Jumat, 06 Juni 2025

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

 

Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya. Semua makhluk menjalani hidup dan semua kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan. Makhluk hidup bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Makhluk hidup makan, minum, dan melakukan semua kegiatannya dengan memerlukan lingkungan.

 

Organisasi Kehidupan

Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Seperti yang diketahui bahwa tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup sendiri di alam kehidupan ini, namun selalu terjadi saling ketergantungan di antara makhluk hidup tersebut. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta ‘flora & fauna’ yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Sementara itu hewan dan tumbuhan yang dipelihara tidak dapat hidup pula tanpa bantuan manusia. Hubungan antara makhluk

hidup dengan lingkungannya dapat digambarkan sebagai berikut: Individu – populasi – komunitas – ekosistem – biosfer.

1.  Individu

Individu adalah setiap anggota populasi yang dalam kehidupan sehari-hari, individu dapat ditemukan dalam berbagai mahluk hidup. Terkadang juga akan sulit dalam untuk menentukan individu dalam kelompok organisme, misalnya memisahkan individu rumput dari lapangan rumput atau individu bambu dari serumpun bambu. Namun harus diingat bahwa individu selalu bersifat tunggal. Contoh: seorang manusia, seekor tikus, seekor harimau, dan seekor burung.

2. Populasi

Populasi adalah kumpulan makhluk hidup sejenis yang tinggal di suatu tempat. Kata sejenis yang dimaksud yaitu mempunyai persamaan sifat morfologi dan fisiologi dan dapat mengadakan perkawinan secara alamiah menghasilkan keturunan. Contoh: populasi manusia, populasi tikus, pupulasi harimau, dan populasi gajah.

3. Komunitas

Komunitas adalah kehidupan bersama antara makhluk hidup yang terdiri dari beberapa populasi yang hidup bersama di suatu tempat. Suatu komunitas terikat sebagai suatu unit oleh saling ketergantungan anggota-anggotanya. Para ahli ekologi menyebut kelompok organisme tertentu dalam suatu habitat juga sebagai komunitas, misalnya komunitas burung di Pulau Burung, komunitas tumbuhan di Tangkuban Perahu. Komunitas tersusun dari dua atau lebih populasi. Komunitas dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a. Komunitas Akuatik

Komunitas akuatik yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di perairan. Misalnya, parit, kolam, sungai, danau, dan laut. Contoh komunitas laut yang terdiri dari populasi ikan hiu, populasi ikan pari, pupulasi gurita, populasi ubur-ubur, populasi udang, populasi kepiting, populasi cumi-cumi, populasi rumput laut, dan populasi kerang.

b. Komunitas Terestrial (komunitas darat)

Komunitas Terestrial atau yang disebut juga dengan komunitas darat merupakan kelompok makhluk hidup yang hidup di daratan. Misalnya, di hutan, gunung, padang rumput, padang pasir, dan padang es. Contoh komunitas hutan yang terdiri dari populasi pohon pinus, populasi alang-alang, populasi pohon cemara, populasi harimau, populasi rusa, dan populasi gajah.

4. Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem ditempati oleh banyak jenis makhluk hidup yang disebut komponen biotik, contohnya yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan. Ekosistem juga ditempati oleh benda mati yang disebut komponen abiotik, contohnya yaitu suhu, kelembaban, sinar matahari, dan mineral. Ekosistem dibedakan menjadi:

a. Ekosistem Alam yaitu ekosistem yang terbentuk dengan sendirinya (secara alami). Contoh: danau, sungai, padang rumput, padang pasir, dan hutan

b. Ekosistem Buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat. Contoh: sawah, ladang, kolam, dan akuarium

5. Biosfer

Kesatuan berbagai ekosistem, yang meliputi semua organism dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya kehidupan disebut biosfer. Dapat disimpulkan biosfer adalah permukaan bumi dimana semua mahluk hidup dapat melangsungkan semua kehidupannya. Contoh: bumi tempat tinggal kita.

 

Hubungan Antar Makhluk Hidup

Hubungan khusus antar makhluk disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.

1.  Simbiosis Mutualisme

Bila dua spesies mahluk hidup, hidup bersama maing-masing mendapat keuntungan dan kedua polpulasi dapat berkembang dengan baik tetapi jika keduanya terpisahkan masing-masing tidak dapat menjalankan hidup dengan baik. Dalam mutualisme hubungan tersebut mutlak diperlukan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kedua populasi. Contoh:

a.  Simbiosis antara kerbau dengan burung jalak. Burung jalak memperoleh makanan berupa serangga-serangga kecil yang menempel pada tubuh kerbau, sedangkan kerbau diuntungkan dengan hilangnya serangga-serangga kecil yang mengganggu tubuhnya.

b.  Simbiosis antara lebah dengan bunga. Lebah mengambil nektar dari bunga sebagai makanan, sedangkan bunga diuntungkan karena lebah membantu terjadinya penyerbukan.

2.  Simbiosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang hanya menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lain. Contoh:

a.  Tanaman benalu yang menempel pada pohon lain. Benalu yang menempel pada tanaman inang akan menyerap makanan yang dihasilkan tanaman inang, akibatnya tanaman inang akan mati karena makanannya diserap oleh benalu.

b.  Kutu yang hidup pada tubuh hewan. Kutu yang hidup di tubuh hewan mendapatkan makanan dengan menyedot darah hewan, akibatnya hewn akan kehilangan darah dan merasa gatal karena ada kutu di tubuhnya.

3.  Simbiosis Komensalisme

Simbiosis komensalisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang menguntungkan satu pihak sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan. Contoh:

a.  Simbiosis antara tanaman anggrek dengan pohon inangnya. Anggrek membutuhkan pohon yang tinggi sebagai tempat menempel agar memperoleh sinar matahari, sedangkan pohon tidak diuntungkan dan tidak dirugikan karena anggrek hanya menempel dan dapat membuat makanannya sendiri.

b.  Simbiosis antara ikan remora dengan ikan paus. Ikan remora berada dekat tubuh ikan paus agar memperoleh makanan yang berupa ikan-ikan kecil, sedangkan ikan paus tidak merasa dirugikan karena ikan remora yang ukuran tubuhnya kecil tidak mengambil semua makanannya.

4.  Simbiosis Netralisme

Bila antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun berkumpul tidak terjadi saling merugikan atau saling menguntungkan. Contoh: ayam dengan kambing di halaman rumput.

5.  Predasi

Interaksi dari dua individu dalam populasi berbeda spesies berupa makan dan dimakan atau satu spesies memakan spesies lainnya, individu yang memakan disebut predator dan yang dimakan disebut mangsa. Perbedaan simbiosis predasi dengan simbiosis parasitisme yaitu pada simbiosis parasitisme, parasit biasanya tidak membunuh induk iangnya karena jika induk inang mati, maka parasit juga akan ikut mati. Contoh: harimau memakan kelinci. Harimau sebagai predator dan kelinci sebagai mangsa.

6.  Kompetisi

Hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling mempengaruhi, akibat adanya kebutuhan-kebutuhan akan bahan yang sama, sedangkan ketersediaan bahan tersebut terbatas. Contoh: beberapa ekor kambing dan sapi yang bersama-sama makan rumput di padang rumput.

7.  Antagonisme

Hubungan antara dua populasi yang bermusuhan. Kedua populasi bisa hidup sendiri-sendiri tetapi jika hidup bersama maka salah satu akan mati. Contoh: hubungan anjing dengan kucing, jamur penghasil antibiotik dengan bakteri.

 

Rantai Makanan

Rantai makanan adalah hubungan yang menggambarkan peristiwa makan memakan antara makhluk hidup. Produsen adalah penghasil bahan makanan untuk hewan pemakan tumbuhan atau herbivora.

1.  Produsen

§  Dalam rantai makanan tumbuhan berperan sebagai produsen

§  Tumbuhan mampu membuat makanan sendiri

2.  Konsumen I

§  Konsumen I adalah pemakan tumbuhan (herbivora)

§  Konsumen I disebut konsumen primer

§  Contoh: belalang, ulat, sapi, kerbau, kambing, dll.

3.  Konsumen II

§  Konsumen II adalah pemakan hewan lain (karnivora)

§  Konsumen II disebut konsumen sekunder

§  Contoh: singa, harimau, dll.

4.  Konsumen III

§  Konsumen III adalah pemakan konsumen II (karnivora)

§  Konsumen III disebut konsumen tersier

§  Contoh: burung elang, manusia

5.  Pengurai

§  Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati menjadi unsur-unsur pembentuknya.

§  Contoh: bakteri dan jamur

 

2.    MASALAH PADA EKOSISTEM



Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sering menimbulkan perubahan lingkungan. Perubahan tersebut menjadikan kerusakan lingkungan mengkawatirkan. Perubahan lingkungan akibat pencemaran lingkungan saat ini sudah menjadi isu lokal, nasional, dan juga global karena sudah seringkali terjadi.

 

Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan yang menyebabkan kerusakan lingkungan bisa terjadi karena faktor alam maupun faktor manusia.

1. Kerusakan lingkungan karena faktor manusia

a.  Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau kebutuhan lainnya. Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak pula sumber daya alam yang digali. Dalam proses pengambilan, pengolahan, dan pemanfaatan sumberdaya alam terdapat zat sisa yang tidak digunakan oleh manusia. Sisa-sisa tersebut dibuang karena dianggap tidak ada manfaatnya lagi. Proses pembuangan yang tidak sesuai dengan mestinya akan mencemari perairan, udara, dan daratan. Sehingga lama-kelamaan lingkungan menjadi rusak.

b.  Beberapa kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yaitu:

1)  Penebangan hutan

2)  Penambangan liar

3)  Pembangunan perumahan

4)  Penerapan intensifikasi pertanian

2. Perubahan lingkungan karena faktor alam

a.  Sadar atau tidak lingkungan yang kita tempati sebenarnya selalu berubah. Pada awal pembentukannya bumi sangat panas sehingga tidak ada satupun bentuk kehidupan yang berada di dalamnya. Namun, dalam jangka waktu yang sangat lama dan berangsur- angsur lingkungan bumi berbah menjadi lingkungan yang memungkinkan adanya bentuk kehidupan. Perubahan lingkungan itu terjadi karena adanya faktor-faktor alam. Beberapa faktor alam yang dapat mempengaruhi berubahnya kondisi lingkungan antara lain bencana alam, seperti gunung meletus, tsunami, tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan.

 

Pencemaran Lingkungan

Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Bahan pencemar yang umumnya merusak lingkungan berupa limbah.

Limbah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang kehadirannya dapat berdampak negatif bagi lingkungan.

§  Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dapat dikategorikan ke dalam dua macam, yaitu:

1.  Biodegradabel

a.  Yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi atau teruraikan.

b.  Biodegradabel adalah limbah yang dapat diuraikan atau didekomposisi, baik secara alamiah yang dilakukan oleh dekomposer (bakteri dan jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia.

c.  Contohnya adalah limbah rumah tangga, kotoran hewan, daun, dan ranting.

2. Non Biodegradabel

a.  Bahan pencemar yang tidak dapat terdegradasi.

b.  Non Biodegradabel adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh dekomposer. Keberadaan limbah jenis ini di          alam sangat membahayakan. Untuk menanggulangi menumpuknya sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk dapat menanggulangi hal tersebut seperti proses daur ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat.

c.  Contohnya adalah timbal (Pb), merkuri, dan plastik.

§  Berdasarkan tempat terjadinya pencemaran dibedakan menjadi:

1. Pencemaran Air

a.  Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat masuknya organisme atau zat tertentu yang menyebabkan menurunya kualitas air tersebut.

b.  Penyebab pencemaran air di antaranya:

1) Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut)

2) Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air kamar mandi

3) Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan

4) Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan

5) Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan

6) Pembuangan limbah rumah sakit dan limbah peternakan ke sungai

7) Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai

2. Pencemaran Udara

a.  Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur- unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

b.  Udara, di mana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78% Nitrogen, 20% Oksigen, 0,93% Argon, 0,03% Karbon Dioksida (CO2), dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4), dan Hidrogen (H2).

c.  Udara dikatakan “Normal” dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut di atas dan seimbang. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi. Adapun beberapa jenis bahan yang dapat mencemari udara yakni Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon dioksida (CO2), Ozon (O3), Benda Partikulat (PM), Timah (Pb) dan Hydro Carbon (HC).

d.  Akibat aktivitas perubahan manusia, udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara.

e.  Pencemaran udara dapat diklasifikasikan kedalam 2 macam, yaitu:

1) Pencemar Primer

Pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara, di antaranya kendaraan bermotor dan aktivitas mesin pembakaran pada pabrik-pabrik penghasil sulfur monoksida dan karbon monoksida akibat dari proses pembakaran yang tidak lengkap.

2) Pencemar Sekunder

Pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar- pencemar primer di atmosfer. Contohnya gabungan sulfur dioksida, sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asid sulfuric. Tindak balas antara pencemar primer dengan gas terampai di atmosfer akan menghasilkan peroksid asetil nirat (PAN). Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.

f.   Beberapa kegiatan yang dapat menimbulkan polusi udara diantaranya berikut ini:

1) Asap dari cerobong pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran atau kebakaran hutan, asap rokok, yang membebaskan CO dan CO2 ke udara.

2) Asap vulkanik dari aktivitas gunung berapi dan asap letusan gunung berapi yang menebarkan partikelpartikel debu ke udara. Bahan dan partikel-partikel radioaktif dari bom atom atau percobaan nuklir yang membebaskan partikelpartikel debu radioaktif ke udara. Asap dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik yang membebaskan partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur.

3) Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang berasal dari kebocoran mesin pendingin ruangan, kulkas, dan AC mobil.

3. Pencemaran Tanah

a.  Pencemaran darat atau tanah adalah semua keadaan di mana polutan     masuk ke dalam lingkungan tanah sehingga menurunkan kualitas tanah tersebut. Di mana polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar baik berupa zat kimia, debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme.

b.  Menurut sumbernya, penyebab pencemaran tanah dibagi menjadi 3 golongan yaitu:

1) Limbah Domestik

Limbah jenis ini berasal dari pemukiman penduduk, perdagangan/ pasar/ tempat usaha hotel dan lain-lain. Kebanyakan limbah domestik merupakan sampah basah atau organik yang mudah diurai.

2) Limbah Industri

Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yangberasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, dan ikan daging.

3) Limbah Pertanian

Seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya.

 

Jenis Limbah

Berdasarkan sifatnya limbah digolongkan menjadi 5, yaitu:

1. Limbah cair

Limbah cair mengacu pada semua lemak, minyak, lumpur, air pencuci, limbah deterjen, dan air kotor yang telah dibuang. Mereka berbahaya dan beracun bagi lingkungan kita, limbah cair tersebut ditemukan pada industri maupun rumah tangga. Air limbah, demikian sering disebut adalah segala limbah yang ada dalam bentuk cair.

2.  Limbah padat

Limbah padat adalah semua sisa sampah padat, lumpur, dan yang ditemukan di rumah tangga, lokasi industri, dan komersial. Empat jenis utama sampah padat adalah:

a.  Kaca dan Keramik, adalah bahan kaca dan keramik yang diproduksi oleh perusahaan untuk kebutuhan sehari-hari. Cara mengelolanya yang benar adalah harus membuangnyadengan benar supaya bisa di daur ulang.

b.  Sampah plastik, adalah segala wadah, botol, dan tas yang ditemukan di perusahaan dan rumah. Plastik tidak dapat terurai secara hayati dan sebagian besar tidak dapat didaur ulang. Jangan mencampur sampah plastik dengan sampah biasa serta yang paling untuk menanggulanginya adalah dengan mengurangi penggunaannya.

c.  Sampah kertas, adalah limbah dari semua surat kabar, bahan kemasan, kardus, dan produk kertas lainnya. Kertas dapat didaur ulang. Penting untuk bisa memisahkan dari sampah kotor lainnya yang bisa membuatnya rusak.

d.  Logam dan Kaleng, mudah ditemukan di sekitar kita karena kaleng dan logam di rumah dipakaiuntuk wadah makanan dan bahan rumah tangga dibuat dari keduanya. Sebagian besar logam dapat didaur ulang, jadi bisa memisahkannya dari sampah lain dan membawanya ke tempat daur ulang.

3.  Limbah organik

Sampah organik mengacu pada limbah daging, kebun, dan makanan busuk. Jenis sampah ini banyak ditemukan di rumah- rumah. Seiring waktu, mereka terurai dan berubah menjadi kotoran oleh mikroorganisme.

4.  Limbah daur ulang

Semua barang yang dibuang seperti logam, furnitur, sampah organik yang dapat didaur ulang termasuk dalam kategori ini.

5.  Limbah berbahaya

Limbah berbahaya mencakup bahan yang mudah terbakar, korosif, beracun, dan reaktif. Singkatnya, mereka adalah limbah yang menimbulkan ancaman signifikan atau potensial bagi lingkungan kita. Jenis limbah berbahaya khusus meliputi:

a. E-waste, adalah limbah dari peralatan listrik dan elektronik seperti komputer, telepon, dan peralatan rumah tangga. Limbah elektronik umumnya digolongkan berbahaya karena mengandung komponen beracun, misalnya PCB dan berbagai logam.

b.  Limbah Medis, berasal dari sistem perawatan kesehatan manusia dan hewan dan biasanya terdiri dari obat-obatan, bahan kimia, farmasi, perban, peralatan medis bekas, cairan tubuh, dan bagian-bagian tubuh. Limbah medis dapat menular, beracun atau radioaktif dan mengandung bakteri serta mikroorganisme berbahaya (termasuk yang kebal obat).

c.  Limbah Radioaktif, mengandung bahan radioaktif. Pengelolaan limbah radioaktif berbeda secara signifikan dari limbah lainnya.

 

3.    UPAYA MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN

Dalam etika lingkungan, pelestarian lingkungan dilakukan agar tercipta keseimbangan antara perkembangan peradaban manusia dengan pemeliharaan lingkungan. Usaha tersebut dilakukan dengan konservasi, pengolahan dan daur ulang limbah, serta penggunaan bahan kimia berbahaya sesuai dosis dan peruntuknnya.

Konservasi adalah usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharui sumber daya alam. Beberapa contoh konservasi lingkungan antara lain:

1.  Konservasi sumber daya alam hayati: perlindungan tempat hidup satwa melalui taman nasional.

2.  Konservasi tanah: reboisasi, pembuatan sengkedan, dan rotasi tanaman.

3.  Konservasi hutan: peraturan penebangan hutan.

4.  Konservasi air: pembuatan waduk.

5.  Konservasi energi: pemanfaatan sumber energi alternatif.

Selama ini aktivitas manusia telah menimbulkan banyak kerusakan dan pencemaran lingkungan. Bahkan para ahli ekologi memperkirakan bahwa kita akan makin banyak membuat kerusakan dan pencemaran lingkungan yang tidak dapat diperbaiki. Pada dasarnya terdapat tiga cara yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran serta untuk melestarikan lingkungan, yaitu secara administratif, secara teknologis, dan secara edukatif/pendidikan.

1.  Penanggulangan secara Administratif

Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain sebagai berikut:

a.  Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan       sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer.

b.  Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungan sudah terbebas dari zat-zat yang membahayakan lingkungan.

c.  Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat tertentu yang jauh dari pemukiman.

d.  Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri, Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air, sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Di dalam buku mutu udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik yang menghasilkan limbah yang melebihi standar baku mutu.

2.  Penanggulangan secara Teknologis

Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di Surabaya terdapat suatu tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut dinamakan insenerator.

3.  Penanggulangan secara Edukatif

Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, di sekolah dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan Agama. Melalui jalur pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan.

 

Pemanfaatan Limbah

1.  Pemanfaatan limbah organik

Limbah organik merupakan sisa bahan hidup seperti sampah daun, kertas, kulit, dan kotoran hewan. Karena tersusun atas bahan-bahan organik limbah jenis ini dapat mudah diuraikan oleh oraganisme pengurai. Meskipun begitu, sebenarnya limbah organik masih dapat dimanfaatkan kembali (reuse) baik dengan cara didaur ulang (recycle) maupun tanpa didaur ulang.

a.  Dengan daur ulang

Limbah-limbah organik tertentu, seperti sampah sayuran, sampah daun atau sampah ranting dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang, misalnya menjadi pupuk kompos. Selain itu, kertas bekas juga dapat didaur ulang menjadi kertas pembungkus, kertas tisu, kertas koran, dan kertas tulis.

b.  Tanpa daur ulang

Tidak semua limbah organik padat harus didaur ulang terlebih dahulu sebelum dapat digunakan kembali. Beberapa limbah pada tersebut antara lain:

1)  Ban karet bekas dapat dijadikan tempat sampah, ember, sandal, meja, atau kursi

2)  Serbuk gergaji kayu dapat digunakan sebagi media tanam jamur

3)  Kulit jagung dapat dijadikan bunga hiasan

2.  Pemanfaatan limbah anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahn tak hidup atau bahan sintetis seperti minyak bumi, sisa- sisa bahan kimia, kaleng alumunium, kasa, dan besi. Sama halnya seperti limbah organik, pada limbah anorganik pun dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang atau tanpa didaur ulang.

a.  Dengan daur ulang

Beberapa limbah anorganik seperti kaleng, alumunium, baja, pecahan botol, toples, kaca, serta botol gelas dapat dilebur dan diolah kembali.

b.  Tanpa daur ulang

Beberapa limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses daur ulang, yaitu dengan dijadikan berang- barang yang terkadang memiliki harga jual tinggi. Contohnya botol dan gelas plastik bekas kemasan air mineral dijadikan mainan anak-anak, pot tanaman, atau hiasan. Begitupun dengan pecahan kaca yang dapat dijadikan hiasan dinding atau lukisan.

Untuk limbah dari bahan berbahaya dan beracun atau yang disingkat dengan B3, sebagai sisa atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi dengan kandungan bahan berbahayadan beracun karena memiliki jumlah dan konsentrasi toxicity, reactivity, flammability, dan corrosivity yang mampu mencemari dan merusak lingkungan, serta membahayakan kesehatan manusia. Karena keberadaannya yang mengancam ekosistem di sekitarnya, limbah B3 harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak dan membahayakan.

Kurang tepat jika beranggapan limbah B3 dapat ditimbun, dibuang, atau dibakar begitu saja. Pengelolaan limbah B3 membutuhkan penanganan khusus dibandingkan limbah yang lain agar bisa mengurangi bahkan menghilangkan kadar racun di dalamnya. Adapun metode pengelolaan limbah B3 yang umum digunakan dan terbukti efektif dalam mencegah resiko terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Metode pengelolaanya dilakukan dengan:

1.  Pengelolaan Limbah B3 secara fisik

a.  Secara fisik, limbah B3 dapat diolah menggunakan 3 metodde yang berbeda. Sesuaikan dengan karakteristik limbah dan lingkungan Anda dalam memilih metode yang digunakan untuk pengelolaan limbah B3.

b.  Menyisihkan komponen, meliputi stripping, dialisa, adsorpsi, electrodialisa, kristalisasi, leaching, solvent extraction, dan reverse osmosis.

c.  Memisahkan antara padatan dengan cairan, meliputi thickening, sedimentasi, floatasi, filtrasi, koagulasi, sentrifugasi, dan klarifikasi

d.  Membersihkan gas, meliputi wet scrubbing, elektrostatik presipitator, adsorpsi karbon aktif, dan penyaringan partikel.

2. Pengelolaan Limbah B3 secara kimia

a.  Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti stabilisasi atau solidifikasi, reduksi-oksidasi, absorpsi, prolisa, penukaran ion, pengendapan, elektrolisasi, dan netralisasi.

b.  Secara keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia yang paling umum digunakan adalah stabilisasi atau solidifikasi. Sebuah proses yang memungkinkan terjadinya perubahan sifat kimia dan bentuk fisik melalui tambahan senyawa pereaksi atau bahan peningkat tertentu yang bisa digunakan untuk membatasi dan memperkecil pelarutan, penyebaran kadar atau daya racun limbah.

c.  Proses ini biasanya ditemukan pada bahan seperti termoplastik, kapur (CaOH2), serta semen.

3.  Pengelolaan Limbah B3 secara biologi

Pengelolaan limbah B3 secara biologi paling dikenal dengan sebutan viktoremediasi serta bioremediasi. Vitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan dalam proses akumulasi serta absorpsi berbagai bahan beracun dan berbahaya dari tanah. Sementara bioremediasi ialah penggunaan jenis mikroorganisme dan bakteri sebagai bahan untuk mengurai atau mendegradasi limbah B3. Kedua proses tersebut tak kalah efektif untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan oleh limbah B3. Apalagi biaya yang dibutuhkan lebih terjangkau jika dibandingkan dengan metode fisik dan kimia, meski secara praktis metode biologi juga memiliki kelemahan akibat prosedur alaminya. Jika dipakai untuk pengelolaan limbah B3 dalam jumlah besar, waktu yang dibutuhkan lebih lama. Serta penggunaan makhluk hidup di dalam proses biologi juga beresiko membawa berbagai senyawa beracun yang dibawa ke dalam rantai makanan ekosistem.

 

Etika Lingkungan

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan berupa derajat, kecerdasan, budaya, dan keyakinan terhadap penciptanya. Seiring dengan perkembangan teknologi memang telah berhasil membawa manusia untuk menaklukkan dan merajai bumi. Bila manusia mempunyai pandangan seperti kalimat di atas, akan terjadilah pengeksploitasian sumber daya alam baik hayati maupun non-hayati. Hal ini menandakan manusia bukan merupakan bagian dari lingkungan dan hal ini akan menyebabkan bencana dari alam itu sendiri.

Oleh karena itu, supaya tidak terjadi bencana alam diterapkan etika lingkungan, di mana manusia mempunyai tanggung jawab dan kewajiban melestarikan keseimbangan lingkungan baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik.



DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2020. Makhluk Hidup dan Lingkungannya Jilid 1 Untuk SMK. KemendikbudDit. PSMK.

Huda Koirul. Modul Pembelajaran SMA Perubahan Lingkungan. Mapel Biologi Kelas X. Lamongan.

www.nationalgeographic.grid.id

www.tubagus-indra.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar