GRAVITASI BUMI
Hukum gravitasi universal yang dirumuskan oleh Newton, diawali dengan beberapa
pemahaman dan pengamatan empiris yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan
sebelumnya. Mula-mula Copernicus memberikan landasan pola berpikir yang tepat
tentang pergerakan planet- planet, yang semula dikira planet-planet tersebut
bergerak mengelilingi bumi, seperti pada konsep Ptolemeus. Copernicus
meletakkan matahari sebagai pusat pergerakan planet-planet, termasuk bumi,
dalam gerak melingkarnya. Kemudian dari data hasil pengamatan yang teliti
tentang pergerakan planet, yang telah dilakukan Tycho Brahe, Kepler merumuskan
tiga hukum empiris yang dikenal sebagai hukum Kepler mengenai gerak planet:
1. Semua planet bergerak dalam lintasan berbentuk
elips dengan matahari pada salah satu titik fokusnya
2. Garis yang menghubungkan planet dengan
matahari akan menyapu daerah luasan yang sama dalam waktu yang sama
3. Kuadrat perioda planet mengelilingi matahari
sebanding dengan pangkat tiga jarak rerata planet ke matahari
Hukum-hukum Kepler ini adalah hukum empiris. Keplet tidak mempunyai
penjelasan tentang apa yang mendasari hukum-hukumnya ini. Kelebihan Newton,
adalah dia tidak hanya dapat menjelaskan apa yang mendasari hukum-hukum Kepler
ini, tetapi juga menunjukkan bahwa hukum yang sama juga berlaku secara
universal untuk semua benda-benda bermassa.
Hukum Gravitasi
Universal
Kita dapat menjabarkan, dengan cara yang sederhana, hukum gravitasi
universal dengan memulainya dari fakta-fakta empiris yang telah ditemukan
Keppler. Untuk memudahkan analisa kita anggap bahwa planet-planet bergerak
dalam lintasan yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, dengan kelajuan
konstan v. Karena planet bergerak dalam lintasan lingkaran maka planet
mengalami percepatan sentripetal yang besarnya diberikan oleh: (Pers. 1)
dengan T adalah periode planet mengelilingi matahari. Percepatan ini
tentunya disebabkan oleh suatu gaya yang mengarah ke pusat lingkaran (ke
matahari). Besar gaya ini tentunya sama dengan massa planet m dikali percepatan
sentripetalnya, sehingga besar gaya tadi dapat dirumuskan sebagai:
(Pers. 2)
Hukum Kepler ketiga dapat kita tuliskan sebagai:
(Pers. 3)
dengan k adalah suatu konstanta kesebandingan. Dengan persamaan hukum Keppler
ketiga ini, besar gaya dapat ditulis sebagai:
(Pers. 4)
dengan k adalah suatu konstanta. Karena gaya ini mengarah ke pusat lingkaran, yaitu ke matahari, tentunya logis bila dianggap bahwa gaya tersebut disebabkan oleh matahari.
Berdasarkan hukum ketiga Newton, tentunya akan ada gaya juga yang
bekerja pada matahari oleh planet yang besarnya sama dengan gaya di (Pers. 4).
Tetapi karena bekerja pada matahari, tentunya konstanta k di (Pers. 4)
mengandung massa matahari M sehingga logis bila diasumsikan bahwa terdapat gaya
yang saling tarik menarik antara planet dan matahari yang besarnya diberikan
oleh:
(Pers. 5)
Newton, setelah mengamati hal yang sama pada bulan dan pada bendabenda yang jatuh bebas di permukaan bumi, menyimpulkan bahwa gaya tarik menarik tadi berlaku secara universal untuk sembarang benda. Gaya tadi kemudian dinamai sebagai gaya gravitasi. Jadi antara dua benda bermassa m1 dan m2 yang terpisah sejauh r terdapat gaya gravitasi yang perumusannya diberikan oleh:
(Pers. 6)
dengan ˆr12 adalah vektor satuan yang berarah dari benda pertama ke
benda kedua. (Notasi 12, berarti pada benda pertama oleh benda kedua).
Konstanta G dalam persamaan gravitasi universal, dapat ditentukan
melalui eksperimen. Pengukuran yang teliti untuk nilai G dilakukan oleh
Cavendish. Sekarang nilai konstanta gravitasi universal diberikan oleh:
(Pers. 7)
Dalam penjabaran di atas, diasumsikan bahwa benda pertama dan kedua
adalah suatu titik massa. Untuk benda yang besar, yang tidak dapat dianggap
sebagai titik massa maka sumbangan dari masing-masing elemen massa harus
diperhitungkan. Untuk itu diperlukan perhitungan-perhitungan kalkulus integral.
Salah satu hasil capaian Newton, dia berhasil menunjukkan, dengan bantuan
kalkulus integral, bahwa sebuah benda berbentuk bola (juga kulit bola) dengan
distribusi massa yang homogen, akan memberikan gaya gravitasi ada sebuah titik
massa di luar bola tadi dengan massa bola seolah-olah terkonsentrasi pada titik
pusat bola.
Dengan ini kita dapat misalnya menganggap gaya gravitasi bumi seolah-
olah disebabkan oleh sebuah titik massa yang berada pada pusat bumi.
Hukum Kepler kedua, untuk kasus lintasan planet yang berbentuk
lingkaran, hanya menunjukkan bahwa kelajuan planet mengelilingi
matahari konstan. Tetapi untuk kasus lintasan yang sesungguhnya, yaitu yang
berbentuk elips, hukum kedua Kepler menunjukkan tentang kekekalan momentum
sudut. Lihat gambar.
Daerah yang disapu oleh garis yang menghubungkan planet dengan matahari
dalam selang waktu ∆t diberikan oleh:
(Pers. 8)
sehingga pernyataan bahwa untuk selang waktu yang sama daerah yang
disapu sama, sama dengan menyatakan bahwa besaran berikut ini konstan:
(Pers. 9)
LAPISAN LITOSFER DAN
KARAKTERISTIK
a. Lapisan Litosfer
Litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu ”lithos” yang artinya batuan dan “spere” yang artinya lapisan. Pengertian litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar/atas yang terdiri atas batuan dengan ketebalan rata rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Litosfer tersusun dalam dua palisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km. Litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.
Kerak bumi adalah struktur permukaan bumi yang berfungsi sebagai
pembungkus sehingga sering disebut kulit bumi (Sugiyanto dan Danang Endarto.
2014. Mengkaji Ilmu Geografi Untuk Kelas X SMA. Solo: Platinum). Tebal lapisan
kulit bumi tidak sama di semua tempat. Secara umum tebal kerak bumi di bawah
benua adalah 20-50 km, sedangkan di bawah samudera tebalnya 10-12 km. Meskipun
ketebalannya berbeda-beda, kerak bumi masing-masing tersusun atas lapisan yang
sama, yaitu lapisan sial (silsium dan alumunium) serta lapisan sima (silsium
dan magnesium). Lapisan sial berada di bagian atas dari kerak bumi, sedangkan
lapisan sima berada di bagian bawahkerak bumi. Lapisan yang berada paling luar
kerak bumi bersifat granatis sehingga disebut lapisan granitis. Hal ini karena
materi penyusun lapisan yang dominan berupa batuan granit. Lapisan granitis
sekitar 10 km. Namun, lapisan granitis tidak terdapat di semua tempat.
Setelah lapisan granitis terdapat lapisan yang bersifat basaltis sehingga
sidebut lapisan basaltis. Hal itu karena materi peyusun lapisan yang dominan
berupa materi basalt bersifat basa. Lapisan basaltis tebalnya mencapai 50 km.
(Antoro, Ali. 2010. Lapisan Litosfer. Ilmubumi.blogspot.com)
Gambar Lapisan penyusun bumi
Sumber: www.akhwat1cinta.blogspot.co.id/2014
Lapisan ini pada umumnya terdiri atas senyawa kimia yang kaya akan
SiO2. Itulah sebabnya lapisan
litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu litosfer atas
(merupakan daratan dengan kira kira 35% atau 1/ bagian) dan litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira kira 65% atau 2/3 bagian). Litosfer terdiri dari
berbagai macam unsur seperti besi, belerang, mangan, kalium, phosfat, natrium,
tembaga, seng serta unsur unsur lain. Menurut Klade dan Washington batuan atau
litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri atas silikon oksida (SiO2)
dan aluminium oksida (AI2O3). (Irfan Yulianto. 2014. Pengertian Litosfer dan
Lapisannya).
b. Kerak Samudra
Gambar Penampang Bentuk Kerak samudera dan benua
Sumber: www.akhwat1cinta.blogspot.com
Kerak samudera kaya Si dan Magnesium alias basa. Berat jenisnya
tinggi(3,0 g/cm3). Umurnya muda. Tipis (7-10 km). Sesuai namanya, kerak
samudera biasanya membentuk lautan.
Lapisan kerak samudera:
a. Material lapisan kerak samudera paling atas
tersusun dari material sedimen yang tebalnya hingga 800 meter
b. Lapisan kerak samudera mengalami pembaruan
terus menerus oleh adanya aktivitas vulkanisme di sepanjang celah-celah dasar
laut
c. Unsur dari kerak samudera termasuk muda yaitu
200 juta tahun dibandingkan umur kerak benua yang berumur 3,8 miliar tahun d.
Rata-rata berada pada 3.800 meter di bawah laut
c. Kerak Benua
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya Si dan Al alias asam. Karena itu, berat jenisnya rendah (2,7 g/cm3). Selain itu, umurnya relatif tua dan tebal sekali (20-70 km). Kerak benua, sesuai namanya, biasanya membentuk daratan.
Lapisan kerak benua:
1. Material lapisan kerak benua pada lapisan atas
berupa batuan granitringan
2. Material lapisan kerak benua pada lapisan
bawah berupa batuan basal yang lebih rapat
3. Lapisan kerak benua tersusun pada zaman
Prekambiun
4. Rata-rata berada di 850 meter di atas
permukaan laut
Kerak benua merupakan rekaman utama kondisi Bumi selama 4,4 milyar
tahun terakhir. Pembentukannya mengubah komposisi lapisan mantel dan atmosfer,
ia mendukung kehidupan, dan tetap sebagai pencuci karbon dioksida melalui cuaca
dan erosi.
JENIS-JENIS BATUAN DAN
SIKLUS BATUAN
1. Siklus
Batuan
Magma tidak terbentuk di semua wilayah di bumi. Melainkan magma hanya
terdapat di beberapa tempat di bawah permukaan yang disebut kamar magma. Magma
yang sifatnya yang dinamis, terus bergerak. Gerakan ini membuat magma mengalir
ke tempat yang suhunya lebih rendah dari kamar magma. Akibatnya magma mengalami
kristalisasi dan sebagiannya membeku menjadi batuan beku. Jika proses pembekuannya
berlangsung di bawah permukaan bumi disebut batuan beku intrusif (misalnya batuan granit dan diorit),
sedangkan jika proses pembekuannya berlangsung di permukaan disebut batuan beku ekstrusif (misalnya
basal dan andesit) beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama
kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan
beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi.
Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya menjadi batuan metamorf (malihan).
Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan
beku juga umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini juga akan
terus bergerak semakin dalam karena di permukaan bumi terus terbentuk lapisan
sedimen baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan menghimpit lapisan sedimen
sebelumnya sehingga bergerak makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya
batuan sedimen ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi sehingga
bermetamorfosis menajadi batuan malihan.
Secara sederhana hubungan antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan
malihan dapat digambarkan dalam formula berikut:
Gambar Skema Siklus Batuan
Sumber: www.wikipedia.co.id.2017
2. Proses Terjadinya Siklus Batuan Beku, Sedimen,
Metamorf
Batuan merupakan salah satu komponen yang berada di alam raya ini.
Batuan adalah salah satu komponen abiotik yang berada di tengah-tengah
ekosistem alam ini. Mekanisme daur batuan di alam dapat diuraikan sebagai
berikut.
a. Magma mengalami proses pendinginan sehingga
terjadi kristalisasi membentuk batuan beku (batuan beku dalam, beku gang, dan
beku luar).
b. Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi,
terangkut dalam bentuk larutan atau bukan larutan, kemudian diendapkan sehingga
terjadi proses sedimentasi membentuk batuan sedimen. Namun, ada pula yang
langsung mengalami perubahan bentuk menjadi batuan metamorf.
c. Batuan sedimen dapat mengalami perubahan
menjadi batuan metamorf. Selanjutnya, batuan metamorf yang mendekati astenosfer
dapat berubah lagi menjadi magma atau adanya magma baru yang menjadi batuan
beku lagi. Demikian seterusnya.
JENIS-JENIS BATUAN
1. Batuan Beku
Gambar Jenis-jenis Batuan Beku
Sumber : Antoro, Ali. 2010
Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk dari magma yang
membeku. Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak
ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil. Batuan beku di bedakan
mejadi dua kelompok, yaitu berdasarkan tempat pembekuannya dan berdasarkan
mineral penyusunanya.
a. Berdasarkan Tempat Pembentukannya
1) Batuan
beku dalam
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang
terbentuknya jauh di permukaan bumi, yaitu pada kedalaman 15-50 km. Karena
tempat pembekuannya dekat dengan astenosfer, pendinginan magmanya sangat lambat
sehingga menghasilkan batuan yang besar-besar dengan tekstur holokristalin,
yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristak yang sempurna.
Ciri-ciri batuan beku dalam antara lain sebagai
berikut:
a) Umumnya berbutir lebih kasar dibadingkan
batuan beku luar
b) Jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas
2) Batuan Beku Korok (Gang)
Batuan beku korok (gang) adalah batuan beku
yang terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke
permukaan bumi. Proses pembekuan magma ini agak cepat sehingga membentuk batuan
yang mempunyai kristal-kristal yang kurang sempurna.
3) Batuan
Beku Luar
Batuan beku luar atau disebut juga batuan
lelehan adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Magma yang ke luar
dari bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan sangat cepat sihingga
tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Contoh batuan beku luar adalah
riolit dan basal.
b. Bedasarkan Mineral Penyusun
1) Batuan Beku Mineral Ringan
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral
ringan biasanya berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat
sehingga termasuk batuan yang bersifat asam.
2) Batuan Beku Mineral Berat
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral
berat biasanya berwarna gelap, sukar pecah, dan kandungan silikatnya sedikit
sehingga termasuk baatuan yang bersifat basa.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butiran-butiran hasil pelapukan atau pengikisan tersebut mengendap secara berlapis yang makin lama makin tebal dan padat.
Padatnya lapisan itu disebabkan adanya tekanan
atau beban yang terlalu berat. Tekanan yang terlalu lama membentuk agregat
batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi itulah endapan-endapan
berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen.
Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu menurut tenaga yang mengendapkan, tempat pengendapan, dan cara
pengendapan.
a. Menurut Tenaga yang Mengendapkannya
1) Batuan sedimen Akuatis, yaitu batuan sedimen
yang berasal dari pengnedapan butiran-butiran batuan oleh air sungai, danau,
atau air hujan
2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris), yaitu batuan
sedimen yang berasal dari pengendapan butir-butir batuan olrh angin
3) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen
yang berasal dari pengendapan butiran-butiran batuan oleh gletser
b. Menurut Tempat Pengendapan
1) Batuan Sedimen Terestris, yaitu batuan sedimen
yang diendapkan didarat
2) Batuan Sedimen Marine, yaitu batuan sedimen
yang diendapkan di laut
3) Batuan Sedimen Limnis, yaitu batuan sedimen
yang diendapkan di danau
4) Batuan Sedimen Fluvial, yaitu batuan sedimen
yang diendapkan di sungai
5) Batuan Sedimen Sedimen, yaitu batuan sedimen
yang diendapkan di daerah-daerah yang terdapat es atau gletser
Gambar Berbagai Jenis Batu Sedimen
Sumber: Djauhari Noor. 2009
c. Menurut Cara Pengendapannya
1) Batuan Sedimen Mekanis, yaitu batuan sedimen
yang diendapkan secara mekanis tanpa mengubah susunaan kimianya. Sebuah
pengamatan menunjukkan bahwa batuan kerikil ataun pasir merupakan potongan
sederahana dari batuan dan mineral.
2) Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen
yang diendapkan secara kimiawi. Pada proses pembentukan batuan ini terjadi
perubahan susunan kimianya. Contohnya, batau kapur.
3) Batuan Sedimen Organik, yaitu batuan sedimen
yang diendapkan melalui kegiatan organik. Contohnya terumbu karang.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang telah
mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiaei sehingga menjadi bebeda
dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaaruhi proses perubahana batuan
adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan waktu yang lama.
a. Metamorf Kontak (Metamorf Termal)
Batuan metamorf kontak adalah batuan yanag
berubah karena pengaruh suhu yag sangat tinggi. Suhu sangat tinggi karena
letaknya dekat dengan magma, antara lain di sekitar batuan intrusi. Contohnya,
batalit, stock, lakolit, sill, dan dike. Luas zona metamorfosis di sekitar
batolit dapat mencapai puluhan kilometer persegi, di skitar stock sampai ribuan
meter persegi, namun di sekitar sill dan dike zona metamorfosis ersebut tidak
begitu luas.
b. Metamorf Dinamo
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang
berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat
lama, dan dihasiklkan dari proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen.
Adanya tekanan dari arah yang berlawanan menyebabkan butiran-butiran mineral
menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali, contohnya, batu lumpur
(mudstone) menjadi batu tulis (slate).
Jenis batuan metamorf dinamo banyak dijumpai di
daerah-daerah patahan dan lipatan yang tersebar
di seluruh dunia.
c. Metamorf Pneumatolistis Kontak
Batuan metamorf pneomatolistis kontak adalah
batuan yang berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya, kuarsa
dengan gas borium berubah menjadi turmalin (sejenis permata) dan kuarsa dengan
gas fluorium berubah menjadi topas (permata berwarna kuning) metamorf dinamo
(metamorf kinetik), dan metamorf pnumatolistis kontak.
HIDROLOGI
Secara etimologi, hidrologi berasal dari kata
hydros yang berarti air, dan logos yang berarti ilmu. Secara umum pengertian
hidrologi adalah ilmu tentang air atau ilmu yang mempelajari tentang masalah
air. Di satu sisi, banyak ditemukan tulisan-tulisan yang mendefinisikan
hidrologi secara umum, dan sebaliknya banyak pula ditemukan definisi hidrologi
secara spesifik yang mengacu pada sudut pandang ilmu si pembuat definisi. Namun
demikian pada prinsipnya terdapat kesamaan pengertian yaitu bahwa hidrologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang air. Dengan definisi air ini maka air bukan benda
alam yang bersifat statis, tetapi air dipandang sebagai benda alam yang sangat
dinamis.
SIKLUS HIDROLOGI
a. Pengertian Siklus Hirologi
Pembahasan tentang ilmu hidrologi tidak dapat
dilepaskan dari siklus hidrologi. Air terdapat di permukaan Bumi, di dalam
tanah, dan di udara. Wujud air tidak hanya cair, tetapi dapat berwujud padat
(es dan salju) dan gas (uap air). Air di bumi selalu bergerak dari suatu tempat
ke tempat lain dan berubah dari wujud satu ke wujud lain. Air tersebut
mengalami sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari laut ke atmosfer, ke
daratan, dan kembali ke laut bersamaan dengan proses perubahan wujud. Siklus
hidrologi merupakan proses yang menjamin ketersediaan air di muka Bumi untuk
mencukupi kebutuhan hidup bagi makhluk hidup.
Perputaran massa air di bumi diawali dengan
proses pemanasan muka Bumi oleh pancaran sinar matahari. Dengan adanya panas
ini maka air akan menguap menjadi uap air dari semua tanah, sungai, danau
telaga, waduk, kolam, sawah, laut dan badan air yang lain. Proses demikian
dinamakan penguapan (evaporation). Penguapan juga terjadi pada semua tanaman
yang disebut pemeluhan/transpirasi (transpiration). Sebagian air mencari
jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah menuju sungai,
sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah menjadi bagian dari
air tanah (groundwater). Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik aliran air
permukaan (surface streamflow) maupun air dalam tanah bergerak ke tempat yang
lebih rendah yang dapat mengalir ke laut. Sejumlah besar air permukaan dan air
bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan pemeluhan (transpirasi)
sebelum sampai ke laut.
Gambar Siklus Air
Sumber: Suripin, Pelestarian Sumberdaya Tanah,
2002, hal. 134
b. Proses-proses Siklus Hidrologi
Proses-proses yang mengikuti siklus hidrologi
adalah:
1) Evaporasi adalah proses air berubah dari padat
menjadi gas atau uap air di atmosfer. Air berpindah dari permukaan menuju
atmosfer melalui evaporasi, proses perubahan uap air menjadi gas. Sekitar 90%
proses evaporasi berasal dari lautan, 10% berasal dari perairan darat dan
vegetasi. Angin memindahkan uap air mengelilingi bumi, mempengaruhi kelembaban
udara di bumi.
2) Transpirasi adalah proses penguapan air ke
atmosfer dari daun dan batang tanaman. Tanaman menyerap air tanah melalui
akar-akar. Tanaman memompa air naik dari tanah untuk memberikan nutrisi ke
daun. Proses memompa didorong oleh penguapan air melalui pori-pori kecil yang
disebut stomata yang ditemukan di bawah daun.
3) Evapotranspirasi, adalah gabungan dari
evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang hidup di permukaan bumi.
4) Kondensasi, adalah perubahan wujud benda ke
wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.
5) Presipitasi, ketika titik-titik air, salju dan
es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi
hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal
dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak diatur oleh arus udara. Sebagai
contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan
tersebut menjadi dingin, menjadi jenuh air,dan jatuh sebagai hujan, salju, dan
hujan es batu (hail).
6) Infiltrasi dan Perkolasi, air hujan yang jatuh
ke permukaan bumi khususnya daratan meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir
secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi
air bawah tanah.
7) Surface run off, air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air
permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan
berakhir ke laut.
c. Macam-macam Siklus Air
Dalam kehidupan manusia di permukaan bumi ini
terdapat tiga macam siklus air yaitu sebagai berikut:
1) Siklus Kecil atau Pendek
Air laut mendapat sinar matahari, kemudian
mengalami penguapan yang semakin lama semakin banyak. Setelah mencapai
ketinggian tertentu, temperatur udara menurun, maka terjadilah kondensasi
(pengembunan), dan terbentuklah awan yang mengakibatkan turunnya hujan di atas
permukaan laut tersebut. Siklus ini dinamakan dengan siklus pendek.
2) Siklus Sedang
Air laut yang mendapat sinar matahari, kemudian
menguap. Uap air tersebut terbawa oleh angin ke daratan. Akibat suhu udara di
atas daratan (biasanya pegunungan) dingin, maka terjadilah kondensasi sehingga
terbentuklah awan. Jika awan tersebut telah jenuh oleh uap air, terjadilah
hujan. Air hujan tersebut ada yang mengalir di permukaan bumi, meresap ke dalam
tanah, ada yang masuk danau, sungai, dan akhirnya kembali ke laut. Siklus
(peredaran) air ini disebut siklus sedang.
3) Siklus Panjang atau Siklus Besar
Siklus ini terjadi karena pengaruh panas sinar
matahari yang mengakibatkan air laut menguap. Uap air tersebut terbawa oleh
angin jauh ke wilayah daratan. Setelah mengalami pendinginan, uap air tersebut
berubah menjadi kristal es sehingga terjadilah hujan salju. Salju yang
berkumpul membentuk padang salju yang kemudian mencair dan mengalir pada sungai
es (gletser). Setelah mencair akhirnya kembali ke laut. Siklus air ini disebut
siklus panjang.
PERAIRAN LAUT
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di
permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan
benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera. Jadi, dapat
dikatakan bahwa laut merupakan bagian dari samudera. Terdapat empat Samudra
yang menutupi planet Bumi, yaitu Pasifik (179,7 juta km2), Atlantik (93,4 juta
km2), Hindia (74,9 juta km2), dan Arktik (13,1 juta km2).
Perairan laut merupakan massa air asin dengan
kadar garam cukup tinggi (rata-rata 3,45%). Lautan di bumi memiliki luas
kira-kira 361.000.000 km2. Jadi lebih dari 70% luas permukaan bumi dengan
kedalaman rata-rata 3.730 m. Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut
Oceanografi. Objek yang dipelajarinya, adalah mengenai keadaan fisik airnya,
gerakannya, kedalamannya, kualitas airnya, pasang naik, pasang surut, dan
lain-lain.
a. Klasifikasi Laut
1) Berdasarkan proses terjadinya
a) Laut Transgresi adalah laut yang terjadi
karena genangan air laut terhadapdaratan akibat kenaikan tinggi permukaan air
laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es. Inilah yang menyebabkan
dataran rendah di Indonesia timur dan barat tergenang air laut dan sekarang
menjadi laut dangkal. Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina
Selatan, dan Laut Arafuru.
b) Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena
dasar laut mengalami gerak menurun, dapat berupa palung laut atau lubuk laut.
Contoh: Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi dan Laut Maluku.
c) Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit pada
waktu zaman es, terjadi penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan
dangkalan Sahul pada zaman glasial merupakan daratan. Dangkalan Sunda merupakan
bagian dari Benua Asia, sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua
Australia. Pada waktu air surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut
karena dalamnya, laut inilah yang dinamakan laut regresi. Contohnya Laut Banda
dan Selat Makassar.
2) Berdasarkan letaknya
a) Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang
letaknya di tepi benua dan terpisah dengan lautan oleh adanya deretan pulau.
Contohnya, Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.
b) Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang
terletak di antara benua, contohnya Laut Tengah.
c) Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang
terletak di tengah-tengah benua (daratan). Contohnya, Laut Hitam dan Laut
Kaspia.
3) Berdasarkan kedalamannya
a) Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai
yang terletak di antara garis pasang naik dan pasang surut.
b) Zona Neritik (laut dangkal), dengan ketentuan
sebagai berikut.
a) Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m
b) Sinar matahari masih tembus ke dasar laut
c) Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan
laut sehingga zona ini penting artinya bagi kehidupan manusia
d) Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda,
seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Landas
Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru
c) Zona Batial (wilayah laut dalam), dengan
ketentuan sebagai berikut.
e) Kedalamannya antara 200–2000 m
f) Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke
dasar laut, karena itu tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga
binatang-binatang lautnya
d) Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam),
dengan ketentuan sebagai berikut.
g) Kedalamannya antara 2000–5000 m
h) Tekanan airnya sangat besar
i) Suhu sangat rendah
j) Tidak terdapat tumbuhan laut
k) Binatang laut sangat terbatas
e) Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam >
6000 m).
Gambar Zona Kedalaman Laut
Sumber:
konsepgeografinet/2016/02/zona-laut.html
4) Relief Dasar Laut
a) Paparan Benua (Continental Shelf)
b) Lereng Samudra (Continental Slope)
c) Dasar Samudra (Ocean Floor)
d) The Deep adalah cekungan-cekungan yang sangat
dalam di dasar samudra. Pada umumnya, topografi the deep adalah berupa lubuk
(basin) dan palung (trench dan trough).
Gambar Penampang dasar laut
Sumber : Grober science library planet earth
e) Lubuk laut/Bekken/Basin bentukan dasar samudra
berupa cekungan yang relatif hampir bulat, yang terjadi akibat pemerosotan muka
Bumi karena adanya tenaga endogen.
f) Palung adalah bentukan dasar samudra yang
bentuknya menyerupai parit memanjang dan sangat dalam. Sebagian besar palung
laut terletak pada pertemuan lempeng samudra dan benua (subduction zone).
g) Ambang adalah relief dasar laut berupa
punggungan (bukit) yang memisahkan dua wilayah laut dangkal.
h) Pematang tengah samudra (Mid Oceanic Ridge)
adalah jalur punggungan yang bentuknya memanjang di sepanjang zone pemisahan
dua buah lempeng samudra (zone divergensi).
i) Submarine canyon adalah alur-alur ngarai yang
terletak di kawasan paparan benua, yang dahulunya diperkirakan merupakan lembah
sungai paparan tersebut masih berupa kawasan darat.
j) Gunung Laut, adalah gunung yang dasarnya di
dasar laut, baik yang puncaknya menjulang di atas permukaan laut atau tidak.
k) Guyot merupakan bekas gunung api yang
puncaknya datar dan tenggelam karena tererosi.
l) Atol adalah pulau karang di laut yang
bentuknya menyerupai cincin yang besar.
b. Persebaran dan Pemanfaatan Biota Laut
Laut adalah salah satu sumber daya alam yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, laut harus dimanfaatkan secara
benar. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas
1,9 juta kilometer persegi. Laut Nusantara yang
membentang dari barat ketimur sepanjang lebih dari 5.000 kilometer, memberikan
kontribusi besar bagiperikanan dunia. Keberadaan laut menjadi penopang ekonomi
masyarakat. Hasil tangkapan nelayan menjadi sumber protein penting bagi
masyarakat Indonesia.
1) Pemanfaatan Perairan Laut Indonesia
Kekayaan laut Indonesia tidak hanya indah,
tetapi memiliki kualitas internasional. Negara kita dikenal sebagai negara
kepulauan dan maritim terbesar di dunia, merupakan salah satu negara pengekspor
ikan, udang, dan berbagai jenis hewan laut lainnya untuk dikirim ke luar negeri
seperti Cina, Jepang, dan Amerika. Pengelolaan perikanan harus memperhatikan
asas manfaat, keadilan, kebersamaan, kemitraan, kemandirian, pemerataan,
keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, kelestarian, kekuatan yang berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa pemanfaatan kekayaan sumber daya laut Indonesia:
a) Laut sebagai sumber pangan
Laut merupakan habitat bagi oranisme di
dalamnya, baik itu tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan (rumput laut dan alga) dan
hewan (teripang,kerang, udang, cumi, dan beragam ikan baik demersal atau
pelagis) dapat ditangkap nelayan sehingga menjadi komoditi bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan pangan.
b) Sebagai Objek Wisata
Laut juga memiliki manfaat sebagai objek
wisata, karena memiliki panorama yang indah. Bukan hanya keindahan yang
terlihat di atas permukaannya tetapi juga keindahan yang tersimpan di dasar
laut yaitu keindahan terumbu karang dengan biota di dalamnya. Contoh
objekwisata bahari terkenal di Indonesia adalah Bunaken dan Wakatobi
(Sulawesi).
c) Sebagai Media Transportasi
Indonesia merupakan negara kepulauan, sarana
transportasi laut memiliki potensi yang penting. Banyak pelabuhan terkenal di
Indonesia yang dapat disinggahi kapal barang atau kapal penumpang. Contoh
Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Priuk, Tanjung Emas, Ketapang, dan sebagainya.
d) Sebagai Sumber Bahan Tambang
Bahan tambang bukan hanya diperoleh di darat
tetapi ada pula yang tersimpan di dalam laut. Potensi bahan tambang di laut
sangat beragam, misalnya, pasir laut yang banyak diekspor ke Singapura dan
Malaysia, timah dan bauksit yang banyak terdapat di Pulau Bangka Belitung.
2) Potensi Perairan Laut Indonesia
Para Siswa, Negara kita memiliki wilayah laut
sangat luas yakni 5,8 juta km merupakan tiga perempat dari keseluruhan wilayah
Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat sekitar 17.508 pulau dan
dikelilingi garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan garis pantai
terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Potensi yang dapat dikembangkan
yaitu:
a) Perikanan
Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari
sebesar 9,9 juta tonper tahun. Di Indonesia bagian Barat dengan rata-rata
kedalaman 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan adalah ikan kecil. di
kawasan Indonesia Timur yang kedalaman lautnya mencapai 4.000 m, banyak
ditemukan ikan besar seperti tuna dan cakalang.
b) Budidaya Kelautan
Budidaya kelautan terdiri dari budidaya ikan,
budidaya moluska (kekerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut,
yang potensi lahan pengembangannya mencapai sekitar 913.000 hektar. Indonesia
memiliki sumber daya perikanan meliputi, perikanan tangkap di perairan umum
seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun. Sedangkan
untuk rumput laut, tersedia sekitar 1,1 juta hektar tetapi baru sekitar 20%
atau 220.000 hektar yang sudah dimanfaatkan. Salah satu sektor ekonomi kelautan
yang berpeluang besar untuk menjadi penyelamat adalah sektor perikanan budidaya
(aquaculture), khususnya budidaya laut (mariculture).
c) Bioteknologi Kelautan
Bioteknologi kelautan adalah teknik penggunaan
biota laut untuk membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki kualitas
tumbuhan dan hewan, dan merekayasa organisme untuk keperluan tertentu.
c. Persebaran Biota Laut di Perairan Indonesia
1) Perikanan
a) Perikanan Pantai
Perikanan pantai terdapat di kawasan laut
dangkal dengan jarak tempuh kurang dari 60 mil dari pantai. Jenis penangkapan
ikan ini biasa dilakukan oleh nelayan tradisional yang menggunakan perahu
dayung atau kapal motor tempel. Karena peralatan yang digunakan sangat
terbatas, hasil tangkapannya pun kurang memuaskan. Jenis ikan yang sering
ditangkap, antara lain kembung, teri, petek, lemuru, dan beberapa jenis
moluska, seperti cumi dan ubur-ubur.
b) Perikanan Laut Dalam
Perikanan laut dalam merupakan jenis
penangkapan ikan di laut lepas atau samudera yang biasa dilakukan oleh nelayan
modern atau perusahaan perikanan dengan peralatan canggih. Mereka biasa pergi
menangkap ikan dengan kapal trawl serta alat penangkap ikan berupa pukat
harimau. Jala ikan jenis ini mampu menjaring ikan dalam jumlah yang banyak,
mulai dari ikan-ikan besar sampai yang ukurannya kecil. Komoditas yang menjadi
andalan adalah tuna dan cakalang.
Beberapa wilayah di Indonesia yang merupakan
kawasan perikanan laut yang potensial antara lain sebagai berikut.
Perairan Selat Malaka dengan pusat di daerah Bagansiapiapi.
Di wilayah ini banyak terdapat ikan terumbuk.
- Sekitar perairan pantai utara
Jawa dan Segara Anakan (Cilacap).
-
Perairan selatan Pulau Jawa, menyisir hingga kawasan timur Indonesia,
banyak terdapat ikan tuna jenis Bluefin.
-
Perairan Wakatobi, Laut Banda, dan sekitarnya merupakan habitat jenis
tuna sirip kuning.
-
Sekitar Air Tembaga, Bitung, dan Sulawesi Utara banyak menghasilkan
jenis ikan tuna dan cakalang.
-
Perairan Maluku (sekitar Ambon) yang merupakan salah satu zona up
welling curent sehingga menjadi kawasan yang kaya dengan ikan. Di wilayah ini
banyak terdapat jenis ikan cakalang dan beberapa jenis ikan hias.
2) Rumput Laut
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar
bagi pengembangan komoditi rumput laut. Kegiatan pengembangan rumput laut telah
dilakukan di seluruh perairan Indonesia mulai dari Aceh sampai dengan Papua.
Sentra lokasi budidaya rumput laut tersebar di daerah tengah dan timur
Indonesia, anatara lain Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa
Tenggara Timur (NTT), Bali, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Maluku, Jawa Timur, dan Banten.
3) Terumbu Karang
Secara umum penyebaran terumbu karang di
Indonesia tersebar di pantai barat Sumatera dan Jawa bagian selatan yang
dipengaruhi oleh arus dari lautan Hindia. Penyebaran terumbu karang paling baik
di daerah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali.
Terumbu karang yang paling beragam jenisnya di Indonesia adalah daerah Raja
Ampat, Papua yang merupakan taman laut terbesar di Indonesia, Taman Laut
Bunaken di Sulawesi Utara, dan Wakatobi di Sulawesi Tenggara.
Terumbu karang memiliki manfaat ekonomis,
ekologis, maupun sosial ekonomi. Manfaat ekonomi, yaitu sebagai sumber makanan,
obat-obatan, dan objek wisata bahari. Manfaat ekologis, yaitu mengurangi
hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi.
Manfaat sosial ekonomi, yaitu sebagai sumber
perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan dan penduduk sekitar.
4) Hutan
Mangrove
Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang
terletak di daerah pasang surut air laut. Hutan mangrove tersebar di pesisir
barat Pulau Sumatera, beberapa bagian dari pantai utara Pulau Jawa, sepanjang
pesisir Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, Pesisir Selatan Papua, dan sejumlah
pulau kecil lainnya.
d. Pencemaran dan Konservasi Perairan Laut
1) Pengertian Pencemaran Laut
Pencemaran laut adalah peristiwa masuknya
partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau
penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi
efek berbahaya. Banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang
kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah
pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang
terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan. Semakin panjang rantai
yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan.
Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin,
terhanyut maupun melalui tumpahan.
2) Penyebab Pencemaran Perairan Laut
a) Pencemaran oleh minyak
Kecelakaan kapal tanker mengangkut minyak
mentah dalam jumlah besar yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan sering
terjadi. setiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak dilautan, akan
mengakibatkan minyak mengapung di atas permukaan laut yang akhirnya terbawa
arus dan terbawa ke pantai. Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap
hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah.
b) Pencemaran oleh logam berat
Logam berat ialah benda padat atau cair yang
mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm, sedangkan logam yang
beratnya kurang dari 5 gram adalah logam ringan. Logam berat, seperti merkuri
(Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan
nikel (Ni), merupakan bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai
permasalahan pada perairan.
Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada
perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah
buangan industri dan pertambangan.
c) Pencemaran oleh sampah
Sekitar 80% dari sampah di laut adalah
plastik.Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut
berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Jaring ikan yang terbuat dari bahan
plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini sangat membahayakan
lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya.
Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, serta
menghalangi hewan kembali ke permukaan untuk bernapas.
d) Pencemaran oleh pestisida
Pencemaran yang disebabkan oleh pestisida
adalah bersifat akumulatif. Pestisida sengaja ditebarkan dengan tujuan untuk
mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme lain yang tidak diinginkan.
Beberapa pestisida yang dipakai berasal dari
suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride. Pestisida jenis ini termasuk
golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat di mana molekul-molekul
ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mulai
dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini
secara terus menerus akan terjadi penumpukan di lingkungan dan akhirnya
mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi
organisme yang hidup.
e) Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian
peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau
fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas
primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung
cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan
kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
f) Pencemaran akibat polusi kebisingan
Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran
kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi
minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut
daripada di udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan
lemah, dan hidup di wilayah yang sebagian besar ditentukan oleh informasi
akustik.
e. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
Air Laut
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
pencemaran laut:
1) Tidak membuang sampah ke laut
2) Penggunaan pestisida secukupnya
3) Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung
rokok di sekitar laut
4) Kurangi penggunaan plastik
5) Tidak meniinggalkan tali pancing, jala, atau
sisa sampah dari kegiatan memancing di laut
6) Setiap industri atau pabrik menyediakan
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
7) Menggunakan pertambangan ramah lingkungan,
yaitu pertambangan tertutup
8) Pendaurulangan sampah organik
9) Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena
senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air
10) Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan
pemerintah
f. Konservasi Perairan Laut
Konservasi adalah upaya pemeliharaan dan
pengembangan alam menurut status aslinyaagar mampu untuk melindungi dan
mengembangkan sumberdaya yang ada di laut baik berupa hewan, tumbuhan, dan
lain-lain sehingga tercipta alam laut yang alami.
Jadi konservasi ekosistem laut merupakan upaya
untuk melindungi dan mengembangkan potensi ekosistem yang ada di laut dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga tercipta kelestarian ekosistem.
Bentuk-bentuk konservasi sebagai berikut:
1) Konservasi Ekosistem Pantai
Pantai merupakan ekosistem yang terletak antar
garis air surut terendah dengan air pasang tertinggi. Banyak di antara
pantai-pantai di Indonesia yang mengalami abrasi, mulai dari yang tingkat
abrasinya rendah, sedang, sampai yang tingkat abrasinya parah/tinggi.
Pencegahan ataupun penanggulangan abrasi dengan berwawasan konservasi ini
tentunya akan memberikan berbagai keuntungan bagi lingkungan (alam) yang akan
membawa banyak imbas positif dalam kehidupan manusia. Salah satu cara mencegah
ataupun mengatasi abrasi yaitu dengan cara penanaman bakau.
2) Konservasi ekosistem estuari
Estuari merupakan perairan semi tertutup yang
berada di bagian hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut, sehingga
memungkinkan terjadinya percampuran antara air tawar dan air laut.
Beberapa hal yang dimungkinkan menjadi sumber
kerusakan dan perubahan fisik lingkungan wilayah estuaria antara lain:
a) Semakin meningkatnya penebangan hutan dan
jeleknya pengelolaanlahan di darat, dapat meningkatkan sedimentasi di wilayah
estuaria.
b) Pola pemanfaatan sumber daya hayati laut yang
tidak memperhatikan daya dukung produktifitas pada suatu kawasan estuaria.
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi
dampak kerusakan pada ekosistem perairan wilayah estuaria yaitu:
a) Menata kembali sistem pengelolaan daerah atas
Perairan pesisir yang penggunaan lahannya
sebagai lahan budidaya yang memerlukan kualitas perairan yang baik maka
penggunaan lahan atas tidak diperkenankan adanya industri yang memproduksi
bahan yang dapat menimbulkan pencemaran atau limbah. Limbah sebelum dibuang ke
sungai harus melalui pengolahan dahulu sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
b) Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Secara Optimal
Wilayah estuaria yang berfungsi sebagai
penyedia habitat sejumlah spesies untuk berlindung dan mencari makan serta
tempat reproduksi dan tumbuh, oleh karenanya di dalam pemanfaatan sumber daya
perikanan khususnya di wilayah estuaria diperlukan tindakan-tindakan yang
bijaksana yang berorientasi pemanfaatan secara optimal dan lestari. Pola
pemanfatan sebaiknya memperhatikan daya dukung lingkungan (carrying capacity).
c) Konsenvasi Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di
daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan
terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim.
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik
dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis:
-
Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain: pelindung garis pantai,
mencegah intrusi air laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan
(feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat
pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur
iklim mikro.
-
Fungsi ekonominya antara lain: penghasil keperluan rumah tangga,
penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit
MAGNET DAN MEDAN MAGNET
Anda mungkin telah mengamati magnet menarik klip kertas, paku dan benda-benda
lainnya yang terbuat dari besi. Setiap magnet, baik dalam bentuk batang maupun
bentuk lain, memilki dua ujung kutub, dimana efek magnetiknya paling kuat. Jika
magnet diikat pada sebuah tali dan digantungkan maka akan terlihat satu kutub
selalu menunjuk ke arah ke utara. Kutub magnet yang tergantung bebas yang
mengarah utara geografis disebut kutub utara magnet, kutub lainnya mengarah
menuju selatan dan disebut kutub utara selatan. Ketika dua magnet didekatkan
satu sama lain, masing-masing akan memberikan gaya kepada yang lain, gaya ini
dapat berupa gaya menarik atau gaya menolak dan dapat dirasakan ketika magnet
tidak bersentuhan. Jika kutub yang sejenis didekatkan maka dapat dirasakan
bahwa magnet tersebut sangat susah untuk di satukan, sehingga semakin besar
gaya yang diberikan untuk menyatuhkan kedua magnet maka maka kedua magnet akan
memberikan gaya yang lebih besar untuk memisahkan diri.
Namun, jika kutub-kutub yang tidak sejenis didekatkan maka kita dapat
rasakan kedua magnet tersebut memberikan gaya tarik menarik satu sama lain,
sehingga kita tidak membutuhkan gaya yang besar untuk menyatuhkan kedua magnet
tersebut. Sementara jika sebuah magnet dipotong, maka setiap potongan tersebut
akan tetap memiliki dua kutub dan menjadi sebuah magnet yang baru, keadaan
sebuah kutub yang terisolasi atau monopoli magnetik (kutub-kutub selalu muncul
berpasangan), telah lama fisikawan berusaha mencari satu kutub magnet
terisolasi (monopoli), tetapi tidak pernah ada magnet monopoli yang diamati.
Sebuah magnet menarik bola-bola yang terbuat dari besi
Kutub berbeda dari dua magnet saling menarik; kutub sejenis saling
menolak
Jika anda membagi sebuah magnet, anda tidak akan mendapatkan kutub
utara dan kutub selatan yang terisolasi; melainkan dua buah magnet baru yang
dihasilkan, masing-masing dengan sebuah kutub utara dan kutub selatan.
Batang magnet menarik serbuk besi di sekitarnya
Sumber : http://www.physicsworld.com
Magnet dapat menarik benda-benda yang berbahan magnetik atau bahan yang
secara mudah untuk di magnetkan memiliki permeabilitas yang tinggi. Ukuran
permeabilitas untuk bahan yang berbeda dibandingkan dengan permebilitas
udara/vakum disebut permeabilitas relatif. Benda yang tergolong benda magnetik
yang memiliki fermeabilitas relatif (µ) tinggi dan sangat mudah untuk ditarik
oleh magnet diantaranya adalah besi, nikel dan kobalt, biasa dikatakan sebagi
bahan feromagnetik. Untuk bahan yang tidak dapat ditarik kuat oleh magnet
(tarikannya sangat lemah) atau memiliki permeabilitas lebih besar dibandingkan
dengan feromagnetik, disebut juga dengan bahan paramagnetik. Sedangkan bahan
yang tidak dapat sama sekali ditarik oleh magnet atau memiliki pereabilitas
yang lebih rendah dibandingkan kedua bahan diatas, disebut bahan diamagnetik.
Pola garis gaya magnetik selalu mengarah keluar dari utara ke selatan
Sumber : http://www.modulfisuka.blogspot.co.id/
Pola garis gaya magnetik oleh satu dan dua buah
Sumber : http://www.berpendidikan.com
PERUBAHAN IKLIM DAN
DAMPAKNYA
Penjelasan Dan
Ciri-Ciri Perubahan Iklim
Iklim adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu daerah tertentu,
termasuk perubahan ekstrem musiman dan variasinya dalam waktu yang relatif
lama, baik secara lokal, regional atau meliputi seluruh bumi kita dan
diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang cukup lama dari aspek-aspek seperti
orbit bumi, perubahan samudera, atau keluaran energi dari matahari. Iklim
dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat
tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di
bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim
satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada alam dan merujuk
pada faktor iklim seperti suhu, dan hujan yang terjadi di seluruh dunia dengan
berbagai tingkat dan berbagai cara. Beberapa contohnya adalah pada abad ke-20
usa lebih basah dan daerah sahel lebih kering.
(sebaran iklim di dunia)
Ciri-ciri perubahan iklim:
a. Meningkatnya pemanasan
b. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di
atmosfer
c. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak
merata
d. Kenaikan permukaan laut
e. Pengurangan tutupan salju
f. Gletser yang mencair
g. Benua arktik menghangat
CONTOH PERUBAHAN IKLIM
Perubahan iklim yang terjadi di dunia maupun di Indonesia memberi
dampak nyata bagi kehidupan. Salah satu contoh dampak nyata atau peristiwa yang
diakibatkan dari perubahan iklim adalah terancam tenggelamnya salah satu desa
di alaska us yang bernama desa kivalina. Desa yang letak geografisnya
dikelilingi laut bering tersebut terancam tenggelam di laut. Sebanyak 400
penduduk asli inuit adalah yang paling terancam. Saat ini mereka tinggal di
kabin-kabin berlantai satu, bergantung hidup dengan berburu ikan besar dan
menjaring ikan yang lebih kecil. Dalam 2 dekade terakhir, mencairnya es di laut
arktik yang berlangsung dramatis, membuat hidup mereka rentan akan erosi
pantai. Tak ada lagi gunung es yang melindungi garis pantai mereka dari
kekuatan destruktif musim gugur dan badai musim dingin sehingga desa kivalina
kini semakin menyusut.
(desa kivalina di us yang terancam tenggelam di laut bering)
Contoh dampak nyata dari perubahan iklim adalah terancam gagal panennya
para petani di belantikan karena perubahan iklim yang tidak dapat ditebak.
Sungai Belantikan terletak di Kecamatan Belantikan, Kabupaten Lamandau,
Kalimantan Tengah. Desa-desa yang mengalami gagal panen antara lain Desa
Bintang Mangalih, Desa Kahingai, dan Desa Banuatan. Hal ini berdampak kepada
petani tradisional yang memakai sistem padi gunung atau ladang berpindah.
Kegiatan petani dengan sistem padi gunung biasanya dimulai di saat penghujung
musim kemarau dan masa pertumbuhan padi di musim hujan
PENYEBAB PERUBAHAN
IKLIM
Perubahan iklim ada yang disebabkan oleh ulah manusia, ada pula yang
terjadi karena faktor alam. Beberapa penyebab perubahan iklim karena faktor
alam, adalah sebagai berikut:
a. Pemanasan Bumi
Bumi memiliki sistem tersendiri untuk
memanaskan temperaturnya dengan cara menghasilkan efek gas rumah kaca. Karena
jika tidak ada gas rumah kaca, bumi sebetulnya akan 33º lebih dingin dari yang
sekarang dan perbedaan suhu siang dan malam akan sangat kentara, sehingga tidak
memungkinkan untuk dihuni oleh makhluk hidup. Namun, karena adanya gas rumah
kaca, bumi tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin. Gas rumah kaca ini
berada pada ambang batas normal, sehingga tidak mengakibatkan bencana alam.
b. Aktivitas Matahari
Sejumlah variasi dari aktivitas matahari yang
telah diamati dari penelitian sunspot dan isotope berilium. Matahari
memancarkan radiasi kebumi yang selanjutnya akan diserap oleh bumi. Namun, jika
pancaran panas matahari ini terlalu banyak, bumi tidak dapat menyerapnya dan
yang terjadi adalah panas ini terperangkap di dalam bumi dan menyebabkan bumi
menjadi lebih panas dari yang seharusnya.
c. Bervariasinya Jalur Orbit Bumi
Jalur orbit bumi bervariasi dari mulai hamper
berbentuk lingkaran sampai sedikit elips dalam siklus sekitar 100.000 tahun,
menyebabkan variasi dalam jarak bumi-matahari. Poros bumi pun bervariasi
kemiringannya dalam siklus sekitar 42.000 tahun, menyebabkan variasi luas
permukaan bumi yang terpapar kepada matahari. Periode-periode variasi orbit dan
gerak poros bumi itu telah mempengaruhi perubahan iklim sepanjang zaman.
d. Pergeseran Lempeng Tektonik
Bumi ini terdiri dari lempeng tektonik yang
saling bergerak dan bergesekan satu sama lain. Hal ini menyebabkan reposisi
benua, keausan, penyimpanan karbon, sulfur, besar-besaran dan peningkatan
glasiation. Gas karbon (CO2) terkandung dalam lempeng tanah, danau dan kolam
magma yang gunungnya masih aktif. Jika terjadi pergeseran lempeng, maka
struktur tanah akan berubah, menyebabkan perubahan susunan atas karbon yang
tadinya ada di bawah akan berpindah ke atas permukaan. Bahaya dari CO2 adalah
dapat mengurangi hemoglobin dalam pengikatan O2 sehingga makhluk hidup akan
kesulitan bernapas, dan juga CO2 memiliki karakteristik yang kasat mata
sehingga sulit dideteksi. Peneliti dari University of Iowa Roy J. and Lucille
A. Carver College of Medicine menemukan bahwa inhalasi nanopartikel karbon
aktif dapat meningkatkan sumber inflamasi paru-paru hingga dua kali lipat.
Dalam perjalanan vulkanisme, bahan dari inti dan mantel bumi dibawa
kepermukaan, sebagai akibat dari panas dan tekanan yang dihasilkan di dalamnya.
Fenomena letusan gunung berapi dan geiser, melepaskan partikulat ke atmosfer
yang dapat mempengaruhi iklim.
e. El Nino dan La Nina
El Nino adalah proses terjadinya peningkatan
temperatur atau suhu air laut di daerah Peru dan Ekuador yang dapat berdampak
mengganggu iklim secara global. Peristiwa ini umumnya terjadi dalam waktu dua
sampai tujuh tahun sekali. Sedangkan La Nina adalah kebalikan dari El Nino,
yaitu ketika suhu atau temperatur air laut di daerah Peru dan Ekuador menjadi
dingin. Peristiwa La Nina bisa menyebabkan angin kencang, hujan lebat dan juga
banjir di daerah- daerah sekitar Indonesia. Beberapa penyebab perubahan iklim karena
faktor manusia, adalah sebagai berikut:
1) Gas
Rumah Kaca
Salah satu aktivitas manusia yang merusak
lingkungan adalah penggunaan barang yang menggunakan pembakaran fosil sebagai
bahan bakar utamanya, seperti mobil dan motor. Hasil pembakaran bahan bakar
fosil ini adalah gas CO2 yang dapat mengakibatkan efek rumah kaca. Efek rumah
kaca adalah terjadinya peningkatan suhu udara di muka bumi akibat semakin
banyaknya gas pencemar di dalam udara, hasil dari polusi buangan pabrik dan
bahan samping dari pembakaran bahan bakar fosil berupa gas CO2, CO, NO2, SO2,
HCN, HCl, H2S, HF, dan NH4. Semakin hari zat ini terakumulasi semakin tinggi
kadarnya dan menghambat radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi. Sebagian
sinar matahari dipantulkan ke angkasa, tetapi tertahan oleh gas lain yang
kembali dipantulkan ke bumi, hingga berakibat semakin panasnya udara di
permukaan bumi. Kenaikan suhu ini kan berakibat pada pencairan es di kutub lalu
meningkatnya permukaan air laut, terendamnya area di sekitar tepi pantai.
2) Aktivitas Manusia
Kegiatan manusia merupakan penyebab terjadinya
perubahan iklim, terlebih aktivitas manusia yang melakukan pengrusakan
lingkungan seperti penebangan hutan, pembangun pemukiman di daerah resapan air,
membuang limbah pabrik sembarangan, dan lain sebagainya. Salah satunya yaitu
melakukan penebangan hutan sembarangan. Pohon adalah sebagai salah satu sumber
daya alami yang akan menyerap CO2 yang kita keluarkan. Apabila terlalu banyak
pohon yang ditebang akan menyebabkan CO2 yang ada tidak akan mampu terserap oleh
pohon sehingga menyebabkan pemanasan global.
CONTOH PERISTIWA ALAM
DI LUAR KEBIASAAN
a. Temperatur Anjlok Hingga -89,2o Celcius di
Antartika
Suhu ekstrim terendah di dunia (-89,2 ᵒc) terjadi pada 21 Juli 1983 di Vostok, Antartika. Penyebab utamanya adalah tidak ada radiasi matahari, langit yang bersih, udara stabil sepanjang waktu, dan elevasi yang tinggi (3.420 meter).
b. Hujan Terlebat di Dunia di Unionville
Pada 4 Juli 1956, 31,2 mm hujan jatuh/menitnya di Unionville, Maryland, Amerika Serikat . Sebagai perbandingan daerah sub tropis, Hongkong, hujan terderas berupa 70 mm/jam, bukan permenit.
c. Hujan Terderas Turun Dalam 24 Jam
Hujan lebat turun sebanyak 1.825 meter selama 24 jam mulai 7-8 Januari 1966. Di Cyclone Denise di Foc-foc, sebuah pulau di Samudera Hindia.
d. Hujan Es Terburuk di Bangladesh, 92 orang tewas
Hujan es dengan berat 1,02kg/es yang turun
dialami kota Gopalganj, Bangladesh pada 14 April 1986. Menewaskan 92 orang dan
tercatat sebagai hujan es terderas di dunia.
e. Kekeringan Terpanjang Selama 14 Tahun di Chili
Kekeringan 173 bulan/14 tahun (Oktober 1903-Januari) terjadi di Arica, Chili. Selama itu tidak ada sedikit pun hujan yang turun dan terhitung sebagai kekeringan terpanjang dalam sejarah.
f. Geiser Air Dingin yang Tertinggi
Geiser yang pada umumnya berupa air panas, pada
19 September 2002 Andercach, Jerman, geiser berupa air dingin dan ketinggiannya
mencapai 61,5 meter.
g. Gelombang Panas Ontario (2010)
Di Ottawa, Ontario, Kanada, suhu normal tertinggi di minggu pertama bulan april sekitar 7 derajat celcius. Namun, pada 2 dan 3 April 2010 Ottawa mengalami dua hari panas (28,2ᵒC dan 28,5ᵒC) berturut- turut.
h. Salju Ajaib/Salju Pertama Florida (1977)
Pada 19 Januari 1977 salju pertama turun di Florida yang tidak pernah memiliki catatan sejarah turunnya salju.
DAMPAK PERISTIWA ALAM
TERHADAP LINGKUNGAN DAN MANUSIA
a. Dampak positif dari peristiwa alam:
1) Bagi
daerah letusan gunung berapi, dapat menambah kesuburan tanah yang bermanfaat
bagi pertanian
2) Dapat
dijadikan objek wisata setelah adanya letusan gunung berapi yang dapat menambah
devisa negara
3) Dapat
membangkitkan industri (industri semen) yang berkaitan dengan perbaikan
infrasrtruktur pasca bencana
4) Menyerap
banyak tenaga kerja dan tenaga ahli untuk pemulihan infrastruktur yang rusak
akibat bencana
b. Dampak negatif peristiwa alam terhadap
lingkungan:
1) Terjadi
kerusakan pada tempat tinggal masyarakat dan fasilitas-fasilitas publik
2) Terjadi
penurunan devisa negara akibat para wisatawan yang takut datang ke Indonesia
3) Banyaknya
tanaman dan hewan peliharaan yang mati akibat bencana
4) Matinya
infrastruktur
5) Terjadinya
gangguan komunikasi
6) Terhentinya
aktivitas mata pencaharian
7) Pengeluaran
biaya yang tak terduga untuk perbaikan infrastruktur
8) Terhentinya
industri pariwisata
9) Terhentinya
alat transportasi
c. Dampak negatif peristiwa alam bagi kesehatan
1) Terganggunya
pernapasan masyarakat yang berada di kawasan bencana meletusnya gunung berapi
2) Kawasan
pengungsian yang tidak bersih, membuat masyarakat banyak terjangkit penyakit
diare dan penyakit kulit
3) Menimbulkan
traumatik dan tekanan psikologis bagi masyarakat pasca bencana
4) Adanya
kekurangan gizi dan nutrisi bagi para pengungsi apabila terjadi keterlambatan
akomodasi bantuan makanan
USAHA MANUSIA DALAM
MENGATASI PERISTIWA ALAM
a. Usaha Pemerintah dalam Lingkungan Masyarakat
Sosialisasi mengenai perubahan iklim “National
Summit Perubahan Iklim” untuk mengetahui kemajuan kebijakan pelaksanaan inventarisasi dan
penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
b. Sektor Pertanian
Kementerian pertanian telah melakukan
inventarisasi GRK pada tahun 2012. Hal ini di lakukan melalui berbagai aksi
mitigasi, seperti:
1) Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT)
2) System
Of Rice Intensification (SRI)
3) Introduksi
Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO)
4) Pengembangan
Biogas Asal Ternak Masyarakat (BATAMAS)
5) Introduksi
varietas padi yang memiliki produktivitas tinggi dan rendah emisi.
c. Sektor
Energi
Kebijakan energi nasional, di mana
ketergantungan terhadap minyak akan pelan-pelan dikurangi yang saat ini
mencapai 50% akan dikurangi menjadi kira-kira 23 persen.
Mengidentifikasi berbagai kegiatan nasional dan
sektoral yang dapat mempercepat pencapaian target penurunan emisi GRK, seperti:
1) Program
pemanfaatan teknologi energi bersih di pembangkitan listrik
2) Pengurangan
pemakaian BBM bersubsidi, khususnya dengan gas dan energi terbarukan
3) Program
konservasi energi dan lain-lain
a) Sektor
Transportasi
l) Kebijakan dan langkah-langkah penurunan emisi
grk dan inventarisasi GRK di sub-sektor perkeretaapian, perhubungan darat,
laut, dan udara
b) Sektor
Industri
m) Pemberian penghargaan industri hijau
n) Penerapan program restrukturisasi permesinan
industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki, dan gula.
d. Usaha
Masyarakat
1) Mitigasi
Mitigasi pada prinsipnya adalah berbagai
tindakan aktif untuk mencegah, memperlambat terjadinya perubahan iklim, dan
pemanasan global serta mengurangi dampak perubahan iklim melalui penurunan
emisi gas rumah kaca dan peningkatan penyerapan gas rumah kaca.
Cara mitigasi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a) Eliminasi, dengan cara menghindari penggunaan
alat-alat penghasil emisi gas rumah kaca
b) Pengurangan, dengan cara mengganti peralatan
lama dan/atau mengoptimalkan struktur yang sudah ada
c) Substitusi: penggunaan energi terbarukan untuk
memenuhi kebutuhan listrik dan/atau pemanas
d) Offset: cara ini berbiaya rendah, tetapi
memiliki manfaat yang cukup besar. Langkah yang diambil adalah melalui
reboisasi dan reforestasi. Cara ini harus dilakukan dengan cakupan yang besar
sehingga sering menjadi kendala.
2) Adaptasi
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan
proses yang terjadi secara alamiah yang dilakukan oleh manusia dan makhluk
hidup lain dalam habitat dan ekosistemnya sebagai sebuah reaksi atas perubahan
yang terjadi. 4 prinsip dalam proses adaptasi perubahan iklim, yaitu:
a) Menempatkan adaptasi dalam konteks pembangunan
b) Membangun pengalaman beradaptasi untuk
mengantisipasi variabilitas perubahan iklim
c) Memahami bahwa adaptasi berlangsung dalam
level yang berbeda, terkhusus di level lokal
d) Memahami bahwa adaptasi adalah proses yang
terus berjalan.
e. Teknologi
dalam Mengatasi Perubahan Iklim
1) Sektor Pertanian
a) Kalender
tanam
b) Varietas
unggul baru yang adaptif
c) Teknologi
panen hujan dan aliran permukaan
d) Teknologi
pengelolaan sumber daya lahan/tanah seperti pemupukan
2) Rencana penggunaan teknologi dalam mengatasi
perubahan iklim
a) Pemasangan
dan penggunaan teknologi hemat energi di bangunan komersial
b) Rumah
dan fasilitas industri manufaktur
c) Pengembangan
energi terbarukan
d) Penggantian
bahan bakar dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan
e) Penggunaan
teknologi untuk pengelolaan hutan lebih lestari dan budidaya pertanian secara
lebih efisien
f) Dan
penyediaan subsidi dan kompensasi bagi masyarakat dan dunia usaha yang harus
mengubah mata pencaharian mereka karena kebijakan pembangunan ekonomi hijau
oleh pemerintah
3) Teknologi mitigasi
a) Energi:
energi surya dan transportasi massa
b) Kehutanan
dan tata guna lahan: pengukuran dan monitoring emisi karbon
c) Limbah:
mechanical biological treatment
4) Teknologi Adaptasi
a) Ketahanan
pangan: tanaman padi yang tahan oanas dan banjir
b) Sumber
daya air: daur ulang limbah domestik
c) Kerantanan
pesisir: teknologi tembok laut dan dinding laut
BENCANA ALAM
Jenis dan Karakteristik Bencana Alam
1. Pengertian Bencana
Berdasarkan Undang-undang nomor 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana, bencana merupakan peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana
adalah sesuatu yang menyebkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, penderitaan,
kecelakaan, dan bahaya. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
bencana adalah suatu fenomena atau peristiwa yang mengancam atau merugikan
manusia. Sebuah fenomena dapat dikatan sebagai bencana apabila fenomena
tersebut memberikan dampak pada kehidupan manusia.
2. Jenis-Jenis Bencana
Undang-undang nomor 24 tahun 2007
mengelompokkan bencana menjadi bencana alam, bencana non alam, dan bencana
sosial.
a. Bencana alam
Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor.
b. Bencana non alam
Bencana nonalam merupakan bencana yang
diakibatkan oleh fenomena non-alam antara lain berupa kegagalan teknologi,
kegagalan modernisasi danepidemi atau wabah penyakit.
c. Bencana Sosial
Bencana sosial merupakan bencana yang
diakibatkan oleh interaksi antar manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau konflik antar komunitas masyarakat dan terorisme.
3. Karakteristik Bencana Alam
a. Bencana
Alam Gempa Bumi
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa, dan Nusa tenggara, sedangkan dengan Pasifik di utara Papua dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpulsampai suatu titik di mana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.
Daerah rawan gempa bumi di Indonesia tersebar pada daerah yang terletak
pada zona penujaman maupun sesar aktif. Daerah yang terletak dekat zona
penujaman adalah pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, pantai selatan
Bali dan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, Maluku Utara, pantai timur dan utara
Sulawesi dan pantai utara Papua. Sedangkan daerah di Indonesia yang terletak
dekat dengan zona sesar aktif adalah daerah sepanjang Bukit Barisandi Pulau
Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Pulau Sulawesi,
Kepulauan Maluku dan Papua Barat. Beberapa sesar aktif yang telah dikenal di
Indonesia antara lain adalah Sesar Sumatera, Cimandiri,Lambang, Baribis, Opak,
Busur Belakang Flores Palu-Koro, Sorong, Ransiki, sesar aktif di daerah Banten,
Bali, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan sistem sesar aktif lainnya yang
belum teringkap.
Menurut Noor (2006: 136) gempa bumi adalah getaran dalam bumi yang
terjadi sebagai akibat dari terlepasnya energi yang terkumpul secara tiba-tiba
dalam batuan yang mengalami deformasi. Terdapat beberapa tipe gempa bumi:
1) Gempa bumi vulkanik: Gempa bumi ini terjadi
akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
2) Gempa bumi tektonik: Gempa bumi ini disebabkan
oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik
secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang
sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di
bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar ke seluruh bagian bumi.
3) Gempa bumi tumbukan: Gempa bumi ini
diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa
bumi ini jarang terjadi.
4) Gempa bumi runtuhan: Gempa bumi ini biasanya
terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi jarang
terjadi dan bersifat lokal.
5) Gempa bumi buatan: Gempa bumi buatan adalah
gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit,
nukliratau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Adapun karakteristik bencana alam gempa bumi adalah:
a) Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
b) Lokasi kejadian tertentu
c) Akibatnya dapat menimbulkan bencana
d) Berpotensi terulang lagi
e) Belum dapat diprediksi
f) Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang
ditimbulkan dapat dikurangi
b. Becana
Alam Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “Tsu” berarti
pelabuhan, “Nami” berarti gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut
yang besar di pelabuhan. Norr (2006:148) menungkapkan bahwa tsunami adalah sutu
pergeseran naik atau turun yang terjadi secara tiba-tiba pada dasar samudra
pada saat terjadi gempa bumi bawah laut, akan menimbulkan gelombang laut pasang
yang sangat besar yang lazim disebut tidal waves.
Berdasarkan statistik kejadian tsunami di
dunia, Jepang tercatat di posisi teratas dan Indonesia berada di posisi
keempat. Wilayah rawan bencana tsunami ditentukan berdasarkan sejarah kejadian
tsunami, morfologi (bentuk) pantai, misalna pantai landai atau teluk, dan
berhadapan langsung dengan sumber gempa bumi penyebab tsunami.
Di Indonesisa, wilayah rawan bencana tsunami
meliputi 18 wilayah provinsi yang tersebar dari Nanggro Aceh Darusalam hingga
Fak-Fak di Papua. Berikut ini merupakan peta ancaman bencana tsuanami di
Indonesia:
Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang memicunya. Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pada bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oleh karakteristik sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas rupture area. Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain:
1) Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan
mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini
dapat mencapai 30 meter.
2) Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh
lebih besar dari pada gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang
ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempa bumi tsunami dengan
kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami 20- 50 km dengan tinggi
gelombang 2 m dari permukaan laut.
3) Periode waktu gelombang tsunami yang
berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi gelombang sekitar 10-60 menit,
sedangkan gelombangpasang bisa berlangsung lebih lama 12- 24 jam.
4) Cepat rambat gelombang tsunami sangat
tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka
kecepatan berkurang tiga perempatnya.
Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami:
a) Gempa bumi yang diikuti dengan
dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar di bawah air
(laut/danau)
b) Tanah longsor di bawah tubuh air/laut
c) Letusan gunung api di bawah laut dan gunung
api pulau
Mekanisme terjadinya tsunami:
a) Diawali dengan terjadinya gempa yang disertai
oeh pengangkatansebagai akibat kompresi
b) Gelombang bergerak keluar ke segala arah dari
daerah yang terangkat
c. Bencana
Alam Banjir
Secara geografis Indonesia terletak di daerah iklim tropis dan memiliki
2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan ciri-ciri perubahan cuaca
suhu, dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi ini dapat menimbulkan
ancaman-ancaman yang bersifat hidrometeorologis seperti banjir dan kekeringan.
Daerah-daerah dengan resiko tinggi terhadap ancaman banjir tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, terutama di daerah pantai timur Sumatera bagian utara,
daerah pantai utara Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan selatan,
Sulawesi Selatan dan Papua bagian Selatan. Beberapa kota tertentu seperti
Jakarta, Semarang, dan Banjarmasin secara historis juga sering dilanda banjir,
begitu pula daerah aliran sungai tertentu seperti Daerah Aliran Bengawan Solo
di Pulau Jawa dan Daerah Aliran Sungai Benanain di Nusa Tenggara Timur.
Banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga
menggenangi wilayah daratan yang normalnya kering. Banjir umumnya terjadi
ketika volume air pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut.
Berdasarkan penyebabnya, banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu:
1) Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang
melebihi kapasitas penyaluran sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem
sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia
2) Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air
di sungai sebagai akibat pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat
badai
3) Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan
air buatan manusia seperti bendungan, bendung, tanggul dan bangunan
pengendalian banjir
4) Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau
penyumbatan aliran sungai akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai
Pada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat
merusak. Aliran arus air yang cepat dan bergolak dapat mengakibatkan korban
jiwa karena aliran air yang sangat deras dan besar dapat membuat orang hanyut
atau tenggelam. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu
manyeret material yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan lebih tinggi.
Banjir mampu merusak pondasi bangunan, pondasi jembatan dan lainnya yang
dilewati sehingga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tersebut bahkan
mampu merobohkan bangunan dan mampu menghanyutkannya.
d. Bencana Alam Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Indonesia sering menghadapai ancaman gelombang ekstrim dan abrasi
kawasan pesisir pantai karena adanya perubahan iklim global. Gelombang ektrim
pada umumnya ditimbulkan oleh siklon tropis. Untuk wilayah di sebelah selatan
katulistiwa, daerah yang memiliki potensi tinggi terkena gelombang ekstrim
adalah wilayah pantai utara pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur. Untuk wilayah sebelah utara katulistiwa daerah yang berpotensi
terkena gelombang ekstrim adalah pantai Sulawesi utara, Maluku, dan Papua.
Daerah-daerah yang menghadapi resiko tinggi bencana abrasi meliputi
Aceh Selatan dan Kota Aceh di Provinsi Nanggro Aceh Darusalam, Kota Medan, Kota
Padang, dan Kabupaten Agam di Sumatera Barat, Jakarta Utara, Rembang di Jawa
Tengah, Kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur, dan Kabupaten Selayar di
Sulawesi Selatan.
Gelombang ekstrim adalah salah satu penyebab abrasi yang terjadi dengan
cepat. Gelombang ekstrim yang melanda Indonesia berada di wilayah-wilayah yang
berdektatan dengan posisi siklon tropis.
Abrasi merupakan pengikisan atau pengurangan daratan (pantai) akibat aktivitas gelombang, arus, dan pasang surut. Secara detail penyebab abrasi berdasarkan Detail Enginerring Penanganan Abrasi dan Rob Kabupaten Demak (Kimpraswil, 2006) dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Penurunan Permukaan Tanah (Land Subsudence)
Pemompaan air tanah yang berlebihan untuk keperluan industri dan air
minum di wilayah pesisir akan menyebabkan penurunan tanah terutama jika
komposisi tanah pantai sebagaian besar terdiri dari lempung/lumpur karena
sifat-sifat fisik lumpur/lempung yang mudah berubah akibat perubahan kadar air.
Akibat penurunan air tanah adalah berkurangnya tekanan air pori. Hal
ini mengakibatkan penggenangan dan pada gilirannya meningkatkan erosi dan
abrasi pantai.
2) Kerusakan
Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan sumber daya yang dapat pulih (sustainable resources)
dalam pembentuk ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah
pesisir. Mangrove memiliki peran penting sebagai pelindung alami pantai karena
memiliki perakaran yang kokoh sehingga dapat meredam gelombang dan menahan
sedimen. Ini artinya dapat bertindak sebagai pembentuk lahan (Land Cruiser).
3) Kerusakan
akibat gaya-gaya hidrodinamika gelombang
Orientasi sebagian besar pantai yang terkena abrasi mengarah
sedemikianrupa sehingga relatif tegak lurus atau sejajar dengan puncak
gelombang dominan. Hal ini memberikan informasi bahwa pantai dalam kondisi
seimbang dinamik.
Kondisi gelombang yang semula lurus akan membelok akibat proses
refksi/difraksi dan shoaling. Pantai akan menanggapai dengan mengorientasikan
dirinya sedemikian rupa sehingga tegak lurus arah gelombang atau dengan kata
lain terjadi erosi dan deposisi sedimen sampai terjadi keseimbangan dan proses
selanjutnya yang terjadi hanya angkutan tegak lurus pantai (cross shore
transport).
4) Kerusakan
akibat sebab alam lain
Perubahan iklaim global dan kejadian ekstrim, misal terjadi siklon
tropis. Faktor lain adalah kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global
yang mengakibatkan kenaikan tinggi gelombang.
5) Kerusakan
akibat kegiatan manusia
- Penambangan pasir di perairan
pantai
- Pembuatan bangunan yang
menjorok ke arah laut
- Pembukaan tambak yang tidak
memperhitungkan keadaan kondisi dan lokasi
e. Bencana
Alam Letusan Gunung Api
Indonesia memiliki lebih dari 500 gunung api
dengan 129 di antaranya aktif. Gunung api aktif yang terbesar di Pulau
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Kepulauan Maluku
merupakan sekitar 13 % dari sebaran gunung api aktif dunia. Gunung berapi
adalah bukaan, atau rekahan, pada permukaan atau kerak Bumi, yang membenarkan
gas, abu, dan batu cair yang panas bebas jauh di dalam bawah permukaan bumi.
Aktivitas gunung berapi mengakibatkan extrusion of rock yang cenderung
membentuk gunung atau ciri-ciri berbentuk gunung melalui tempoh masa. Gunung
berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
1) Suhu
di sekitar gunung naik
2) Mata
air menjadi kering
3) Sering
mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4)
Tumbuhan di sekitar gunung layu
5) Binatang
di sekitar gunung bermigrasi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain:
1) Gas
vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut
antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida
(H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan
manusia.
2) Lava
dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam
Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran
sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
3) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan,air, dan material
lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
4) Hujan
Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi
letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan
sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
5) Awan
panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam
gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat
dengan suhu lebih besar dari 600°C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar
pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat
menyebabkan sesak napas.
f. Bencana
Alam Tanah Longsor
Secara geologis Indonesia juga mengalami
ancaman gerakan tanah, atau yang ada umumnya di kenal sebagai tanah longsor.
Hampir setiap tahun Indonesia mengalami bencana tanah longsor yang
mengakibatkan korban dan kerugian besar. Hampir semua pulau utama di Indonesia
memiliki beberapa kabupaten dan kota yang rawan pergerakan tanah, kecuali pulau
Kalimantan yang hanya memiliki dua kabupaten yang rawan yaitu Kabupaten Murung
Raya di Kalimantan Tengah dan Kabupaten Melinau di Kalimantan Timur.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke
bawah atau keluar lereng. Faktor-faktor yang menyebabkan longsor pada
prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya
sudutkemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Faktor
penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan
tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan
penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan
sebagai faktor alam dan faktor manusia. Faktor penyebab terjadinya tanah
longsor adalah:
1) Faktor alam
a) Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiringan
lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi,
stragrafi dan gunung berapi.
b) Iklim:
curah hujan yang tinggi
c) Keadaan
topografi: lereng yang curam
d) Keadaan
air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam,
pelarutan dan tekanan hidrostatika
e) Tutup
lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis
f) Getaran
yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin,dan getaran lalu
lintas kendaraan
2) Faktor manusia
a) Pemotongan
tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.
b) Penimbunan
tanah urugan di daerah lereng
c) Kegagalan
struktur dinding penahan tanah
d) Penggundulan
hutan
e) Budidaya
kolam ikan diatas lereng
f) Sistem
pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman
g) Pengembangan
wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak
ditaati yang akhirnya merugikan sendiri
h) Sistem
drainase daerah lereng yang tidak baik
Adapun ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut:
1) Munculnya
retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing, iasanya terjadi
setelah hujan
2) Munculnya
mata air baru secara tiba-tiba
3) Tebing
rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
4) Jika
musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya hilang
5) Pintu
dan jendela yang sulit dibuka
6) Runtuhnya
bagian tanah dalam jumlah besar
7) Pohon/tiang
listrik banyak yang miring
8) Halaman/dalam
rumah tiba-tiba ambles
Dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Beberapa tujuan utama mitigasi bencana alam yaitu:
1) Mengurangi
resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban jiwa,kerugian ekonomi dan
kerusakan sumber daya alam
2) Menjadi
landasan perencanaan pembangunan
3) Meningkatkan
kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta mengurangi dampak dan resiko
bencana sehingga masyarakat dapat hidup aman
UU RI No. 27 Tahun 2007 mengamanatkan dua macam kegiatan utama
dalammitigasi bencana, yaitu:
1) Kegiatan
Struktur/fisik yang meliputi:
a) Pembangunan
sistem peringatan dini
b) Pembangunan
sarana prasarana
c) Pengelolaan
lingkungan untuk mengurangi resiko bencana
2) Kegiatan
non struktiral/nonfisik yang meliputi:
a) Penyusunan
peraturan perundang-undangan
b) Penyusunan
peta rawan bencana
c) Penyusunan
peta resiko bencana
d) Penusunan
AMDAL
e) Penyusunan
tata ruang
f) Pendidikan
dan penyuluhan g) Penyadaran masyarakat
Untuk melakukan penanggulangan bencana, diperlukan informasi sebagai
dasar perencanaan penanganan bencana yang meliputi:
1) Lokasi
dan kondisi geografis wilayah bencana serta perkiraan jumlah pendudukyang
terkena bencana
2) Jalur
transportasi dan sistem telekomunikasi
3) Ketersediaan
air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, tempat penampungan dan jumlah
korban
4) Tingkat
kerusakan, ketersediaan obat obatan, peralatan medisserta tenaga kesehatan
5) Lokasi
pengungsian dan jumlah penduduk yang mengungsi
6) Perkiraan
jumlah korban yang meninggal dan hilang
7) Ketersediaan
relawan dalam berbagai bidang keahlian
Siklus manajemen bencana menggambarkan proses-proses berkelanjutan yang
dilakukan oleh lembaga pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat dalam
merencanakan untuk mengurangi dampak bencana, menanggapi bencana yang terjadi,
dan melakukan langkah-langkah pemulihan setelah bencana. Siklus manajemen
bencana terdiri dari empat fase. Tiap fase tersebut saling melengkapi dan
tumpang tindih. Keempat fase tersebut yaitu:
1) Mitigasi
Merupakan upaya meminimalkan dampak bencana. Fase ini umumnya terjadi
bersamaan dengan fase pemulihan dari bencana sebelumnya. Seluruh kegiatan pada
fase mitigasi ditujukan agar dampak dari bencana yang serupa tidak terulang.
2) Kesiapsiagaan
Merupakan perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana. Dalam
fase ini perencanaan yang dibuat oleh lembaga penanggulangan bencana tidak
hanya berkisar pada bencana yang pernah terjadi pada masa lalu, tetapi juga
untuk berbagai jenis bencana lain yang mungkin terjadi.
3) Respon
Merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh terjadinya
bencana. Fase ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana dan dimulai dengan
mengumumkan kejadian bencana serta mengungsikan masyarakat.
4) Pemulihan
Merupakan upaya pengembalian kondisi masyarakat sehingga menjadi
seperti semula. Pada fase ini pekerjaan utama yang dilakukan masyarakat dan
petugas adalah menyediakan tempat tinggal sementara bagi korban bencana dan membangun
kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selama masa pemulihan, dilakukan
evaluasi langkah-langkah penanganan bencana yang telah dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Achdiansyah, Yan Muhammad. 2017. Energi Terbarukan dan Dampaknya
Terhadap Lingkungan diakses 23 Juli 2021 https://icare-indonesia.org/energi-terbarukan-dan- dampaknya-terhadap-lingkungan/
Andri, 2014. Macan-macam sumber energi terbarukan dan tak terbarukan,
diakses 23 Juli 2021 https://benergi.com/macam-
macam-sumber-energi-terbarukan-dan-tak-terbarukan/
Budiyanto, Joko. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas XII SMA/MA
Program Ilmu Pengetahuan. Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional:
Jakarta.
Foster Bob. 2003. Terpadu Fisika SMU Jilid 2B Semester 2. Bandung: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta:
Erlangga.
Tim Penyusun. 2018. Fisika untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Intan Pariwara.
Tjasyono, B. HK. 2006. Ilmu Kebumian dan
Antariksa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bekerja Sama dengan Program
Pascasarjana UPI.
BPBD. 2018. Mitigasi Bencana. Diakses 26 Agustus 2021 dari https://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603.
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi__Tsunami/Gempabumi.bmkg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar