harga, sebab bila harga yang di tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan
mengalami kerugian. Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya
produksi, distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang
memadai atas usaha dan resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat,
manajemen perlu untuk mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level
produksinya berubah.
Biaya perusahaan ada dua jenis yaitu:
a. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak
dipengaruhi oleh produksi atau penjualan
b. Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap
dan akan berubah menurut level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel
karena biaya totalnya berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi
4. Persaingan
a. Pelanggan, permintaan pelanggan didasarkan
pada beberapa faktor yang saling terkait dan bahkan seringkali sulit
memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat
b. Peraturan Pemerintah, peraturan pemerintah
juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Misalnya pemerintah
menetapkan harga maximum dan harga minimum
d. Metode Penetapan Harga
Metode penetapan harga dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan,
berbasisi biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.
1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Metode yang menekankan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi selera dan preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti
biaya, laba, dan persaingan.
2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Pada metode ini harga ditentukan berdasarkan
biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga
dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.
3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini bertujuan menyeimbangkan antara
pendapatan dan biaya dalam penetapan harga. Hal ini dilakukan atas dasar target
volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan
atau investasi.
4. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
e. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI
1998, Indonesia berada di dalam zona yang amat
kritis. Bagaimana tidak, kala itu, mata uang rupiah menyentuh angka terendah,
yakni sekitar Rp. 14.150. Padahal, Juni 1997, nilai tukar rupiah masih sangat
bagus, yakni Rp. 2.380. Karena hal tersebut, inflasi pun terjadi besar-besaran
dan mempengaruhi seluruh sendi perekonomian. Akibat dari inflasi, seluruh harga
semakin meningkat drastis. Misalnya, seekor ayam dijual dengan harga 14,6 juta
rupiah sedangkan tisu bisa mencapai 2,6 juta rupiah. Lebih lanjut, krisis yang
dialami ini membuat warga menjadi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Bahkan, ada orang yang rela bekerja dan dibayar dengan makanan
dibandingkan uang.
Inflasi adalah kenaikan harga seluruh kebutuhan
sehari-hari yang terjadi akibat beberapa hal. Inflasi bisa mendera semua negara
tergantung dengan bagaimana cara mereka mengantisipasinya. Pada sekitar tahun
2018 hingga saat ini, Venezuela juga mengalami inflasi. Bahkan, mereka sudah
memasuki tahap yang lebih darurat atau disebut sebagai hiperinflasi mencapai 83
ribu persen.
Faktor yang mempengaruhi Inflasi di Venezuela
adalah minyak bumi. Mereka mempunyai cadangan yang amat besar sehingga itu
menjadi pemasukkan utama dari negara mereka. Namun ketika harga minyak dunia
turun drastis, Venezuela pun menjadi kesulitan keuangan. Mau tidak mau, inflasi
besar-besaran pun terus terjadi.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi
1. Perputaran Uang
Penyebab inflasi yang pertama adalah jumlah
perputaran uang yang ada di sebuah negara akan mempengaruhi harga. Hal tersebut
juga selaras dengan teori yang dibuat oleh David Ricardo. Maksudnya, semakin
banyak uang yang diproduksi dalam sebuah negara, semakin mahal juga produk yang
akan dijual kepada masyarakat.
Selain itu, perputaran uang yang terlalu banyak
di sebuah negara juga membuat ketidakseimbangan terjadi di masyarakat.
Nantinya, tingkat konsumsi akan meningkat sehingga produk yang dijual akan
semakin berkurang. Hal itu bisa membuat harga-harga cenderung naik (inflasi).
2. Hutang Negara
Selain perputaran uang yang terlalu banyak,
inflasi sebuah negara bisa terjadi karena meningkatnya hutang terhadap negara
lain. Sebab, hutang tersebut akan semakin banyak atau meningkat lantaran pajak
yang harus diberikan belum lagi dengan bunga tambahan yang perlu dilunasi.
3. Tingginya Permintaan
Selanjutnya, inflasi juga bisa akan terjadi
apabila meningkatnya sebuah permintaan namun tidak dibarengi dengan kuantitas
dari produk. Misalnya, Indonesia membeli minyak mentah dari negara “A”. Namun,
beberapa negara lainnya juga mengandalkan negara “A” sebagai penyalur utama
minyak mentah. Peningkatan permintaan bisa membuat “A” menambahkan harga jual
minyak mentahnya.
4. Biaya Produksi
Biaya Produksi juga bisa menjadi faktor yang
mempengaruhi inflasi terjadi di sebuah negara. Misalnya, bahan baku sebuah
produk mengalami kenaikan, pemilik
usaha harus ikut menaikkan harga jual dari produknya. Jika tidak, mereka akan
merugi atau yang paling buruk adalah bangkrut.
5. Nilai Tukar
Faktor yang menyebabkan inflasi yang terakhir
adalah nilai tukar. Hal ini yang terjadi pada Indonesia pada tahun 1998. Kala
itu, harga seluruh bahan pokok naik setelah rupiah anjlok dan terjun bebas ke
angka Rp14.000. setelah sebelumnya berada di bawah angka Rp2000. per dollar.
Inflasi memang memberikan dampak yang kurang
bagus bagi seluruh masyarakat, tak terkecuali para pemilik usaha. Sebab, mereka
harus menaikkan harga jual agar tidak merasakan kerugian. Di sisi lain, mereka
juga menghadapi dilema di mana bakal banyak konsumen yang enggan untuk membeli
produknya lagi.
f. PERAN LEMBAGA KEUANGAN
Masalah pokok yang kemungkinan ada dan dialami
oleh pemilik usaha baik individu maupun badan ialah kebutuhan serta
ketersediaan dana untuk modal usahanya. Peran Lembaga keuangan sebagai
perusahaan yang bergerak pada bidang keuangan ternyata sangat membantu para
pelaku usaha, karena menawarkan solusi kebutuhan dana pemilik usaha tersebut.
Lembaga keuangan baik bank maupunn non bank
bertindak sebagai lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dan
pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah di suatu
negara. Bentuk-bentuk umum dari lembaga keuangan ini seperti dibawah ini:
1. Perbankan
2. Credit Union
3. Pialang Saham
4. Aset manajemen
5. Modal Ventura
6. Koperasi
7. Asuransi
8. Dana pensiun
9. Building society
Lembaga keuangan mempunyai fungsi sebagai jasa
perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab atas
penyaluran dana dari investor (pemilik dana) kepada individu ataupun badan yang
membutuhkan dana tersebut. Lembaga Keuangan tersebutlah yang memfasilitasi
peredaran uang pada perekonomian, dimana uang dari investor dikumpulkan dalam
bentuk tabungan dan akan disalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang
kepada yang membutuhkan, risiko para investor dapat beralih pada lembaga
keuangan. Dari transaksi inilah lembaga penyimpanan dana menghasilkan
keuntungan yang disebut pendapatan lembaga.
a. Peran Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan mempunyai peranan-peranan
penting dalam keuangan di suatu Negara dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya
di bidang keuangan.
1. Pengalihan aset (Assets transmutation)
Lembaga keuangan mempunyai asset yang berperan
dalam bentuk pinjaman pada pihak lain dalam jangka waktu yang telah diatur
sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan pemimpin.
Dana pembiayaan yang di gunakan untuk
meminjamkan asset tersebut di dapat dari simpanan/ tabungan masyarakat. Jadi
lembaga keuangan sebenarnya hanya mengalihkan/ memindahkan kewajiban peminjam
menjadi suatu asset dan dalam jangka waktu jatuh tempo sesuai kebutuhan
penabung. Proses ini lah yang dinamakan transmutasi kekayaan atau asset
transmutation (pengalihan kewajiban menjadi suatu asset).
2. Likuiditas (Liquidity)
Peran likuiditas ini sangat berkaitan dengan
kemampuan suatu lembaga keuangan untuk mendapatkan uang tunai pada saat yang
dibutuhkan. Lembaga keuangan membeli beberapa sekuritas sekunder (sektor usaha
dan rumah tangga yang mempunyai tujuan untuk likuiditas).
Contohnya: tabungan, deposito, sertifikat
deposit yang diterbitkan oleh bank umum akan memberikan tingkat keamanan dan
likuiditas yang tinggi, dan juga merupakan tambahan pendapatan.
3. Alokasi pendapatan (Income allocation)
Pada kenyataan yang terjadi di masyarakat ialah
banyak individu yang mempunyai penghasilan dan menyadari bahwa di masa
mendatang mereka akan mengalami pensin dan berenti dari pekerjaannya dan secara
tidak langsung pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk menghadapi masa
mendatang tersebut, pada umumnya seseorang akan menyisihkan atau merelokasikan
pendapatannya sebagai persiapan untuk masa mendatang.
Banyak cara yang bisa dilakukan, mereka bisa
juga membeli dan menyimpan barang seperti: rumah, tanah, dan juga sebagainya.
Namun kepemilikian sekuritas sekunder yang terlah dikeluarkan oleh lembaga
keuangan akan jauh lebih baik dan lebih besar penghasilannya dibandingkan
alternatif pertama. Contohnya seperti yang di bawah ini:
a. Deposito
b. Giro
c. Program tabungan
d. Polis asuransi
e. Program pensiun
f. Saham-saham
4. Transaksi (Transaction)
Sekuritas sekunder (produk) yang telah
dikeluarkan oleh lembaga keuangan seperti rekening giro, tabungan deposito dan lain sebagainya merupakan bagian dari
sistem pembayaran. Giro atau pun rekening tabungan yang ditawarkan oleh bank
prinsipnya mempunyai fungsi sebagai uang atau alat pembayaran (link uang).
Produk tabungan itu dapat dibeli oleh rumah
tangga dan juga unit usaha untuk memudahkan mereka melakukan tukar menukar
barang dan jasa. Dalam hal lainnya, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder
(misalnya giro) untuk memudahkan penyelesaian transaksi keuangan sehari–hari.
5. Peran lembaga keuangan dalam ekonomi
Bank serta lembaga keuangan termasuk salah satu
pelaku terpenting dalam perekonomian pada suatu negara. Masyarakat ataupun
kalangan industri/usaha juga sangat membutuhkan jasa dari Bank dan Lembaga
Keuangan lain untuk mendukung dan memperlancar aktivitasnya.
g. PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
Mengelola keuangan keluarga dengan baik
merupakan salah satu kunci kesuksesan keluarga. Pengelolaan keuangan keluarga
atau rumah tangga ini lebih rumit dibandingkan mengelola keuangan pribadi
karena melibatkan banyak orang yaitu suami, istri dan anak-anak. Jika
pengelolaan keuangan rumah tangga ini berjalan benar, maka beruntunglah anggota
keluarga. Namun kalau salah kelola, maka siap- siaplah mengalami masalah
keuangan bahkan sebelum habis bulan. Siapapun yang bertanggungjawab mengelola
keuangan keluarga, apakah istri atau suami, dia bertugas mengatur pengeluaran,
mulai dari dana operasional hingga cicilan kartu kredit, uang sekolah anak,
liburan, bantuan sosial atau agama, hingga jajan di luar rumah.
“Bendahara” keluarga ini didorong untuk lebih
kreatif dan hati-hati dalam soal ini, karena keberlangsungan rumah tangga
tergantung dari pintarnya mereka mengatur uang. Berikut tujuh jurus jitu hemat
mengelola keuangan rumah tangga yang bisa ditiru:
a. Tahu
detil pemasukan dan pengeluaran
·
Berapa pendapatan Anda dan pasangan tiap bulannya? Jumlahkan dengan benar.
Setelah itu, hitung juga berapa pengeluaran rutin rumah tangga, seperti tagihan
listrik, telepon, air, belanja bulanan dan tagihan lainnnya yang harus Anda
keluarkan tiap bulannya.
·
Jika Anda punya cicilan rumah, kendaraan atau kartu kredit, jangan lupa
dihitung juga sebagai pengeluaran rutin. Dengan begitu, Anda akan mengetahui
berapa kisaran pengeluaran rumah tangga tiap bulannya.
·
Pastikan pengeluaran Anda tidak lebih besar dari pemasukan. Kalau iya,
keuangan rumah tangga Anda dalam bahaya dan harus segera diatasi.
b. Pangkas
kebutuhan tidak penting
·
Buatlah catatan rutin berapa kebutuhan rumah tangga tiap bulannya,
berapa dana yang akan disimpan atau diinvestasi dan rencana-rencana keuangan
lainnya. Anda juga harus mengecek anggaran mana yang dibutuhkan, dan anggaran
mana yang harusnya dipotong.
·
Anda disarankan membuat rencana keuangan yang realistis dan masuk akal.
Jangan sampai terlalu pelit atau terlalu hemat. Misalnya, anggaran jalan-jalan
setiap dua kali selama sebulan, dipotong menjadi sekali dalam sebulan.
·
Pemotongan anggaran ini bisa mengurangi waktu Anda bersenang-senang
bersama anak dan pasangan Anda. Mungkin Anda bisa memilih tempat jalan-jalan
yang lebih murah dari sebelumnya.
c. Jangan
tunda membayar semua kewajiban
·
Segeralah membayar kewajiban sebelum uangmu habis. Misalnya membayar
uang sekolah anak, tagihan kartu kredit, cicilan mobil dan lain-lain. Bila
semua kewajiban sudah diselesaikan, maka pengelolaan uang untuk operasional dan
kebutuhan sehari-hari akan lebih mudah.
·
Sebab kewajiban atau utang itu akan menimbulkan konsekuensi jika
ditunda. Misalnya Anda akan menerima denda atau bunga sehingga kewajiban Anda
bertambah besar.
d. Menabung
dan investasi
·
Pastikan selalu menyisihkan sejumlah uang untuk tabungan dan investasi. Tabungan bisa dijadikan dana
darurat, sementara investasi bisa dijadikan tabungan masa depan.
·
Lebih baik lagi kalau jumlah uang yang ditabung selalu konsisten setiap
bulan, sehingga Anda punya ancer-ancer tersendiri.
·
Untuk melakukan investasi, Anda punya banyak pilihan. Misalnya saja
investasi emas, reksadana, saham, tanah, properti, hingga menabung di deposito.
e. Miliki
Asuransi
·
Anda juga harus menyisihkan uang untuk membeli premi asuransi. Apalagi
kalau kamu sudah memiliki tanggungan anak.
·
Dengan asuransi maka setiap risiko akan diminimalisir dan dialihkan ke
pihak asuransi. Jadi, apa pun yang terjadi, keuangan keluarga tidak akan
gonjang ganjing.
f. Buat
Daftar Belanja Bulanan
·
Pengeluaran terbanyak dalam rumah tangga adalah untuk berbelanja bahan
pokok dan kebutuhan rumah. Sebelum berbelanja, pastikan Anda sudah memiliki
daftar apa saja yang harus dibelanjakan sehingga menghindari Anda dari lapar
mata. Anda juga bisa mengecek diskon yang diberikan swalayan sehingga belanja
akan lebih hemat.
g. Kurangi
Kebiasaan Jajan
·
Jajan termasuk pengeluaran rumah tangga yang tidak terelakkan. Terutama
bila keluarga doyan ngemil dan wisata kuliner.
·
Tak heran pengeluaran yang satu ini berpengaruh pada kondisi tata
kelola keuangan rumah tangga. Nah, tidak ada salahnya Anda dan keluarga mulai
mengurangi kebiasaan jajan di luar rumah.
·
Namun bukan berarti menghapus sama sekali anggaran tersebut. Cobalah
melakukan penghematan, bukan menghapus anggaran.
h. LITERASI FINANSIAL
Memiliki literasi finansial adalah seperti
memiliki SIM. Setiap orang membutuhkan SIM untuk mengemudi di jalan demi
keselamatan diri sendiri dan orang lain. Tentu, kamu dapat berkendara secara
fisik tanpanya. Tetapi jika kamu masuk ke dalam situasi yang sulit, kemungkinan
besar ada konsekuensinya. Demikian pula, setiap orang harus memiliki
pengetahuan keuangan dasar sebelum menjadi dewasa dan bertanggung jawab atas
keuangan mereka sendiri. Jika tidak, kemungkinan besar mereka akan menghadapi
konsekuensi mahal.
a. Pengertian Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan
kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko,
keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial
untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan
dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Selain itu, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) juga memberikan penekanan mengenai pentingnya inklusi finansial
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari literasi finansial.
Pengertian inklusi finansial sendiri adalah
sebuah proses yang menjamin kemudahan akses, ketersediaan, dan penggunaan
sistem keuangan formal untuk semua individu. Literasi finansial sebagai salah
satu literasi dasar menawarkan seperangkat pengetahuan dan keterampilan untuk
mengelola sumber daya keuangan secara efektif untuk kesejahteraan hidup
sekaligus kebutuhan dasar bagi setiap orang untuk meminimalisasi, mencari
solusi, dan membuat keputusan yang tepat dalam masalah keuangan. Literasi
finansial juga memberikan pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya sebagai amunisi untuk pembentukan dan penguatan sumber daya manusia
Indonesia yang kompeten, kompetitif, dan berintegritas dalam menghadapi
persaingan di era globalisasi dan pasar bebas dan juga sebagai warga negara dan
warga dunia yang bertanggung jawab dalam pelestarian alam dan lingkungan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup dan kesejahteraan.
b. Prinsip Dasar Literasi Finansial
1. Keutuhan (holistik) unsur-unsur literasi
finansial bersinergi dengan lima literasi dasar yang lain, dengan kecakapan
abad ke-21.
2. Keterpaduan (terintegrasi) dengan kompetensi,
kualitas karakter dengan lima literasi dasar lainnya. Keterpaduan dengan
berbagai ranah, baik sekolah, keluarga, dan masyarakat.
3. Responsif terhadap kearifan lokal dan ajaran
religi yang ada di Indonesia. Berisi muatan yang mempertimbangkan kearifan
lokal dan ajaran religi yang sangat beragam di Indonesia.
4. Responsif kesejagatan, yaitu mempertimbangkan,
tanggap, dan memanfaatkan hal-hal yang berkenaan dengan literasi finansial yang
berasal dari mana saja (bersifat universal).
5. Inklusif, yaitu merangkul semua pihak dengan
terbuka dan setara, membuka kesempatan atau peluang serta kemungkinan-
kemungkinan yang berasal dari pihak lain.
6. Partisipatif, yaitu melibatkan, mendayagunakan,
memanfaatkan berbagai pemangku kepentingan literasi finansial, dan berbagai
sumber daya yang dimiliki berbagai pemangku kepentingan.
7. Kesesuaian perkembangan psikologis, sosial,
dan budaya: bahan- bahan, program, dan kegiatan literasi finansial selaras
dengan perkembangan individu, perkembangan sosial, dan budaya yang melingkupi
atau menaungi individu.
8. Keberlanjutan seluruh program, kegiatan, dan
hasilnya harus berlanjut dan saling menopang.
9. Keakuntabelan semua program, kegiatan, dan
hasil literasi finansial harus dapat dipertanggungjawabkan kepada semua
pemangku kepentingan literasi serta bisa diakses dan dikaji kembali oleh pihak
lain.
c. Ruang Lingkup Literasi Finansial
No |
Materi |
Uraian |
1 |
Pengertian transaksi ekonomi dan beragam jenis
praktiknya |
Pengertian alat tukar, barang, dan jasa |
2 |
Pengenalan sumber daya ekonomi (earning) |
• Sumber daya alam (SDA). Potensi
mengenali dan menggunakan SDA untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama • Sumber daya manusia (SDM). SDM
untuk mata pencaharian/profesi untuk pemenuhan kebutuhan dasar |
3 |
Pengenalan konsep belanja (spending) sebagai
pemenuhan kebutuhan dasar |
• Skala prioritas, yakni kebutuhan
primer, sekunder, dan tertier • Sosialisasi dan kampanye gaya
hidup ugahari (moderasi) • Ilmu konsumen |
4 |
Pengenalan konsep menyimpan (saving) dalam
terminologi tradisional dan modern |
• Menabung • Asuransi • Investasi |
5 |
Pengenalan konsep
berbagi (sharing) dengan berbasis pada kearifan lokal, ajaran agama, dan
negara |
• Amal • Pajak |
6 |
Pengenalan konsep mengenai praktik tidak baik
dan kejahatan finansial |
• Korupsi • Rasuah • Investasi bodong • Jenis kejahatan finansial
lainnya |
d. Indikator Literasi Finansial
1. Adanya peningkatan indeks literasi finansial.
Peningkatan indeks literasi finansial dapat dilihat dari survei yang dilakukan
oleh lembaga keuangan nasional dan internasional, seperti lembaga Bank
Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Dunia (World Bank)
2. Ketersediaan berbagai modul literasi finansial
dan sarana penunjang yang mendukungnya. Modul literasi finansial dalam beragam
media yang variatif, seperti buku cetak, buku elektronik, audio, audio visual,
aplikasi, alat peraga, dan sumber literasi finansial lainnya yang dapat diakses
dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat
3. Implementasi gaya hidup ugahari. Sosialisasi
ugahari (moderasi) sebagai gaya hidup yang berdampak pada pengelolaan keuangan
yang efektif, efisien, dan berimbang
4. Peningkatan penggunaan berbagai produk jasa
keuangan, seperti bank, asuransi, investasi, dan berbagai produk jasa keuangan
lainnya. Masyarakat dapat mengakses layanan produk jasa keuangan yang legal dan
aman untuk melakukan transaksi finansial
5. Konsumen yang kritis, cerdas, dan bertanggung
jawab. Masyarakat dapat memilih dan memilah produk dan jasa yang akan digunakan
serta melahirkan produk dan layanan ekonomi yang berkualitas
6. Masyarakat yang lebih memprioritaskan produk
lokal (nasional). Meningkatnya produksi dan konsumsi produk lokal yang
menguatkan perekonomian nasional untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa
Indonesia
7. Kompilasi kegiatan literasi finansial berbasis
kearifan lokal di seluruh Indonesia. Keberagaman konsep dan praktik literasi
finansial berbasis kearifan lokal yang memperkaya khazanah ilmu pengetahuan,
terutama ilmu pengetahuan ekonomi
8. Sosialisasi dan pemanfaatan Kartu Indonesia
Pintar (KIP) yang efektif dan efisien. Pemanfaatan KIP yang optimal oleh rakyat
Indonesia mendorong kualitas pendidikan dan SDM.
e. Indikator Literasi Finansial di Sekolah
1. Basis Kelas
·
Jumlah pelatihan literasi finansial untuk kepala sekolah, guru, dan
manajemen sekolah
·
Intensitas pemanfaatan dan penerapan literasi finansial dalam kegiatan
pembelajaran
·
Nilai literasi finansial berdasarkan OJK dan lembaga lainnya
2. Basis Budaya Sekolah
·
Jumlah dan variasi buku dan alat peraga berbasis literasi finansial
·
Frekuensi peminjaman bahan bacaan literasi finansial
·
Jumlah kegiatan literasi finansial
·
Terdapat kebijakan sekolah terkait literasi finansial
·
Jumlah penyajian informasi literasi finansial
·
Akses situs daring dan luring yang berhubungan dengan literasi
finansial
·
Terdapat lembaga keuangan sekolah yang aktif (bank sekolah atau
koperasi)
3. Basis Masyarakat
·
Jumlah sarana dan prasarana yang mendukung literasi finansial di sekolah
·
Tingkat keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mengembangkan
literasi finansial di sekolah
f. Indikator Literasi Finansial di Keluarga
1. Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi
finansial yang dimiliki keluarga
2. Frekuensi membaca bahan bacaan literasi
finansial dalam keluarga setiap harinya
3. Jumlah bacaan literasi finansial yang dibaca
oleh anggota keluarga
4. Jumlah pelatihan literasi finansial yang
aplikatif dan berdampak pada keluarga
5. Jumlah produk keuangan yang digunakan dalam
keluarga, seperti tabungan, asuransi dan investasi
6. Tingkat pemahaman konsep tentang fungsi dasar
keuangan, seperti cara menghasilkan uang atau mata pencaharian dan alat tukar
barang dan jasa
7. Tingkat keterlibatan seluruh anggota keluarga
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan finansial dalam kehidupan
sehari- hari
g. Indikator Literasi Finansial di Masyarakat
1. Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi
finansial yang dimiliki fasilitas publik
2. Frekuensi membaca bahan bacaan literasi
finansial setiap hari
3. Jumlah bahan bacaan literasi finansial yang
dibaca oleh masyarakat setiap hari
4. Jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga,
atau instansi dalam penyediaan bahan bacaan literasi finansial
5. Jumlah fasilitas publik yang mendukung
literasi finansial
6. Jumlah kegiatan literasi finansial yang ada
di masyarakat
7. Tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam
kegiatan literasi finansial
8. Jumlah pelatihan literasi finansial yang
aplikatif dan berdampak pada masyarakat
9. Tingkat ketersediaan akses informasi dan
layanan finansial di seluruh Indonesia
10. Jumlah pengguna produk dan layanan jasa
keuangan yang dibuktikan dengan hasil survei oleh lembaga keuangan yang
kredibel
11. Angka pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan
kesenjangan sosial yang dibuktikan oleh hasil survei (contoh: Badan Pusat
Statistik, World Bank)
12. Tingkat pendapatan per kapita masyarakat kelas
menengah dan bawah yang dibuktikan dengan hasil sensus nasional oleh lembaga
negara yang berwenang
13. Terbukanya lapangan pekerjaan yang diiringi
dengan meningkatnya wirausaha dan UMKM yang dibuktikan oleh lembaga negara yang
berwenang
14. Angka kejahatan finansial (contoh: laporan atau
survei dari POLRI, KPK, OJK, BPK dan lembaga lainnya)
h. Kesejahteraan dan Permasalahannya
Telah diuraikan di atas bahwa Ilmu ekonomi
adalah Ilmu yang dipelajari dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran. Indikator dari kesejahteraan terpenuhinya semua
kebutuhan secara layak. Namun, untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran
bukan suatu hal yang mudah, karena penuh dengan permasalahan-permasalahan yang
harus ditanggulangi.
i. Permasalahan Ekonomi Dewasa Ini
Dewasa ini semua Negara dan manusia di dunia
harus menghadapi inti permasalahan ekonomi yakni keterbatasan barang dan jasa
sebagai alat pemuas seiring dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Pada
umumnya negara-negara di dunia khususnya negara berkembang dan miskin
menghadapi masalah-masalah ekonomi berikut ini:
1. Problema Kependudukan
Sebagian besar negara di dunia menghadapi
problema kependudukan atau demografi yakni problema tentang cepatnya
pertumbuhan penduduk, bahkan terjadi ledakan penduduk yang tidak diimbangi
dengan pertumbuhan produksi dan lapangan kerja sehingga berdampak makro di
bidang sosial dan ekonomi. Indonesia dalam bidang kependudukan juga menghadapi
problema pokok yakni pertumbuhanm penduduk yang termasuk tinggi, dan kepadatan
penduduk yang tidak merata. Problema ini tentu saja sangat berdampak pada
banyak bidang, khususnya bidang sosial dan ekonomi.
2. Pengangguran dan Inflasi
Masalah pengangguran terjadi di banyak negara,
khususnya negara miskin dan berkembang, tentu saja termasuk Indonesia.
Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja
merupakan faktor dominan terjadinya pengangguran disamping karena faktor yang
lain diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya investasi,
kemalasan manusia, melemahnya kepercayaan pihak luar negeri dll. Tingginya
pengangguran sebagai tolok ukur rendahnya produksi dan berakibat pada minimnya
jumlah barang, bahkan terjadi kelangkaan produk yang dibutuhkan masyarakat,
tentu saja hal ini akan berdampak pada naiknya harga barang pada umumnya yang
kita kenal dengan inflasi. Negara manapun di dunia ini akan berusaha
menstabilkan perekonomiannya dengan upaya utamanya melalui pengendalian laju
inflasi.
3. Pertumbuhan dan Pencemaran
Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan selalu
diiringi dan disebabkan oleh pertumbuhan produksi. Pertumbuhan produksi
ditandai dengan pertumbuhan beberapa sektor produksi ekstraaktip, agraris,
industri, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor produksi tersebut khususnya
sektor industri, agraris dan ekstraktip sangat mempengaruhi kualitas
lingkungan, sehingga sering kita jumpai dampak negatip dari pertumbuhan sektor
ini menimbulkan pencemaran di darat, laut maupun udara yang sangat mengganggu
pada kualitas pertumbuhan makhluk hidup.
4. Masalah Kemiskinan dan Kesehatan
Rendahnya produksi, rendahnya kesempatan kerja,
tingginya angkatan kerja, tingginya jumlah pengangguran akan berakibat pada rendahnya
pendapatan induvidu dan masyarakat yang tentu saja akan berakibat tingginya
angka kemiskinan.
Kemiskinan akan sangat berdampak pada rendahnya
kemampuan untuk menjaga kesehatannya. Kondisi ini banyak terjadi di negara
negara berkembang, lebih lebih pada negara-negara miskin.
5. Krisis energi
Energi merupakan bagian yang sangat penting
bagi perekonomian, khususnya sektor industri. Keberadaan dan produktivitas
industri suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menyediakan energi
khususnya sebagai sumber tenaga. Kemampuan menyediakan energi ini sangat
ditentukan oleh faktor alam yang dimiliki suatu negara dan sumber daya alam
yang dimiliki khususnya minyak, batu bara dan gas. Banyak negara maju yang
mengalokasikan dananya cukup besar memenuhi kebutuhan energi.
j. Politik Ekonomi
Politik ekonomi dapat diartikan kebijakan negara di bidang ekonomi.
Kebijakan di bidang ekonomi suatu negara pada umumnya diarahkan pada antisipasi
dan penanggulangan masalah-masalah perekonomian yang dihadapinya, tentu saja
dengan memperhatikan skala prioritas. Pada akhirnya kebijakan ekonomi suatu
negara bertujuan untuk menciptakan kestabilan ekonomi dalam rangka menciptakan
kemahmuran suatu negara. Empat kreteria yang biasanya digunakan untuk
menentukan kebijakan ekonomi antara lain:
1. Efisiensi
Dalam Ilmu ekonomi efisiensi diartikan
perekonomian yang menghasilkan apa yang diinginkan masyarakat dan negara dengan
menekan biaya serendah mungkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas
2. Keadilan
Keadilan dapat diartikan pembagian dan
pendistribusian yang merata sesuai dengan hak dan kewajibannya. Negara akan
berusaha untuk mendistribusikan kemakmuran secara merata sesuai dengan hak dan
kewajibannya.
3. Pertumbuhan
Kebijakan ekonomi suatu negara akan selalu
ditujukan pada pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi sangat diharapkan terjadinya pertumbuhan pendapatan
percapita dan terciptanya kemakmuran secara merata.
4. Stabilitas
Semua negara mengharapkan adanya stabilitas,
khususnya di bidang ekonomi. Stabilitas memiliki tolok ukur kemampuan suatu
negara untuk menanggulangi rintangam dan kegoncangan khususnya bidang ekonomi.
Stabilitas ekonomi suatu negara sangat tergantung pada kemampuan negara untuk
menanggulangi laju inflasi atau mengupayakan laju inflasi tetap rendah.
Kebijakan ekonomi suatu negara dapat meliputi kebijakan moneter, kebijakan
fiscal, kebijakan ekonomi Internasional, dan kebijakan harga kebutuhan pokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar