a. Zat Dan Perubahannya
Besaran dan
Satuan
Besaran merupakan sesuatu yang dapat
diukur secara pasti dan dapat dinyatakan dalam angka. Besaran terbagi atas
besaran pokok, besaran turunan dan besaran pelengkap. Besaran pokok adalah
besaran yang tidak tergantung pada besaran lain dan besaran turunan adalah
besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok. Satuan berfungsi untuk
menjelaskan suatu besaran.
No |
Besaran |
Satuan |
Singkatan |
Dimensi |
1 |
Panjang |
meter |
m |
[L] |
2 |
Massa |
kilogram |
kg |
[M] |
3 |
Waktu |
sekon |
s |
[T] |
4 |
Suhu/Temperatur |
kelvin |
K |
[Ө] |
5 |
Kuat Arus Listrik |
ampere |
A |
[I] |
6 |
Intensitas Cahaya |
candela |
Cd |
[J] |
7 |
Jumlah Zat |
mol |
mol |
[J] |
Sebagian besar besaran yang digunakan
dalam fisika mempunyai satuan yang merupakan gabungan dari satuan-satuan
besaran pokok. Besaran-besaran yang demikian, yang satuannya ditentukan
berdasarkan besaran pokok disebut dengan besaran turunan. Ada banyak sekali
besaran-besaran turunan, beberapa contohnya adalah kecepatan, percepatan, gaya,
usaha, daya, dan momentum.
Dimensi
Dimensi merupakan lambang untuk
mewakili suatu besaran dan menunjukkan bahwa setiap besaran tersusun atas
besaran pokok. Dimensi suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf dan diberi
tanda kurung persegi. Dengan mengetahui dimensi dan satuan dari besaran-besaran
pokok, maka dengan menggunakan analisis dimensional dapat ditentukan dimensi
dan satuan dari besaran turunan.
Sebagai contoh, besaran luas merupakan
perkalian antara dua besaran panjang, sehingga dimensi luas dituliskan sebagai
[A] = L2. Volume yang merupakan perkalian tiga besaran panjang memiliki dimensi
[V] = L3, kecepatan yang merupakan pembagian besaran panjang dengan waktu
(jarak dibagi dengan waktu).
Jangka
Sorong
Untuk mengukur diameter luar. Putarlah
pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke dalam rahang bawah pada jangka
sorong, geser rahang hingga rahang tepat pada benda kemudian putar pengunci.
Untuk mengukur diameter dalam.
Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke dalam rahang atas
pada jangka sorong, geser rahang hingga rahang tepat pada benda kemudian putar
pengunci. Untuk mengukur kedalaman benda. Putarlah pengunci ke kiri, buka
rahang jangka sorong hingga ujung lancip jangka sorong menyentuh dasar benda,
kemudian putar pengunci.
Cara membaca jangka sorong yaitu,
pertama perhatikan skala yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah
perapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar skala nonius berimpit dengan
skala utama adalah 6 skala, artinya angaka tersebut 0,6 mm. Selanjutnya
perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur kebelakang
menunjuk angka 3,2 cm. Sehingga diameter ataupun kedalaman yang diukur adalah
3,26 cm.
Mikrometer
Sekrup
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh
kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Mikrometer terdiri dari:
1) Poros tetap
2) Poros geser/ putar
3) Skala utama
4) Skala nonius
5) Pemutar
6) Pengunci
Mikrometer sekrup berfungsi sebagai
pengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur
ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat
yang kecil. Cara menggunakan mikrometer sekrup:
1) Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
2) Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada
skala putar hingga benda dapat masuk ke rahang
3) Letakkan benda yang diukur pada rahang dan
putar kembali sampai tepat
4) Putarlah pengunci sampai skala putar tidak
dapat digerakkan dan terdengar bunyi 'klik'
Skala pada mikrometer dibagi menjadi
dua jenis
1) Skala Utama
Terdiri dari skala: 1, 2, 3, 4, 5 mm,
dan seterusnya. Dan nilai tengah: 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya.
2) Skala Putar
Terdiri dari skala 1 sampai 50. Setiap
skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm.
Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm
b.
Macam-macam Zat, Perubahan Fisika dan
Kimia
Zat atau yang dalam Bahasa Inggris
adalah matter merupakan segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Ingat
ya, syarat menempati ruang adalah memiliki massa dan volume.
Kalau tidak memiliki salah satunya
gimana?
Semua zat terdiri dari atom, yang di
dalamnya ada proton, neutron, dan elektron. Kalau kamu mau tau lebih jauh
tentang atom, baca artikel: Struktur
Atom.
Kamu pasti tau ‘kan wujud zat ada apa
aja: padat, cair, dan gas. Kita bahas satu per satu ya.
1) Zat Padat
Kalau kita lihat struktur atomnya, zat
padat memiliki struktur partikel yang paling rapat dibandingkan dengan zat
lainnya. Karena strukturnya yang rapat itulah membuat partikelnya sulit
bergerak dan posisinya tetap. Bentuk, massa, dan volume zat padat juga selalu
tetap, sehingga tidak bisa menyesuaikan wadah tempat ia ditempatkan.
Coba deh kamu perhatikan, balok kayu
atau dadu kamu tempatkan di gelas, maka bentuknya akan tetap, tidak
menyesuaikan bentuk gelasnya.
2) Zat Cair
Selanjutnya ada zat cair. Partikel zat
cair ini dikemas lebih longgar dibandingkan zat padat, pergerakan antar
partikelnya juga lebih leluasa. Itulah mengapa zat cair bisa menyesuaikan
dengan bentuk wadahnya.
Contohnya begini, kamu menuangkan air
mineral dari galon ke dalam botol, maka air akan menyesuaikan bentuk botolmu.
Kemudian, kamu tuangkan lagi air tersebut ke dalam gelas, maka air akan
menyesuaikan bentuk gelas.
3) Zat Gas
Terakhir adalah zat gas. Zat inilah
yang memiliki partikel paling rendah dibandingkan kedua zat lainnya. Partikel
yang sangat rendah itu membuat gas tidak memiliki bentuk atau volume yang
pasti. Nah, kalau gas tidak dibatasi, tentu saja partikelnya akan menyebar
tanpa batas. Ketika gas dibatasi atau dimasukkan dalam suatu wadah atau ruang,
maka gas akan mengembang mengisi wadahnya. Contohnya ketika kamu sedang meniup
balon, maka gas akan mengisi ruang balon dan membuat balon mengembang.
Pada perubahan wujud zat, kita
mengenal dua jenis perubahan zat, yaitu perubahan fisika dan kimia. Apa
perbedaan keduanya? Perlu kamu ingat, bahwa pada perubahan fisika itu dapat
dilihat dan diamati perubahannya dari keadaan fisiknya. Sedangkan pada
perubahan kimia, yang dapat dilihat dan diamati adalah perubahan kimianya.
Untuk lebih jelasnya, yuk baca penjelasan di bawah ini!
a) Perubahan
Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan yang
hanya bisa dilihat dari tampilan fisiknya atau penampakan luarnya, jadi ia
tidak mengubah komposisi kimianya. Perubahan fisika memiliki sifat bisa dilihat
dan diamati dari luar. Sifat fisika lainnya adalah ketika zat tersebut telah
berubah, maka dapat kembali ke keadaan semula.
Kita ambil contoh es batu yang telah
mencair, ia akan bisa berubah lagi menjadi es batu ketika kamu memasukkannya ke
dalam freezer.
Contoh perubahan fisika terjadi pada
proses membeku, menyublim, mencair, menguap, mengkristal, dan mengembun. Bisa
kamu lihat pada diagram di bawah ini.
Nah, dari diagram di atas kita bisa
lihat bahwa proses perubahan wujud zat dari cair menjadi gas disebut menguap.
Contoh perubahan fisika ketika kamu merebus air dan menyemprotkan pengharum
ruangan. Perubahan lainnya adalah ketika zat padat menjadi cair yang disebut
dengan proses mencair. Contohnya es batu yang dibiarkan di udara terbuka dengan
suhu ruangan, lama-lama es batu tersebut akan mencair.
Kenapa proses di atas tidak dinamakan
perubahan kimia? Tentu saja, karena tidak ada perubahan kimia di sana. Komponen
kimia yang terkandung pada zat masih tetap sama. Contohnya merebus air.
Komponen kimia air adalah H2O. Ketika terjadi proses penguapan air, komponennya
tetap sama, yaitu H2O → H2 dan O2. Oleh sebab itu, proses merebus air bukan
termasuk perubahan kimia.
b) Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan
bentuk dan ukuran zat yang menghasilkan zat baru. Perubahan kimia menyebabkan
substansi atau komposisi penyusun suatu zat berubah menjadi rumus kimia yang
baru. Dengan berubah menjadi rumus kimia yang baru, berarti ada yang namanya
reaksi kimia. Nah, perubahan kimia juga biasa disebut sebagai reaksi kimia.
Contoh reaksi kimia, unsur suatu
reaksi disebut sebagai reaktan, sedangkan hasil akhirnya disebut produk. Dari
gambar di atas, bisa kita lihat bahwa telah terjadi perubahan reaksi kimia.
Campuran hidrogen dan oksigen ternyata akan menjadi air.
Contoh perubahan kimia antara lain:
1) Pembusukkan makanan atau buah-buahan, ini
terjadi ketika buah kita biarkan terlalu lama, maka akan mengalami pembusukan
yang ditandai dengan perubahan tampilan (warna, tekstur) dan perubahan bau.
Perubahan tersebut menunjukkan adanya perubahan zat baru.
2) Memasak, memanggang, atau memanaskan gula
menjadi karamel. Ketiganya dikatakan sebagai perubahan kimia, karena terdapat
banyak molekul yang akan berubah. Misalnya ketika menggoreng tempe, tempe
matang ditandai dengan warnanya yang berubah menjadi coklat. Perubahan warna
itu akibat adanya ikatan-ikatan karbon pada bahan makanan tersebut.
3) Pelapukan kayu. Coba deh kamu amati kalau kayu
terus- menerus ditetesi air hujan bisa menyebabkan kayu tersebut rapuh/lapuk.
Hal ini dikarenakan adanya kenaikan tingkat keasaman pada kayu, sehingga kayu
menjadi lapuk.
4) Pembakaran. Proses pembakaran akan menghasilkan
zat baru, yaitu abu. Contohnya kertas, ketika kertas dibakar, maka akan menjadi
abu. Sedangkan dari abu sudah tidak bisa lagi menjadi kertas.
5) Besi berkarat. Ini terjadi karena besi bereaksi
terhadap cuaca, suhu, oksigen, dan air.
Contoh-contoh di atas menyebabkan
komponen kimia penyusun zat berubah. Selain itu, ketika zat telah berubah
menjadi suatu zat yang baru, maka ia tidak akan bisa berubah menjadi keadaan
semula. Kita ambil contoh pada besi yang berkarat. Yuk, tonton video berikut
ini untuk mengetahui kenapa kok besi bisa berkarat.
Ciri-ciri perubahan kimia lainnya
adalah adanya perubahan warna. Nah, kalau kamu melihat adanya perubahan warna
pada suatu zat, maka dapat dikatakan itu termasuk perubahan kimia. Gak percaya?
Coba kamu lihat apel yang membusuk atau yang dibiarkan begitu saja di udara
terbuka setelah kamu gigit, maka akan terjadi perubahan warna menjadi
kecokelatan pada apel yang telah digigit tadi. Hal itu biasa disebut dengan
oksidasi. Tapi lain halnya ketika kamu melakukan pengecatan pada mobil atau
dinding ya, itu bukan merupakan perubahan kimia, melainkan perubahan fisik.
Karena perubahannya bisa dilihat, dan tidak ada perubahan komponen kimia selama
prosesnya.
c.
Mengenal 3 Klasifikasi Materi
Materi adalah segala sesuatu yang
memiliki massa dan volume. Oleh karena memiliki volume, maka materi juga menempati
ruang tertentu. Berdasarkan sifat kimianya, materi dibagi menjadi beberapa
golongan atau lebih dikenal sebagai klasifikasi materi. Ini meliputi unsur,
senyawa dan campuran.
1)
Unsur
Unsur adalah zat yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana. Contoh dari unsur adalah
emas, aluminium, besi, tembaga, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat fisika dan sifat
kimianya, unsur-unsur dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu unsur logam, unsur
non logam (bukan logam), dan unsur metaloid (unsur semi logam).
a) Unsur Logam
Adalah unsur-unsur yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
-
wujud zat pada suhu kamar (25oC) adalah padat, kecuali raksa dan
sesium berbentuk cair
-
bersifat konduktor atau penghantar listrik yang baik
-
mengkilap jika digosok
-
dapat ditempa dan dapat diregangkan
Contoh unsur logam adalah aluminium,
besi (ferrum), emas (aurum), tembaga (cuprum), perak (argentum), dan raksa
(hydrargirum).
b) Unsur Non
Logam
Adalah unsur-unsur yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
-
Pada suhu kamar, wujud zat ada yang berbentuk zat padat, zat cair,
dan gas
-
Unsur yang berupa zat pada umumnya rapuh atau getas (mudah patah),
contohnya karbon
-
Bersifat isolator atau tidak menghantarkan listrik, kecuali grafit
atau karbon, dan tidak mengkilap meskipun digosok, kecuali intan
Beberapa contoh unsur non logam adalah
hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon, belerang, fosfor, klorin, iodin, dan
helium.
c) Unsur
Semilogam (Metaloid)
adalah unsur-unsur yang mempunyai
sifat peralihan dari logam ke non logam sehingga mempunyai sebagian sifat logam
maupun sifat non logam. Unsur ini umumnya bersifat semikonduktor, sehingga
banyak digunakan sebagai bahan pembuat komponen elektronik seperti transistor,
IC dan dioda. Contoh unsur metaloid adalah silikon, boron, dan arsen.
2)
Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang dapat
diuraikan menjadi dua buah unsur atau lebih secara kimia. Contoh senyawa adalah
Air (H2O), garam dapur (NaCl), Asam cuka (CH3COOH), dan lain-lain. Jenis-jenis
senyawa:
a) Senyawa Asam
Asam adalah suatu senyawa yang
memiliki tingkat keasaman di bawah 7 (<7). Senyawa asam dapat mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah. Suatu zat bersifat asam jika memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:
-
Rasanya asam
-
Dapat mengubah warna lakmus biru menjadi merah
-
Biasanya, asam mineral bersifat korosif karena dapat mengiritasi
dan merusak jaringan kulit serta melubangi benda yang terbuat dari kayu atau
kertas jika konsentrasinya pekat
-
Larutan asam dapat bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen
dan larutan garam
b) Senyawa Basa
Basa adalah senyawa yang memiliki
tingkat keasaman di atas 7 (>7). Senyawa basa dapat membuat kertas lakmus
merah menjadi biru. Zat yang bersifat basa dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya sabun mandi, detergen, pasta gigi, pemutih, dan lain
sebagainya. Zat yang bersifat basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-
Pahit dan licin di kulit
-
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
-
Dapat menetralkan sifat asam
-
Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit.
c) Garam
Garam adalah senyawa yang dibentuk
dari reaksi antara larutan asam dan basa. Garam berwujud padatan kristal yang
diperoleh dari penguapan air laut berasal dari larutan garam yang bercampur
dengan air laut dan mineral lainnya yang terdapat di dalam air laut. Karena
mengalami penguapan, air laut yang semula berwujud cair akan menguap dan yang
tertinggal hanya butiran garamnya saja yang berwujud padat kristal. Garam
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-
Larutan garam dapat menghantarkan listrik
-
Garam memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi
-
Umumnya, garam dapat larut dalam air
-
Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit
-
Biasanya, garam dapat larut dalam air
-
Garam dapat bersifat asam, basa, atau netral. Sifat tersebut
tergantung pada zat pembentukannya
d) Indikator
Asam Basa
Indikator adalah bahan atau alat yang
digunakan untuk mengenali sifat suatu senyawa (asam, basa, atau netral).
Indikator asam basa terdiri atas dua jenis, yaitu indikator alami dan indikator
buatan:
- Indikator
Alami
Indikator alami dapat diperoleh dari
bagian tumbuhan berwarna, dapat berupa bunga, daun, buah, biji, atau akarnya.
Contohnya, kunyit, bunga sepatu, kulit manggis, dan lain-lain.
- Indikator
Buatan
Indikator buatan terdiri dari berbagai
jenis, yaitu kertas lakmus, kertas indikator universal, larutan indikator, dan
pH meter. Alat tersebut juga mudah dipakai dan dibawa ke mana- mana.
3)
Campuran
Suatu zat atau materi yang terbentuk
dari penggabungan dua buah zat tunggal atau lebih dengan perbandingan yang
tidak tetap. Contoh: air dan gula, air dan garam, air dan pasir, dan lain-lain.
a) Campuran Homogen
Campuran yang homogen disebut dengan
larutan, contohnya: campuran air dan gula.
b) Campuran Heterogen
Campuran heterogen adalah campuran
antara dua jenis atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya masih bisa
dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Contohnya campuran antara
serbuk besi dengan pasir, campuran antara air dan minyak.
Campuran heterogen dibagi menjadi dua
yaitu:
-
Suspensi, yang merupakan campuran heterogen di mana
partikel-partikelnya akan terlihat dengan mata telanjang
-
Koloid, yakni campuran dua macam zat atau lebih yang bersifat
antara larutan dan suspensi. Dilihat sepintas koloid tampak homogen, tetapi
jika dilihat dengan mikroskop ultra bersifat heterogen.
Metode
Pemisahan Campuran
Ada beberapa metode yang digunakan
untuk memisahkan campuran berdasarkan sifat fisikanya, yaitu sebagai berikut:
1) Metode Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan adalah metode yang
digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut dalam cairan
dengan melewatkannya pada saringan berpori. Umumnya campuran disaring
menggunakan kertas saring yang ditaruh dalam corong gelas.
2) Pengkristalan (Kristalisasi)
Kristalisasi adalah cara pemisahan
campuran antara zat padat terlarut dalam larutan dengan cara menguapkan
pelarutnya. Contoh pemisahan campuran dengan cara kristalisasi yaitu membuat
garam dapur dari air laut, membuat gula tebu dari tebu, dan membuat kembang
gula (permen) dari gula tebu.
3) Penyubliman (Sublimasi)
Sublimasi adalah cara pemisahan
campuran antara zat padat dengan zat padat yang mudah menyublim. Pemisahan
campuran dengan cara sublimasi dapat digunakan untuk memisahkan atau memurnikan
zat-zat yang dapat menyublim seperti kapur barus, iodin, kafein, dan naftalena.
4) Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan
campuran berdasarkan perbedaan koefisien difusi atau kecepatan perambatan dari
komponen-komponen zat dalam suatu medium tertentu. Pada kromatografi,
komponen-komponen zat akan dipisahkan antara dua buah fase, yaitu fase diam dan
fase gerak.
5) Penyulingan (Distilasi)
Distilasi adalah proses pemisahan
campuran antara cat cair dengan zat cair berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Proses distilasi dilakukan dengan cara memanaskan labu distilasi yang berisi
campuran secara perlahan-lahan sampai suhunya di atas suhu didih zat cair yang
dipisahkan. Zat cair yang titik didihnya lebih rendah akan terpisah lebih dulu
dibanding zat cair yang titik didihnya lebih tinggi.
d.
Pengertian, Manfaat & Cara Pembuatan
Biogas
Pengertian
Biogas
Biogas adalah gas yang dapat
dihasilkan dari fermentasi faeces (kotoran) ternak, misalnya sapi, kerbau,
babi, kambing, ayam, dan lain- lain dalam suatu ruangan yang disebut digester.
Komponen utama biogas adalah gas methan, di samping gas-gas lain.
Komponen-komponen
Biogas
No |
Nama Gas |
Rumus Kimia |
Jumlah |
1 |
Gas methan |
CH4 |
54% - 70% |
2 |
Karbon dioksida |
CO2 |
27% - 45% |
3 |
Nitrogen |
N2 |
3% - 5% |
4 |
Hidrogen |
H2 |
1% - 0% |
5 |
Karbon monoksida |
CO |
0,1% |
6 |
Oksigen |
O2 |
0,1% |
7 |
Hidrogen Sulifida |
H2S |
Sedikit |
Prinsip
Kerja Pembentukan Biogas
Pengumpulan faeces ternak ke dalam
suatu tangki kedap udara yang disebut digester (pencerna). Di dalam digester
tersebut, kotoran dicerna dan difermentasi oleh bakteri yang menghasilkan gas
methan serta gas-gas lain. Gas yang timbul dari proses ini ditampung di dalam
digester. Penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga dapat
disalurkan ke rumah dengan pipa. Gas yang dihasilkan tersebut dapat dipakai
untuk memasak dengan mengunakan kompor gas atau untuk penerangan dengan
menggunakan lampu petromaks sesuai dengan bahan bakar gas tadi. Gas yang
dihasilkan ini sangat baik untuk pembakaran karena mampu menghasilkan panas
yang cukup tinggi, apinya berwarna biru, tidak berbau, dan tidak berasap.
Pembuatan biogas dari kotoran ternak
tidak menghilangkan
manfaat lain sebagai pupuk kandang.
Sebaliknya pupuk yang dihasilkan justru menaikkan kandungan bahan organik
sehingga pupuk kandang yang dihasilkan lebih baik. Pupuk tersebut terbentuk
dari sisa proses fermentasi faeces tadi yang memang harus dikeluarkan secara
berkala agar tidak terjadi endapan padat yang dapat mengganggu proses
pembentukan biogas. Di samping itu, untuk menjaga proses fermentasi dapat
berjalan dengan baik, maka setiap hari harus dilakukan pengadukan.
Manfaat
Pembuatan Biogas dari Kotoran Ternak
1) Gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk
menganti kayu bakar yang tidak menimbulkan jelaga dan asap sehingga peralatan
dan uang dapur tetap bersih. Ditinjau dari segi kesehatan tidak akan terjadi
rasa pedih di mata dan sesak napas akibat asap.
2) Limbah digester biogas, baik yang padat maupun
yang cair dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Limbah padat sangat baik
untuk pupuk karena pemrosesan pupuk lebih sempurna dari pada pupuk kandang yang
ditumpuk di tempat terbuka. Pupuk yang dihasilkan dari digester ini juga dapat
berfungsi memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan mempunyai daya
pengikat air yang tinggi. Limbah cair dapat pula dimanfaatkan untuk menyiram
tanaman karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
3) Kesehatan dan kebersihan lingkungan terjamin
karena semua kotoran ternak langsung dimasukkan ke digester sehingga parasit-
parasit seperti cacing pita, cacing hati dan lain-lain akan hancur di dalam
digester. Di simping itu, ruang digester ini akan mengurangi bau yang menyengat
dari kotoran ternak.
Proses
Pembuatan Instalasi Biogas
Sebelum pembuatan instalasi biogas,
telebih dahulu harus ditentukan terlebih dahulu kapasistas alat yang akan
dibuat. Hal ini penting dilakukan sebagai dasar untuk menentukan ukuran
peralatan yang paling tepat. Perhitungan kapasitas alat didasarkan pada jumlah
ternak dan faeces yang dihasilkan dengan perhitungan sebagai berikut:
1) Tiap ekor sapi menghasilkan 2 ember kotoran per
hari
2) Kotoran perlu diencerkan dengan 3 ember air
3) Volume ember = 10 liter
4) Jumlah ternak yang diusahakan misalnya 4 ekor
sapi
5) Lamanya proses pembentukan gas (fermentasi)
sekitar 30 hari.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka
setiap hari yang dimasukkan ke dalam digester adalah 2+3 ember = 5 ember atau
50 liter campuran faeces dan air untuk tiap ekor sapi.
Bila lamanya pembentukan gas 30 hari,
maka tiap ekor sapi membutuhkan ruang digester 30 x 50 liter = 1.500 liter.
Dapat dibuat rumus sebagai berikut:
Vd =
Volume tangki pencerna
Sd =
jumlah masukan perhari = jumlah kotoran + air
RT =
retention time = lama pencernaan
Penentuan lokasi digester merupakan
hal penting. Dasar untuk penentuan lokasi paling ideal adalah dekat dengan
sumber bahan baku berupa faeces, jadi sebaiknya dekat dengan kandang ternak
yang akan dimanfaatkan faecesnya, dekat dengan sumber air dan persediaan yang
cukup untuk bahan pengencer kotoran ternak, diusahakan lokasi biogas tidak
terlalu jauh dari dapur. Sebaiknya jarak dengan dapur kurang dari 100 m.
Bagian utama dari instalasi biogas
adalah digester. Digester adalah tempat memproses kotoran ternak menjadi gas.
Ada beberapa macam digester biogas berdasarkan bahan pembuatannya yaitu:
1) Digester Permanen
Digester ini terbuat dari bahan
permanen yaitu batu bata dan semen.
a) Kelebihan digester permanen ini adalah:
-
bahan tahan lama (bisa lebih dari 20 tahun) kokoh, kuat, dan tahan
cuaca
-
mudah dioperasikan
-
perawatan mudah dibandingkan tipe lainnya
-
lebih efisien
b) Kekurangannya adalah:
-
tidak dapat dipindah-pindahkan
-
pembangunannya harus teliti (tidak boleh ada lubang sebesar satu
jarum pun)
-
biaya kontruksi mahal
2) Digester Tidak Permanen
Digester ini berasal dari bahan
plastik atau fiber.
a) Kelebihan digester ini:
-
harganya murah
-
bisa dipindahkan
b) Kekurangannya:
-
kapasitasnya keci
-
tidak tahan lama
-
pengoprasiannya lebih sulit
Pengoperasian
Alat
Sebelum dipakai perlu dilakukan pengujian
kebocoran terhadap alat. Sebelum mulai mengoperasikan instalasi biogas, kita
perlu mengetahui hal-hal yang mempengaruhi proses pembentukan biogas. Hal ini
penting sebagai pedoman dalam pengoperasian alat dan kegiatan harian yang harus
dilakukan agar diperoleh hasil gas yang memenuhi syarat.
Faktor
yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas
1) Bahan baku isian (faeces) yang mempunyai ratio/
perbandingan C/N (Carbon banding Nitrogen) yang tinggi akan lebih banyak
menghasilkan gas. Contoh: kotoran kuda dan babi yang mempunyai ratio C/N
tinggi, lebih banyak menghasilkan gas dari pada kotoran sapi dan kerbau. Sedang
kotoran sapi dan kerbau lebih banyak menghasilkan gas dibandingkan kotoran ayam
dalam jumlah yang sama.
2) Kadar keasaman atau pH yang optimal berkisar
antara 6 - 8. Untuk pengukuran pH menggunakan alat yang disebut pH meter atau
kertas lakmus yang dapat dibeli di apotek.
3) Temperatur optimal yang dikehendaki sekitar 35o
C. Untuk memperoleh kondisi ini digester ditempatkan di daerah yang mendapat
sinar matahari langsung.
4) Perlu dilakukan pengadukan agar tidak terjadi
kerak (scum) di lapisan atas atau permukaan cairan yang menyebabkan produksi
menurun.
Langkah
kerja pengoperasian alat
1) Masukkan faeces ke dalam bak digester, singkirkan
benda-benda keras, misalnya batu, kerikil, potongan kayu, dan lain-lain yang
dapat mengganggu proses. Agar pemasukan faeces berjalan lancar, perlu dibantu
dengan sekop atau cangkul dan menyiramkan air dengan ember (Jawa:
menggelontor). Volume air yang masuk ke dalam digester sekitar 3 ember setiap
memasukkan 2 ember faeces atau dengan perbandingan volume faece: volume air = 2
: 3.
2) Gas mulai terbentuk pada hari kesepuluh. Gas
yang terbentuk pada hari ke-10 hingga hari ke-20 harus dibuang karena masih
bercampur dengan oksigen dari ruang penampung gas. Campuran gas metan dan udara
dalam kadar 5%-14% bila dibakar akan meledak. Setiap kali dilakukan pembuangan
faeces dari bak penampungan gas, lebih-lebih pembuangan gas pertama, di sekitar
lokasi tidak boleh ada api sekalipun hanya api rokok, karena api tersebut dapat
membakar gas yang keluar. Maka, disarankan saat melakukan pekerjaan ini untuk
tidak merokok.
3) Sejak hari ke- 21 gas yang dihasilkan sudah
dapat digunakan untuk kompor dan penerangan. Alirkan gas ke kompor gas dengan
membuka keran atau gas yang dihasilkan ini ditampung terlebih dahulu ke dalam
tangki gas selanjutnya dimanfaatkan untuk menyalakan kompor gas atau
penerangan. Besar kecil tekanan gas dapat diatur dengan memberi beban atau
tekanan pada bak penampung gas. Dalam peralatan yang dibuat ini beban tersebut
berupa rantai pengikat yang dapat dikencangkan atau dikendorkan.
Kegiatan
Harian
Kegiatan yang perlu dilakukan secara
rutin setiap hari agar diperoleh gas yang berkesinambungan dan hasil yang
maksimal adalah sebagai berikut:
1) Penambahan umpan kotoran
Kotoran yang akan dimasukkkan ke dalam
digester diencerkan dengan air. Untuk kotoran sapi dan kerbau dengan
perbandingan volume air : kotoran = 3 : 2. Sedangkan untuk kotoran babi,
kambing, dan ayam yang relatif lebih kering, maka harus lebih banyak airnya,
yakni dengan perbandingan 2 : 1. Bila terjadi keterlambatan dalam pengisian bak
digester ini, tidak perlu diberikan umpan ekstra (tambahan) kecuali bila
terlambat lebih dari 1 minggu barulah diberi ekstra secukupnya.
2) Pengadukan
Pengadukan campuran dalam bak digester
dilakukan setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar pembentukan gas tidak menurun
akibat terbentuknya kerak di permukaan cairan
3) Perawatan Saluran Pengeluaran
Setiap hari penambahan umpan ke dalam
ruang digester akan menyebabkan terjadinya luapan di saluran keluaran. Hal ini
dapat mengakibatkan penyumbatan pada saluran ini. Oleh karena itu, setiap hari
perlu dilakukan perawatan dengan cara membersihkan limbah pengeluaran. Limbah
pengeluaran ini, baik yang berbentuk padat maupun cair, merupakan pupuk kandang
yang sangat baik.
Keuntungan
Menggunakan Biogas
1) Relatif aman karena gas yang digunakan
bertekanan kecil, sehingga resiko meledak sangat kecil
2) Pemanfaatan kotoran ternak menjadi lebih
optimal
3) Limbah yang dihasilkan menjadi tidak berbau
4) Limbah yang dihasilkan langsung bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk organik
5) Sebagai alternatif untuk mengatasi krisis
energi
DAFTAR
PUSTAKA
Achdiansyah, Yan Muhammad. 2017.
Energi Terbarukan danDampaknya Terhadap Lingkungan. Diakses 23 Juli 2021 https://icare-indonesia.org/energi-terbarukan-dan-dampaknya terhadap-lingkungan.
Andri, 2014. Macan-macam sumber energi
terbarukan dan takterbarukan. Diakses 23 Juli 2021 https://benergi.com/macam
macam-sumber- energi-terbarukan-dan-tak-terbarukan.
Budiyanto, Joko. 2009. Mudah dan Aktif
Belajar Fisika untuk Kelas XII SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan. Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Foster, Bob. 2003. Terpadu Fisika SMU
Jilid 2B Semester 2. Bandung: Erlangga.
Kanginan, Bob. 2003. Fisika untuk
SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 2018. Fisika untuk
SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Intan Pariwara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar